Happy reading.
Part 4 :"Semua Pergi."
Yuzuru sampai di flatnya yang berlantai dua tepat pukul 19.00.
Jarak dari Rumah sakit tempat dia bekerja hingga sampai di gang flatnya hanya beberapa blok saja.
Jika berjalan santai dalam duapuluh menit dia akan sampai.
Pada malam biasa,jalanan sangat ramai,Yuzuru biasa berjalan sendiri menyusuri trotoar di samping jalan besar sambil melihat keramaian kota,kemudian dia akan berbelok ke kanan menuju jalanan yang menurun,lalu berbelok lagi menuju gang kecil baru dia akan sampai di flatnya.
Meski jalan depan gangnya kecil,tapi masih bisa dilalui mobil.
Yuzuru pun memiliki mobil kecil yang hanya dia pakai jika dia ingin pergi yang agak jauh.
Tapi jika untuk bekerja dia memilih berjalan kaki saja,menikmati kesendiriannya.
Yuzuru tinggal bersama pamannya sejak usianya sepuluh tahun.
Melihat kepergian ayah dan ibunya di tengah malam dengan keadaan yang begitu terburu-buru.
Katanya harus bekerja malam itu juga dan berjanji akan selalu mengirim kabar.
Yuzuru memandang kepergian ayah dan ibunya dengan perasaan yang tidak bisa diuraikan.
Pamannya yang berdiri di sampingnya,mengantarkan kepergian mereka hanya terdiam.
Mereka berbicara dengan suara yang pelan.
Yuzuru tidak memahami apa yang mereka bicarakan.
Seorang pembantu rumah tangga,menggandengnya kedalam,berbicara lembut kepadanya untuk kembali tidur.
Sepanjang sisa malam itu,Yuzuru tidak bisa tidur hingga dinihari.
Hatinya sangat sedih juga gelisah.
Dia merasa bahwa segala sesuatunya sedang tidak baik-baik saja.
Selang tiga hari,Yuzuru dan pamannya yang seorang dokter itu,melakukan perjalanan juga,menaikki pesawat terbang dan akhirnya tinggal di kota Kyoto ini bersama bibi dan juga keponakannya yang baru berusia tiga tahun.
Pada awalnya dia dan pamannya tinggal bersama di sebuah rumah besar,bersama istri dan putra pamannya,
Tapi suatu ketika Yuzuru tidak menemukan bibi dan keponakannya lagi.
Dia bertanya kepada pamannya :"bibi kemana ?"
Pamannya menjawab dengan wajah tak acuh :"pulang ke kampung halaman."
Yuzuru terdiam ,melihat wajah pamannya yang seolah tidak suka mendengar pertanyaannya itu ,Yuzuru terdiam.
Suatu ketika dia menanyakan kepada pamannya ,:"kemana papa dan mama ?"
Pamannya :"pergi bekerja di luar negeri ."
Yuzuru :"mengapa meninggalkan aku ?"
Pamannya :"Tidka bisa membawa anak."
Yuzuru :"mengapa ?"
Paman :"merepotkan.uhuk..uhuk..uhukk.."
Mendengar pamannya batuk tidak berhenti Yuzuru menghentikan pertanyaannya.
Berlalu dari hadapan pamannya dengan perasaan yang bingung.
Semakin lama,rumah yang mereka tinggali semakin terasa dingin.
Dua manusia dan dua pembantu,seperti Bisak catur yang berdiri berhadapan tetapi tidak pernah berbicara.
Yuzuru semakin mengasingkan dirinya sendiri,merasa tidak bahagia dan kesepian.
Dia benci ayah dan ibunya yang meninggalkannya.
Dia benci pamannya karena tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan atas semua pertanyaannya.
Yuzuru hanya ingin tahu tentang ayah ibunya.
Dia semakin besar dan seharusnya mereka bisa melihat itu.
Dia bukan anak kecil lagi yang mudah dibujuk dengan kata-kata manis.
Setiap kali Yuzuru bertanya,saat itu juga penyakit paman tampaknya semakin parah.
Karena sangat sebal suatu ketika dia berbicara :"jika sakit,pergilah berobat.anda seorang dokter."
Paman :"aku sakit karena kamu."
Yuzuru :"apa aku menjadi beban bagimu,paman ?"
Paman :"ya.beban yang berat sekali.uhukk..uhukk..uhuk.."
Yuzuru :"kalau begitu,buang saja aku !!"
Paman :"tidak bisa."
Yuzuru :"mengapa ?"
Katanya Yuzuru tampa sadar meninggikan suaranya.
Paman :"kamu warisan orang tuamu !"
Yuzuru :"kalau aku berharga,mengapa mereka tidak membawaku?
Mengapa aku ditinggalkan ?
Aku hanya menjadi bebanmu !
Kamu bisa mati hanya melihatku !"
Paman :"tidak bisa.uhukk !uhuukk..!pergilah ke kamar !uhukk..uhukk..!"
Yuzuru pun pergi dari hadapan pamannya dengan kemarahan yang menggelora.
Melangkah cepat ,membanting pintu ruang utama,dan berlari ke jalan.
Tampa sadar dia telah sampai di taman kota.
Marah,jengkel,sedih dan menangis.
Setelah setengah jam termenung,dia mengusap air matanya.
Ponsel yang ada di celananya berbunyi.
Yuzuru melihatnya ,lalu menerima panggilan itu.
Terdengar suara dari seberang .
"Anakku..kamu menangis ?"
Yuzuru berteriak :"jangan meneleponku mama !aku benci kamu dan papa !
Mengapa kalian meninggalkan aku !
Kalian tidak menyukaiku lagi !"
Yuzuru kembali tersedu-sedu,meski begitu dia tidak mematikan telponnya.
Dia senang mendengar suara ibunya.
Dia rindu ibunya.
Rindu ayahnya.
Setelah mulai reda tangisnya,Yuzuru dengan terisak mulai berbicara lagi.
"Apa yang kalian kerjakan disana !
Mengapa pergi meninggalkanku ,mengapa tidak segera pulang ?"
Ibunya menjawab :"ini semua sangat penting !
Kamu sudah mulai besar.tunggu kami akan pulang."
Yuzuru berteriak :"kapan !"
Ibunya terdengar menghela nafas panjangnya.
"Dengar sayang.
Mama juga tidak mau berpisah denganmu.
Tapi semua demi keselamatanmu.
Demi keselamatan papa dan mama."
Yuzuru :"ada apa dengan kalian ! Jelaskan padaku !"
Ibunya :"kamu kelak akan mengerti sayangku.
Maafkan papa maafkan mama."
Terdengar suara ibunya yang terisak.
Yuzuru merasa sangat sedih.
Ingin sekali memeluk tubuh ibunya,dan memandang wajah ibunya yang cantik.
*Maaf ." Bisiknya.
Terdiam lama sekali ,kemudian terdengar suara ibunya.
"Berapa usiamu sekarang sayang ?"
Yuzuru :"apakah mama lupa umurku ?apakah tidak sayang dengan Yuzuru ?"
Ibunya :"sayang sekali.saat ini sementara harus seperti ini.
Kami menunggumu dewasa sehingga bisa membantu kami semua."
Yuzuru termenung ,menunggu dewasa ?
Ada apa dengan semua ini ?
Apakah ada keadaan bahaya yang menimpa keluarganya ?
Yuzuru :"ada masalah apa ? Usiaku sudah tujuh belas tahun.aku sudah besar mama !"
Ibunya dengan penuh kesabaran menjelaskan kepada Yuzuru .
"Memang kamu sudah besar.
Tapi ada hal yang membuat kami tidak bisa segera pulang.
Hal yang sangat penting sekali.
Semua akan selesai begitu kamu berusia duapuluh satu tahun."
Yuzuru masih tidak bisa menerima penjelasan ibunya itu.
"Mengapa menunggu duapuluh satu tahun !
Itu masih empat tahun lagi !"
Ibunya berbicara lagi :"jika kamu mau papa dan mamamu hidup,maka patuhilah itu.
Kelak kamu akan mengerti.
Maafkan kami,karena kami harus menjauhkan kamu dari semua ini."
Yuzuru yang menyimak kata-kata ibunya,meskipun hatinya sangat marah,berpikir.
Kemudian menjawab :"apakah kalian dalam kesulitan ?"
Ibunya menjawab :"ya.terutama papamu."
Yuzuru :"apakah kalian terikat perjanjian ?pekerjaan ?"
Ibunya :"ya."
Yuzuru :"apakah melibatkan keselamatan kami semua ?"
Ibunya :"ya."
Yuzuru :"apakah jika aku memaksa bertemu itu akan membahayakan kalian ?"
Ibunya:"sangat."
Yuzuru terdiam.
Mendengar suara ibunya kembali :"kelak,kami akan sangat tergantung kepadamu."
Yuzuru terdiam.
"Jangan marah lagi ,apa yang kamu inginkan untuk ulang tahunmu ?"
Kata ibunya .
Yuzuru ingat bahwa setiap dia berulang tahun,ayah dan ibunya akan mengirimnya hadiah.
Apa saja yang dia inginkan.
Tapi Yuzuru hanya rindu ayah dan ibunya saja.
Tidak ingin apapun.
Yuzuru menghela nafas panjangnya.
Kemudian berkata :"aku tidak mau tinggal dengan paman lagi mama.
Kami seperti orang asing.
Aku..lebih baik tinggal sendiri.
Menunggu kalian pulang."
Ibunya :"baiklah.tunggu sebentar."
Tidak terdengar lagi suara dari seberang.
Yuzuru pun tidak berbicara lagi.
Beberapa menit kemudian,terdengar suara ibunya.
"Baiklah.kami akan memberikan hadiah ulang tahun untukmu.
Paman akan memberitahu kamu."
Yuzuru :"ya mama."
Ibunya :"Yuzuru,percayalah.kami sangat menyayangimu dan merindukanmu.
Jangan marah lagi.
Keadaan ini tidak bisa dibicarakan.
Kelak setelah tiba waktunya kami akan mengatakan segalanya.
Jadilah kuat.
Jadilah besar.
Kelak kamulah yang bisa menolong kami."
Yuzuru mendengarkan kata-kata ibunya itu dan menjadi sangat sedih.
"Mengapa mereka tidak bisa mengatakannya dengan jelas ?
Ada apa dengan mereka ?"
Selang satu Minggu,pamannya memanggilnya,menyerahkan sebuah map.
"Yuzuru..uhukk..uhukk..ini..flat kamu.
Atas namamu.
Cari sendiri alamatnya dan silahkan pindah kesana.
Uhukkk..uhukk..uhukk..
Paman juga akan pindah kerumah sakit lain dulu.
Uhukk..uhukk..
Paman telah mendaftarkan kamu di akademi keperawatan.
Jika kamu mau,pergilah berkuliah disana.
Uhukk..uhukkk..jika tidak mau..
Kamu ingin apa...?
Oh ! Paman memberi ini untukmu .
Selamat ulang tahun."
Yuzuru terdiam memandang dua barang yang ada di atas meja pamannya.
Melihat Yuzuru yang tidak segera mengambil surat tanah dan juga kotak hadiah darinya itu si paman.
Paman Yuzuru berkata diselingi batuknya yang semakin parah.
"Ambillah dan pergilah cepat.
Uhuukk...uhuukkk...!! Paman..ah..paman..mau istirahat dulu."
Yuzuru mengambil surat tanah dan kotak hadiah dari pamannya itu,dan berkata pelan.
"Terimakasih.
Berobatlah !paman seorang dokter !"
Yuzuru berlalu dari ruang kerja pamannya itu,tampa setahu Yuzuru,pamannya yang sempat menahan batuknya dengan membungkukkan badannya,seketika berdiri tegap.
Nafasnya yang tampak sesag normal kembali.
Sayang sekali ,Yuzuru tidak melihat perubahan warna rambut di kepala pamannya,yang biasanya sedikit memutih di bagian sisinya,hari itu berubah hitam semua.
Kacamata yang biasanya sering menempel dibatang hidungnya tidak dipakainya.
Tatapan yang tajam mengiringi kepergian Yuzuru.
Laki-laki yang biasanya tampak tidak sehat,hari itu sangat segar bugar dengan kilasan mata yang mengkilat.
Yuzuru terus mengingat kejadian dari tahun-tahun hidupnya.
Sejak saat itu,disaat usianya mencapai tujuhbelas tahun ,Yuzuru mulai hidup sendiri di flat miliknya.
Lebih baik seperti ini,daripada hidup dirumah besar dengan beberapa orang,tapi terasa asing dan sepi.
Di usianya yang kedelapan belas ,Yuzuru mendapatkan hadiah sebuah mobil kecil.
Diusianya yang ke sembilan belas Yuzuru mendapatkan hadiah deposit uang dengan jumlah yang sangat banyak.
Diusianya yang ke duapuluh tahun,Yuzuru mendapatkan kiriman sebuah amplop besar,yang ketika dibuka,dia sangat terkejut.
Amplop besar itu berisi beberapa surat tanah yang sangat luas dengan namanya Yuzuru Hazegawa.
Yuzuru menyimpan semuanya dengan rapi didalam brankas yang juga dia peroleh lewat jasa pengiriman paket dan sebuah amplop kecil,berisi nomor telepon.
Yuzuru menelepon nomor itu,
Terdengar suara seorang laki-laki.
"Tuan muda Yuzuru.bagaimana kabar anda ?
Nomer kode brankas.... .... ...."
Laki-laki itu mengulang hingga tiga kali.
Yuzuru mencatatnya,ketika ingin berbicara lebih banyak lagi,telpon itu terputus begitu saja.
Meski dia merasa aneh tetapi akhirnya dia membiarkan saja.
Bukankah hidupnya sudah aneh sejak ayah dan ibunya pergi tampa memberikan penjelasan apapun.
Flat yang awalnya kosong,lama-lama terisi perabotan,bahkan tampa Yuzuru membelinya.
Barang-barang itu dikirim dan Yuzuru hanya perlu membuka pintunya,para tukang akan langsung mengaturnya.
Yuzuru bertanya barang ini dari mana ?
Mereka menjawab :"barang ini dari ayah dan ibu anda Tuan Muda."
"Aku bukan Tuan Muda."
Jawab Yuzuru.
Para tukang itu hanya mengangguk hormat ,melakukan pekerjaannya dengan cepat dan pergi dengan cepat.
Jika Yuzuru terus memikirkan hal aneh seperti itu,maka dia bisa menjadi gila.
Pada akhirnya setiap ada pengiriman barang apapun,asal si pengantar mengatakan Tuan Muda Yuzuru Hazegawa ,Shima Hazegawa,
Maka dia akan membuka pintunya lebar.
Duduk diam menunggu.
Flat Kecil inipun menjadi sangat layak untuk anak muda yang hidup sendiri,dan masih menjadi siswa Akademik perawatan.
Hidupnya berkecukupan,bahkan dia tidak perlu membayar uang sekolahnya.
Sekali lagi jimat sakti bernama Yuzuru Hazegawa dan Shima Hazegawa adalah kunci menyelesaikan semua kebutuhan hidupnya.
Meski begitu,komunikasi diantara dia dan pamannya tidak membaik.
Mereka jarang berhubungan,jarang berbicara,jarang mengirim pesan atau menelpon.
Apalagi sejak paman Shima pindah ke kota lain,masih bekerja sebagai seorang dokter bedah dan tentu saja masih sakit-sakitan.
Mungkin karena memang gen keturunan dari keluarga mereka,Yuzuru lebih cepat lulus daripada teman seangkatannya,diusia ke sembilan belas ,Yuzuru sudah menyelesaikan pendidikannya dengan nilai terbaik,dan mendapatkan lisensi khusus di Ilmu bedah.
Yuzuru mengirimkan lamaran ke rumah sakit besar di Kyoto atas informasi dari pamannya dan sekarang dia sudah bekerja selama dua tahun.
Melangkah sendirian menyusuri jalan menuju kerumahnya ,Yuzuru sudah sampai didepan pintu gerbangnya yang tinggi dan tertutup ,memasukkan kunci dan pintu gerbang itu pun terbuka.Yusuru masuk ke dalamnya dan menguncinya kembali.
Melangkah melewati halaman kecil hingga sampai keterasingan,
Memasukkan anak kunci ke lobangnya dan pintu itupun terbuka,Yusuru masuk ke dalam rumah dan menutup kembali pintunya.
Mengganti sepatunya dengan sandal kamar,lalu melangkah ke ruang tengah rumahnya.
Duduk di sofa,meletakkan tas bedah baru dan juga kotak panjang diatas meja.
Mendengar ponselnya berbunyi.
Dilayarnya tertulis nama Shima Hazegawa.
"Hallo.tas bedah itu kode kuncinya hari ulang tahunmu.
Kotak panjang itu ,hadiah yang natal dan tahun dari ayah ibumu.
Jika ada pertanyaan kamu boleh meneleponku.
Yuzuru,usiamu sudah duapuluh satu tahun.
Jaga diri baik-baik dan Selamat Tahun baru."
Yuzuru menjawab :"ya.terimakasih."
Telepon itu pun terputus.
Yuzuru melupakan sesuatu,dengan kalimat sepanjang itu,tidak terdengar batuk dari pamannya,yang biasanya mengganggu telinganya.
Bekerja di rumah sakit yang sama selama dua tahun terakhir,pamannya memang masih terlihat rapuh dan agak pucat.
Tapi penyakit batuknya sepertinya banyak berkurang.
Hanya jika bersama Yuzuru saja penyakit batuknya akan kembali kumat ,makin parah dan itu sangat menyebalkan bagi Yuzuru.
End.