Chereads / I Am The Serpent Syndicate (Mafia) / Chapter 2 - Bab 2: Bayangan yang Tidak Terlihat

Chapter 2 - Bab 2: Bayangan yang Tidak Terlihat

Raven mengikuti Kara memasuki ruang bawah tanah yang tersembunyi di jantung markas The Serpent Syndicate. Pintu baja besar bergeser dengan suara berderit, membuka jalan ke ruang yang gelap dan penuh dengan aktivitas. Di dalamnya, ada peta besar Argenthalis yang menutupi seluruh dinding, dengan pin dan benang yang terhubung seperti sarang laba-laba. Dokumen-dokumen berserakan di meja, dan alat-alat komunikasi canggih berdengung dengan suara rendah.

"Ini adalah tempat di mana kekuatan sejati kita berada," kata Kara sambil melangkah ke tengah ruangan. Dia menatap Raven dengan tatapan tajam. "Orang-orang melihat kita sebagai mafia, tetapi ini… ini adalah inti dari semuanya. Jaringan mata-mata kita."

Raven memperhatikan dengan takjub. Di sekitar ruangan, pria dan wanita bekerja tanpa henti. Beberapa mencatat laporan, yang lain berbisik di depan perangkat komunikasi. Mereka semua tampak sangat terampil, seperti roda-roda dalam mesin besar yang bergerak sempurna.

"Siapa mereka?" tanya Raven, menunjuk ke arah seorang wanita muda yang sedang mengurai benang merah di peta besar.

"Mereka adalah telinga dan mata kita," jawab Kara. "Mereka adalah bayangan yang bergerak tanpa terlihat. Jika kamu ingin menjadi seperti mereka, kamu harus belajar bagaimana menjadi tidak terlihat."

"Ara!"

Kara memanggil seorang wanita dengan rambut hitam panjang yang diikat rapi. Matanya tajam seperti elang, memancarkan kepercayaan diri yang dingin. Dia berjalan dengan langkah ringan namun tegas, seperti seseorang yang tahu dirinya berkuasa di tempat itu.

"Zara Blackthorn," kata Kara, memperkenalkannya. "Dia adalah kepala jaringan mata-mata kita. Tidak ada informasi yang masuk atau keluar tanpa sepengetahuannya."

Zara mengulurkan tangan kepada Raven, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Raven Seryn," katanya sambil menilai pemuda itu dari kepala hingga kaki. "Kita akan lihat apakah kamu memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi bayangan."

-_-_-_-

Zara membawa Raven keluar dari markas ke distrik perdagangan di Stormreach. Distrik itu ramai dengan pedagang yang berteriak menawarkan barang dagangan mereka, pembeli yang tawar-menawar, dan warga biasa yang berlalu-lalang. Di tengah keramaian itu, Zara memulai pelajaran pertamanya.

"Pelajaran pertama adalah menjadi tak terlihat di tengah keramaian," kata Zara. Dia menunjuk ke seorang pedagang tua yang menjual kain sutra. "Lihat orang itu. Apa yang bisa kamu pelajari darinya hanya dengan mengamati?"

Raven memandang pedagang itu dengan saksama. Pria tua itu tampak ramah, tetapi ada sesuatu dalam cara dia berbicara yang membuat Raven curiga.

"Dia gugup," kata Raven akhirnya. "Dia terlalu banyak tersenyum, dan tangannya gemetar saat memberikan barang."

Zara tersenyum puas. "Bagus. Dia menyembunyikan sesuatu. Sekarang, mari kita cari tahu apa itu."

Mereka mengikuti pedagang itu dengan hati-hati, menjaga jarak tetapi tetap cukup dekat untuk tidak kehilangan jejak. Pedagang itu berjalan melewati lorong-lorong sempit hingga tiba di sebuah rumah kecil yang tersembunyi di sudut distrik. Zara memberi isyarat kepada Raven untuk mendekat.

"Gunakan ini," katanya sambil menyerahkan sebuah perangkat kecil berupa lingkaran logam tipis. "Letakkan di bawah pintu."

Raven melakukannya dengan hati-hati, memastikan tidak ada suara yang mencurigakan. Perangkat itu memperbesar suara dari dalam ruangan, memungkinkan mereka mendengar percakapan rahasia.

"Barang itu harus sampai ke tangan mereka malam ini," suara pedagang terdengar samar. "Jika tidak, para Gangster itu tidak akan segan-segan membunuhku."

Raven menatap Zara dengan mata membelalak. "Dia bekerja untuk The Rustfangs?"

Zara mengangguk. "Informasi kecil ini mungkin tampak sepele, tetapi dengan informasi ini, kita tahu bahwa The Rustfangs memiliki jalur penyelundupan baru di distrik ini. Ini bisa menjadi celah bagi kita untuk mengeksploitasi."

-_-_-_-

Keesokan harinya, Zara membawa Raven ke tempat pelatihan khusus di markas mereka. Tempat itu dipenuhi oleh berbagai rintangan yang dirancang untuk melatih seseorang agar bisa bergerak tanpa terdeteksi.

"Menjadi bayangan tidak hanya tentang menghilang secara fisik," kata Zara. "Ini tentang menghapus keberadaanmu dari pikiran orang lain."

Raven akan menjalani berbagai latihan, mulai dari bergerak melalui lorong sempit tanpa menimbulkan suara hingga mempelajari cara bersembunyi di tempat terbuka. Zara menunjukkan teknik-teknik yang membuat Raven kagum.

"Perhatikan gerakan ini," kata Zara sambil berjalan melewati lorong yang penuh dengan cermin. Dalam sekejap, dia menghilang dari pandangan.

Raven berusaha menirunya, tetapi gagal berkali-kali. Zara bersabar, memberikan arahan yang jelas dan mendorong Raven untuk terus mencoba. Setelah beberapa jam, Raven akhirnya berhasil menyelinap melalui lorong tanpa terlihat.

"Tidak buruk," kata Zara dengan nada bangga. "Tapi kamu masih memiliki banyak hal untuk dipelajari."

-_-_-_-

Latihan berikutnya adalah seni manipulasi. Zara mengajarkan Raven cara mendapatkan informasi dari seseorang tanpa mereka sadari.

Malam itu, Zara mengajak Raven untuk pergi ke gerbang timur berada wilayah provinsi selatan, Stormreach. Sebuah gerbang yang terbuat dari baja dan batu yang terlihat begitu besar dan kuat.

Mereka mendekati seorang penjaga gerbang kerajaan yang dikenal suka berbicara terlalu banyak. Zara memberi Raven tugas untuk membuat penjaga itu mengungkapkan informasi tanpa curiga.

Dengan tenang, Raven berjalan mendekati salah satu penjaga gerbang. Penjaga itu terlihat agak besar, dengan kumis yang tebal di wajahnya.

"Selamat malam, Tuan!" sapa Raven dengan santai.

"Selamat malan juga, anak muda!" jawab penjaga itu ketika melihat Raven. "Ada apa, anak muda? Kamu mau pergi keluar?"

"Tidak-tidak," jawab Raven dengan memasang wajah santainya. "Aku hanya ingin sedikit mengobrol denganmu saja."

"Oh," jawab penjaga itu dengan senang. "Ayo-ayo, temani orang tua ini mengobrol. Kebetulan aku sedang bosan hari ini, hahaha."

Raven memulai percakapan dengan santai, bertanya tentang keluarganya dan pekerjaannya. Ketika penjaga mulai merasa nyaman, Raven perlahan mengarahkan pembicaraan ke hal-hal yang lebih sensitif.

"Jadi, apa yang membuat pekerjaanmu sulit belakangan ini?" tanya Raven dengan nada santai.

Penjaga itu menghela napas. "Oh, kamu tahu, hanya masalah biasa. Tapi ada desas-desus tentang The Rustfangs yang mencoba menyelundupkan sesuatu melalui gerbang timur."

Raven menahan senyum. Informasi itu kecil, tetapi cukup untuk membuka pintu ke peluang baru.

"Itu seperti masalah yang cukup serius." Jawab Raven dengan akting khawatir. "Oh, aku permisi dulu. Aku sepertinya membuang waktumu terlalu lama Tuan."

"Oh, silakan, datang lagi lain kali, anak muda." Kata penjaga itu dengan tersenyum.

Raven kemudian memberikan beberapa lembar uang kepada penjaga itu, lalu berjalan menjauhi penjaga itu yang tersenyum melihat uang yang diberikan Raven.

"Kamu memiliki bakat," kata Zara setelah mereka meninggalkan penjaga itu. "Tapi ingat, manipulasi seperti ini membutuhkan kesabaran. Jangan pernah terburu-buru, dan jangan pernah menunjukkan terlalu banyak minat."

-_-_-_-

Raven mulai memahami bagaimana jaringan mata-mata bekerja. Dia belajar bahwa informasi tidak hanya dikumpulkan, tetapi juga harus dikelola dengan hati-hati.

Di markas, Zara menunjukkan cara menyusun informasi dalam pola yang membuatnya lebih mudah dipahami. Dia juga mengajarkan Raven cara menyebarkan informasi palsu untuk menyesatkan musuh.

"Kita adalah bayangan yang membentuk dunia ini," kata Zara. "Dengan informasi, kita bisa menggerakkan kerajaan tanpa pernah terlihat."

Raven merasa semakin yakin dengan perannya. Dia mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda, memahami bahwa kekuatan sebenarnya tidak selalu ada di tangan mereka yang terlihat, tetapi di tangan mereka yang bergerak di balik layar.