Â
Part 1
Â
Di suatu desa manusia telah terjadi penyerangan yang dilakukan oleh sekumpulan ras yang menyerupai sebuah kadal atau biasa disebut dengan Lizardman. Rumah-rumah dibakar, warga dan ternak dibunuh, serta para wanita dan anak-anak diculik oleh mereka. Desa itu tampak langsung lenyap dalam semalam.
Â
Di tempat lain di sebuah Istana, seorang wanita yang berpakaian seperti anggota kerajaan lengkap dengan mahkota sedang berdiri mengamati sekumpulan kertas yang berada di atas meja yang berada di hadapannya. Di sampingnya, seorang pria terlihat sedang menaruh berkas-berkas dari meja tersebut ke sebuah rak buku.
Wanita itu: Penyerangan secara beruntun di 3 tempat yang berbeda. Apakah mereka mengajak kita untuk berperang?
Pria yang sebelumnya memindahkan berkas ke rak buku berjalan menuju ke dekat wanita itu. Ia meletakkan kedua tanggannya di pinggang belakangnya. Terlihat pria tersebut menunjukan rasa hormat yang tinggi kepada wanita tersebut.
Pria itu: Sepertinya iya Yang Mulia. Mereka pasti ingin membalaskan dendam mereka 5 tahun yang lalu.
Wanita itu: Meski begitu, ada yang aneh. Mereka mampu melakukan penyerangan di tiga tempat yang berbeda dengan cepat. Selain itu jika ingin membalas dendam, mengapa mereka baru melakukannya sekarang. Huh.... Apa ini?
Wanita itu menemukan sebuah laporan yang disertai dengan sebuah sketsa wajah seorang pria. Ia segera mengambilnya dari atas meja.
Pria itu: Itu laporan yang kami dapat dari salah satu informan kami. Kabarnya pria itu tiba-tiba muncul di tengah-tengah peperangan antar suku Lizardman.
Wanita itu: Dia bukan salah satu orang yang disebut oleh Umar maupun tuan Ashkan. Apakah dia seorang pemimpin?
Pria itu: Tidak, dia hanyalah seorang prajurit biasa dari suku Taj.
Wanita itu kemudian mengamati laporan tersebut dengan seksama.
Â
Â
Backstory started
Dahulu kala Elf, Iblis, Naga, Avian, Catlan, Lizardman, Wolfkin, Qli dan Manusia ditunjuk untuk menempati Novus. Mereka ditugaskan untuk bekerja sama membangun bangsa dan menjalin hubungan satu sama lain, oleh karena itu terdapat perjanjian antar kesembilan ras tersebut untuk tetap menjaga perdamaian antar ras. Perjanjian tersebut menyangkut pembagian wilayah, aturan keluar masuk wilayah, ekspor impor, dan lain-lain.
Â
Semua aturan itu berjalan lancar selama ratusan tahun hingga suatu ketika Iblis mendapatkan kekuatan kegelapan. Kebanyakan ras lain mulai ketakutan akan kekuatan baru yang dimiliki iblis sehingga mereka sepakat untuk menyegel ras iblis di dunia bawah. Terisolasi di dunia bawah justru membuat Iblis lebih kuat. Meskipun tubuh mereka perlahan melemah, pengetahuan Iblis mengenai kekuatan kegelapan meningkat secara signifikan. Tidak lama Iblis menemukan cara untuk keluar dari dunia bawah, Iblis kemudian menyatakan perang kepada semua ras yang ada di permukaan.
Â
Peperangan pun dimulai. Ras Naga terpilih sebagai pemimpin peperangan. Singkat cerita berkat sihir cahaya milik ras Naga, ras Iblis berhasil terpukul mundur ke dunia bawah. Untuk mencegah ras Iblis menuju ke permukaan maka dibuatlah segel yang lebih kuat. Setelah peperangan selesai, ras Naga memaksa ras lain untuk mengikuti aturan dan hukum mereka. Kebanyakan dari ras lain merasa tidak sudi sehingga mereka menyatakan perang terhadap ras Naga.
Â
Pembantaian para Naga pun dimulai. Hanya bangsa Azerot yang masih setia berperang bersama ras Naga. Bangsa Azerot yang sejak dulu didiami keturunan Yudha dan Astra telah bersumpah untuk berperang bersama ras Naga hingga akhir hayat mereka. Ras Naga berserta para pengikutnya berjuang habis-habisan untuk mempertahankan jati diri dan kegigihan mereka namun pada akhirnya mereka tetap kalah. Ras Naga berhasil dimusnahkan.
Â
Para pengikutnya yang selamat hanya dapat saling menyalahkan satu sama lain atas kematian pemimpin mereka sehingga bangsa Azerot terpecah menjadi 4, sebuah kerajaan Manusia dan 3 suku Lizardman. Kerajaan Azerot yang merupakan Manusia keturunan Yudha membenci Lizardman keturunan Astra, begitu juga sebaliknya. Namun beberapa hari yang lalu terdengar kabar bahwa seorang manusia berhasil menyatukan suku-suku Lizardman. Mungkinkah ini tanda akan terjadinya persatuan?
Backstory end
Â
Â
=Kediaman Suku Taj, Azerot=
Seorang manusia berambut hitam panjang terlihat memasuki ruangan yang berisi beberapa Lizardman. 3 di antaranya terlihat sebagai pemimpin. Manusia tersebut berjalan mendekati ketiga pimpinan Lizardman kemudian menunduk seperti menunjukkan rasa hormat. Salah satu dari ketiga Lizardman meletakkan tangannya ke pundak manusia tersebut sambil berbicara.
Pimpinan Lizardman 1: Prajurit terhormat Suku Taj, Iwasaki, di sini kau berdiri sebagai perwakilan dari ketiga suku. Atas permintaan ratu Azerot, dan atas wewenang dari tiga kepala suku, kau ditunjuk sebagai tangan kanan kami penghubung kerajaan Azerot dengan suku Lizardman, posisi ini akan kau pegang dengan nyawamu sendiri apa engkau bersedia?
Manusia Itu: Saya bersedia.
Pimpinan Lizardman 1: Secara resmi dengan ini kau dinyatakan sebagai tangan kanan kami, dan kami berikan gelar adat ketiga suku padamu. Mulai hari ini kau diberi julukan Iwasaki si Cakar Perak, berdirilah!
Manusia Itu: Terimakasih banyak.
Â
=Odelia, Azerot=
Di sebuah kota yang berada di tengah gurun pasir terlihat Iwasaki yang berpakaian seperti pengembara berjalan melalui keramaian kota. Ia berjalan sambil melihat keramaian kota Odelia.
Iwasaki: (Jadi ini ibu kota Azerot)
Ketika Iwasaki berjalan di antara keramaian, ia melihat banyak orang yang berbisnis dan menjalankan pekerjaan mereka masing-masing. Walaupun sedang panas terik, banyak orang tampak masih menjalankan perkerjaan mereka dengan semangat.
Iwasaki: (Jika dilihat-lihat bangunan segitiga besar itu sepertinya bangunan yang dimaksud, agar tidak salah jalan lebih baik aku tanya terlebih dahulu)
Iwasaki menghampiri seseorang yang tampak seperti ksatria.
Iwasaki: Permisi apakah bangunan yang di sana itu istana kerajaan Azerot?
Tangan kanan Iwasaki menunjuk bangunan segitiga besar yang berdiri di sebuah bukit di tengah kota.
Ksatria itu: Heh, orang mana kamu ini? Sudah jelas bangunan sebesar itu adalah istana.
Ksatria itu menjawab Iwasaki dengan kesal.
Iwasaki: Ooh.. terimakasih banyak.
Ksatria itu: Orang aneh.
Iwasaki berjalan meninggalkan orang tersebut, tiba-tiba ia menabrak seorang gadis yang sedang membawa sejumlah ember.
BRUKK
Gadis itu: Hei kalo jalan lihat-lihat dong!
Iwasaki: Maaf-maaf.
Gadis itu: Lihat apa yang telah kau perbuat!
Terlihat ember-ember yang dibawa gadis tersebut telah tumpah akibat perbuatan Iwasaki. Gaun yang dipakai gadis tersebut pun menjadi basah akibat terkena tumpahan ember.
Gadis itu: Kamu harus ganti rugi, 50 Rial!
Iwasaki: (Gawat aku bahkan tidak diberi mata uang Rial sepeser pun. Aku tidak yakin orang Azerot menerima Yak)... Anu begini, bagaimana jika aku bantu kamu untuk mengambil air ini lagi?
Gadis itu: Heh, aku ini sudah memberikan kau solusi yang mudah, bagaimana sih?
Iwasaki: (Apa maksudnya solusi yang mudah?)
Gadis itu: Tapi jika kau memaksa ya sudah, kau bawa ini!
Gadis itu menyodorkan 2 buah ember ke Iwasaki. Iwasaki pun membawa ember-ember tersebut dengan kedua tangannya. Iwasaki dan gadis tersebut pergi ke sebuah sungai di samping sebuah toko. Di dekat sungai, seorang pria tampak sibuk mengurus pipa-pipa yang terhubung dengan sungai itu. Sesampainya di dekat sungai mereka berdua meletakan ember-ember di dekat pria itu.
Pria itu: Eh Luna, kamu datang lagi mengambil air?
Gadis itu: Tidak pak Farhan, Orang ini menumpahkan ember yang tadi kubawa.
Farhan: Oh begitu, 50 Rial!
Pak Farhan menyodorkan tangannya seperti ingin menagih.
Iwasaki: (Sekarang aku tau kenapa membayarnya tadi akan lebih mudah)
Iwasaki: Anu, apakah 5 Yak cukup?
Iwasaki mengeluarkan 5 buah kulit kerbau dari tasnya dan menyodorkannya ke pak Farhan.
Farhan: Hah, kau pikir ini barter apa? Aku tidak butuh kulit...
Tiba-tiba ada seorang pemuda keluar dari toko sebelah sungai sambil dikejar oleh seorang wanita tua. Pemuda tersebut berpakaian seperti petarung dan membawa sebuah karung di tangan kanannya. Sedangkan wanita tua yang sedang mengejarnya berpakaian seperti pembuat roti lengkap dengan penggiling adonan di tangan kirinya.
Wanita itu: BERHENTI KAU PENCURI!
Iwasaki: (Pencuri?)
Pemuda yang keluar dari toko tersebut ternyata adalah seorang pencuri. Pencuri tersebut terus berlari tanpa ada orang yang memberhentikannya.
Iwasaki: Sebentar ya paman!
Iwasaki segera berlari ke depan pencuri itu.
Farhan: .....kulit hewan seperti ini..... HEI AKU BELUM SELESAI BICARA!
Pencuri itu: Menyingkir kau! Aku tidak ingin membagi harta ini ke siapa-pun.
Iwasaki: Kembalikan harta yang kamu curi SEKARANG!
Pencuri itu: Heh, mau apa kau? Berniat jadi pahlawan?
Iwasaki mengeluarkan sebuah pedang machete dari sarung pedang yang ia bawa.
Pencuri itu: Cih!!
Pencuri itu terlihat kesal. Ia segera mengeluarkan sebuah pisau dari sakunya. Ia kemudian memegang pisau tersebut dengan kedua tangannya.
Pencuri itu: LINK SWORD!!
WUUSH
Pisau tersebut berubah menjadi pedang cahaya setelah digenggamnya. Dengan percaya diri, pencuri tersebut tersenyum sambil menggenggam pedang tersebut di tangan kirinya.
Iwasaki: (Jadi ini elemen Link)
Pencuri itu: HEEAA....
Pencuri itu berlari sambil hendak mengibaskan pedang yang ia pegang. Iwasaki segera menunduk sambil menggenggam machete yang ia bawa, ia lalu melempar machetenya ke belakang si pencuri kemudian menariknya sesuai gerakan tangan kanannya yang telah dialiri listrik. Terlihat seperti ada aliran listrik yang menghubungkan tangan kanan Iwasaki dengan machete tersebut.
KLING
Machete yang Iwasaki lempar dengan keras mengenai pedang yang digenggam si pencuri, membuat pedang si pencuri terjatuh dan menancap ke tanah berubah kembali menjadi sebuah pisau. Machete yang Iwasaki lempar berputar kembali ke tangan Iwasaki. Iwasaki segera menyarungkan machetenya. Pencuri itu bergegas mengambil sebuah kayu yang berada di dekatnya, menggenggamnya dengan erat menggunakan kedua tangannya kemudian berlari dan hendak memukul Iwasaki dengan kayu tersebut. Iwasaki segera memegang kayu yang dipakai si pencuri lalu menariknya ke belakang tubuh Iwasaki dan membanting pencuri itu ke tanah. Terlihat sepintas tubuh si pencuri melayang di udara akibat perlawanan yang diberikan oleh Iwasaki.
GUBRAKK
Iwasaki berhasil merebut karung yang dibawa si pencuri ketika pencuri tersebut berbaring di tanah. Pencuri tersebut segera bangkit, menggeret Luna kemudian menodong Luna dengan pistolnya.
Luna: LEPASKAN!!
Pencuri itu: DIAM!! SERAHKAN TAS ITU ATAU GADIS INI AKAN TERLUKA!
Iwasaki kemudian menyadari bahwa sarung tangan yang dikenakan si pencuri dilapisi oleh logam. Terlihat keluar listrik dari tangan kanan Iwasaki yang kemudian menghubungkan tangan kanan Iwasaki dengan sarung tangan si pencuri. Iwasaki kemudian menggerakkan tangan kanannya ke kanan menjauhi tubuhnya. Tangan kanan pencuri tersebut seperti mengikuti gerakan tangan Iwasaki. Pistol yang dipegang si pencuri secara tidak langsung berubah arah. Pencuri tersebut segera menembakkan pistolnya yang sudah diubah arahnya oleh Iwasaki.
DORR
Tembakannya mengenai sebuah tiang kayu.
Pencuri itu: S-Sial.
Iwasaki segera berlari ke arah si pencuri kemudian mengayunkan machetenya ke atas, mengenai tangan kanan si pencuri dan menjatuhkan pistol yang dipegang pencuri itu. Iwasaki segera mengibaskan machetenya ke tangan kiri pencuri kemudian menarik Luna dengan tangan kirinya untuk menjauhkan Luna dari pencuri itu. Pencuri itu tampak kesakitan. Dengan cepat, Iwasaki menodongkan machetenya ke muka pencuri tersebut. Pencuri itu segera mengalihkan pandangannya ke wanita tua yang telah ia curi hartanya.
Pencuri itu: Brengsek kau... kali ini aku maafkan.
Pencuri itu lari meninggalkan karung yang berisi hasil curiannya. Ia meneteskan darah di setiap langkahnya karena kedua tangannya terluka akibat tebasan machete milik Iwasaki. Iwasaki kemudian mengambil karung hasil curian pencuri itu dan melihat isi karung tersebut yang penuh dengan uang. Kira-kira sekitar 6000 Rial.
Wanita itu: Hei kau, kembalikan uangku!
Iwasaki: Ini ku kembalikan.
Iwasaki menyerahkan karung yang berhasil ia rebut ke wanita itu. Wanita tersebut tampak kebingungan.
Wanita itu: Lhoh.... kamu....
Iwasaki: Ada apa nyonya?
Farhan: Di sini apabila harta curian berhasil direbut kembali tanpa campur tangan sang pemilik maka harta tersebut menjadi milik orang yang berhasil merebutnya.
Iwasaki terdiam sejenak.
Iwasaki: .... Ambil saja semuanya nyonya!
Wanita itu: Kau tidak....
Iwasaki: Harta itu kan memang milik nyonya jadi kuserahkan seluruhnya kepada nyonya.
Wanita itu terdiam sejenak. Ia tampak masih kebingungan.
Wanita itu: Terima kasih banyak sebagai tanda terimakasih akan ku beli semua kulit kerbau yang kamu punya itu.
Iwasaki: Semuanya?
Wanita itu mengangguk.
Wanita itu: Iya, akan kubeli 150 Rial per buah.
Iwasaki: Deal!
Iwasaki menyerahkan 5 buah Yak ke wanita itu dan wanita itu menyerahkan 750 Rial ke Iwasaki.
Wanita itu: Oh ya, jika kamu mampir ke toko rotiku. Kamu akan ku beri diskon.
Iwasaki: Terimakasih banyak.
Wanita itu kembali masuk ke dalam tokonya.
Farhan: Hei, kamu jadi bayar tidak?
Pak Farhan melihat Iwasaki dari kejauhan dengan kesal.
Â
Di tengah kota, Iwasaki dan Luna terlihat berjalan bersama sambil membawa ember-ember yang berisi air.
Iwasaki: Maaf soal yang tadi.
Luna: Tidak apa-apa sebenarnya aku bisa melindungi diri sendiri kok. Tapi ternyata... kamu ini orangnya baik juga. Tidak kusangka kamu malah mengembalikan harta yang telah kamu rebut. Kebanyakan orang pasti akan mengambilnya.
Iwasaki: Mau bagaimana lagi harta itu sebenarnya milik ibu itu kan. Memang benar aku merebutnya tanpa campur tangan ibu itu.
Luna: Lalu kenapa kamu tidak mengambilnya?
Iwasaki: Menurutku aturan seperti itu sangat tidak adil bayangkan jika hartamu dicuri lalu berhasil direbut orang lain dan menjadi milik orang tersebut tanpa sepengetahuanmu. Aturan seperti itu membuat orang yang merebut harta itu tidak berbeda dengan pencuri.
Luna tersenyum.
Luna: Ngomong-ngomong namaku Luna, Luna Fahmi.
Iwasaki: Iwasaki.
Luna: Iwasaki ya.... Terimakasih sudah menolongku.
Â
Flashback Started
Seorang anak perempuan menangis di depan Iwasaki. Iwasaki terlihat sedang mengusap kepala anak perempuan tersebut.
Iwasaki: Sudah-sudah jangan menangis.
Anak itu tetap menangis.
Iwasaki: Apa yang kamu lakukan itu tindakan yang baik, aku yakin mereka pasti hanya salah paham. Lain kali kamu jangan keluar sendirian.
Anak itu mulai berhenti menangis.
Iwasaki: Jika ada masalah segera panggil kakak ya, kakak pasti akan segera menolongmu. Nih kakak buatkan kue mangkok kesukaanmu.
Iwasaki menyodorkan 2 buah kue mangkok ke anak itu.
Anak itu: Hiks.. hiks.. Terimakasih kak.
Anak itu perlahan mengusap tangisannya sambil berusaha tersenyum.
Flashback End
Â
Luna: Iwasaki!!
Iwasaki tersadar dari lamunannya.
Luna: Ada apa Iwasaki?
Iwasaki: Tidak apa-apa. Aku hanya terpikir dengan ibu yang membeli kulit kerbauku tadi. Aku jadi merasa bersalah soalnya kulit-kulit yang kujual itu bau sekali.
Luna: Hihi
Luna berusaha menutup tawa kecilnya.
Â
Iwasaki dan Luna kemudian sampai di sebuah kedai bertuliskan 'Kedai & Penginapan Bulan Sabit'. Mereka masuk ke dalam kedai sambil membawa ember. Tampak banyak orang sedang makan dan minum di dalam kedai. Tidak lama, seorang pemuda tampak bergegas menghampiri Luna.
Pemuda: Luna dari mana saja kau ini.....
Pemuda tersebut melihat Iwasaki.
Pemuda: (bisik) Luna siapa orang yang di sebelahmu itu?
Luna: Oh, dia.... namanya Iwasaki dia tadi membantuku mengambilkan air.
Pemuda: CIH, hanya karena membantunya mengambil air, jangan percaya kamu bisa dekat-dekat dengan Luna ya!!
Pemuda itu tampak kesal.
Iwasaki: (bisik) Dia siapa?
Luna: Dia temanku Harun dia memang agak begitu.
Seorang wanita keluar dari pintu masuk belakang kedai. Ia menghampiri Iwasaki dan Luna
Wanita itu: Eh, Luna kau sudah pulang.
Luna: Ibu!
Ibunya Luna: Tadi Harun khawatir jika sesuatu terjadi padamu, dia baru saja ingin pergi mencarimu.
Luna: Harun, bukankah sudah kubilang kan kamu tidak perlu melindungiku terus, aku bisa kok menjaga diriku sendiri. Lagi pula bukankah aku yang mengajarimu caranya menggunakan Link?
Harun: Humph!
Harun terlihat masih kesal. Ibunya Luna baru menyadari kehadiran Iwasaki yang sedang membawa ember.
Ibunya Luna: Oh, teman barunya Luna ya?
Iwasaki: Maaf perkenalkan nama saya Iwasaki. Saya tadi membantu anak anda mengambil air, maaf karena saya Luna jadi terlambat.
Ibunya Luna: Tidak apa-apa kami memang sedang kekurangan orang, jadi memang wajar jika ada keterlambatan seperti ini.
Iwasaki: Oh, ibu yang punya tempat ini?
Ibunya Luna: Iya, aku sudah mendirikan kedai ini sebelum Luna lahir.
Iwasaki melihat jam yang ada di dinding kedai.
Iwasaki: Maaf sepertinya waktu saya di sini sudah habis, saya permisi dulu.
Iwasaki menaruh ember yang ia bawa ke sebuah meja kemudian bergegas berjalan keluar melewati pintu depan kedai.
Ibunya Luna: Langsung pergi ya, kapan-kapan datang lagi!
Luna: Datang lagi ya Iwasaki!
Iwasaki keluar dari kedai tersebut sambil tergesa-gesa.
Ibunya Luna: Harun, tolong bawa ember-ember itu ke dapur!
Harun: Baik.
Luna dan ibunya pergi ke belakang kedai, salah satu pengunjung kedai terlihat menghampiri Harun dan menepuk pundaknya.
Pengunjung itu: Sepertinya kau kalah menarik, Harun.
Harun: DIAM!!
Â
Di depan Istana Azerot, terlihat Iwasaki sedang berlari ke gerbang istana. Terdapat 4 penjaga yang menjaga pintu masuk istana, 2 dari penjaga tersebut segera menghalangi jalan masuk istana setelah melihat Iwasaki hendak memasuki istana. Iwasaki pun berbicara dengan salah satu penjaga.
Penjaga: Berhenti!! Ada kepentingan apa Anda datang kemari?
Iwasaki: Saya ingin menemui Baginda Ratu. Ini surat yang saya terima dari Baginda.
Iwasaki menyerahkan sebuah surat berupa gulungan kertas ke salah satu penjaga. Penjaga tersebut terlihat kaget setelah melihat isi dari surat tersebut. Ia segera masuk ke dalam istana sambil membawa surat yang diberikan oleh Iwasaki. Salah satu penjaga yang tersisa terlihat sedang mengamati Iwasaki dengan seksama. Beberapa saat kemudian, penjaga yang sebelumnya masuk ke dalam istana kembali.
Penjaga: Kau boleh masuk. Yang Mulia sudah menunggumu.
Iwasaki masuk ke dalam Istana. Ia diawasi dan diarahkan oleh 2 orang penjaga ke ruang singgasana melewati sebuah lorong yang panjang. Lorong tersebut dihiasi oleh berbagai macam ornamen dan lukisan. Sambil berjalan, Iwasaki melihat beberapa lukisan, salah satunya adalah lukisan seorang raja yang sedang memangku putrinya. Sesampainya di ruang singgasana, terlihat seorang wanita dengan mahkota duduk di atas singgasana. Wanita itu adalah Ratu Azerot. Ia terlihat berpakaian seperti anggota kerajaan lengkap dengan mahkota. Iwasaki dan para penjaga yang mengantarnya berhenti di depan wanita tersebut.
Ratu Azerot: Penjaga, kalian boleh pergi
Penjaga (serentak): Baik Yang Mulia!!
Penjaga-penjaga tersebut keluar ruangan meninggalkan Iwasaki dan ratu sendirian di ruang singgasana sambil menutup pintu keluar.
Iwasaki: Ruangan kosong seperti ini bukannya sangat tidak menguntungkan Anda. Apakah Yang Mulia tidak takut apabila terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan?
Ratu Azerot: Tidak sedikit pun.
Iwasaki dikagetkan dengan keberadaan 3 tombak emas yang melayang di belakangnya. Tombak-tombak itu terlihat siap menusuk Iwasaki kapan saja. Tombak-tombak tersebut bukanlah tombak yang nyata melainkan tombak yang dibuat menggunakan sihir.
Iwasaki: Ternyata benar. Berbeda dengan Lizardman, pemimpin kerajaan Azerot memanglah sangat kuat.
Ratu Azerot: Tuan Iwasaki, Manusia yang berhasil menyatukan tiga suku, menghentikan pemberontakan Lizardman, dan mendapatkan julukan cakar perak.... Kau bahkan berhasil menggagalkan aksi pencurian di hari pertama kau datang kemari.
Iwasaki: Bagaimana Anda bisa tau?
Ratu Azerot: Kedatanganmu di sini sudah diawasi sejak kamu menginjakkan kaki di kota ini, surat yang kamu bawa tadi telah dipasang sihir Link untuk mencatat segala kejadian di sekitarmu selama kamu berada di kota ini.
Iwasaki: ....
Ratu Azerot: Ngomong-ngomong apakah kamu sudah mengetahui apa tujuanmu dipanggil kemari?
Iwasaki: Tidak sama sekali.
Ratu Azerot: Aku ingin kamu bekerja kepada kerajaan Azerot.
Iwasaki: Bagaimana kalau saya menolak?
Ratu Azerot: Bukankah kamu tidak memiliki pilihan lain.... Biar kutebak para kepala suku memperbolehkan kamu datang kemari asalkan kamu bersedia menjadi mata-mata bukan?
Iwasaki: (Dia..Dia bahkan sudah tau misiku dari awal)
Ratu Azerot: Para Lizardman semestinya tidak tertarik dengan urusan kami, tentu pasti ada sesuatu yang ingin kau cari di kerajaan ini.
Iwasaki hanya bisa terdiam. Ia tidak dapat berkata-kata karena semua yang dikatakan Ratu Azerot adalah kebenaran yang tidak dapat dipungkiri.
Ratu Azerot: Tenang saja kami tidak berniat menjadikanmu mata-mata ganda.
Iwasaki: Apa maksud dan tujuan Anda? Mengapa Anda tidak memilih salah satu kesatria terbaik Anda saja?
Ratu Azerot: Karena ada pihak yang selalu mempengaruhi rakyatku selama ini untuk menentang keputusan kami. Sedangkan untuk maksud dan tujuan kami, kamu tidak perlu tahu.
Iwasaki: Sekecil itukah harapan kerajaan ini hingga sang ratu menyuruh orang asing bekerja kepadanya.
Ratu Azerot: Aku tidak tahu orang seperti apa kamu tapi nyawa para Lizardman juga sedang dalam bahaya.
Iwasaki: Kau..kau sedang mengancamku ya?
Ratu Azerot: Tidak sama sekali.
Iwasaki: .... Baik, akan kulakukan.
Ratu Azerot: Beristirahatlah sejenak, kau sudah menempuh perjalanan jauh. Untuk tempat tinggalmu sudah kami siapkan. Besok akan ada orang yang datang menemuimu.
Â
Part 2
Â
=Odelia, Azerot=
Keesokan harinya di sebuah kamar yang berdinding dan beralaskan kayu, terlihat Iwasaki sedang tidur di sebuah tempat tidur. Ia terlihat tidak tenang seperti sedang bermimpi buruk. Tubuhnya penuh dengan keringat dan bergerak-gerak seperti ingin melepaskan sesuatu.
Â
Di dalam mimpi Iwasaki:
Seorang anak perempuan yang pernah dilamunkan Iwasaki berdiri di depan Iwasaki. Kepala dan lengannya penuh dengan perban meski begitu ia tetap terlihat tersenyum.
Anak perempuan itu: Kakak janji akan pulang lebih awal kan?
Kemudian mimpi Iwasaki beralih ke seorang pria berambut hijau dengan tudung yang berbicara di depan Iwasaki dan sekumpulan orang di depannya. Ia berdiri di sebuah pijakan yang tinggi dan seakan memandang rendah orang-orang di depannya termasuk Iwasaki.
Pria itu: Kalian semua hanyalah sampah!
Lalu mimpi Iwasaki beralih ke seorang kepala suku Lizardman. Ia menunduk di depan Iwasaki dan kedua lututnya menempel dengan tanah seolah baru dikalahkan oleh seseorang.
Lizardman itu: JIKA KAU MENGERTI RASANYA DIBUANG LALU KENAPA KAU MENENTANG KAMI HAH?!
Â
Iwasaki Terbangun. Wajahnya kaget seperti baru melihat malaikat maut.
Iwasaki: (AAH!)....
Iwasaki duduk sejenak di atas ranjang, nafasnya terengah-engah.
Iwasaki: (Dimana aku?)
Iwasaki memperhatikan sejenak ruangan dimana ia berada. Sambil mengingat-ingat kejadian malam sebelumnya.
Iwasaki: (oh ya tadi malam)
Â
Flashback started
Iwasaki terlihat sedang berjalan bersama seorang prajurit Azerot di pusat kota pada malam hari. Mereka berjalan melewati beberapa toko. Terlihat sedikit orang yang lalu lalang pada waktu itu.
Iwasaki: Apakah tamu diharuskan menginap di tengah kota seperti ini?
Prajurit: Tidak, ini permintaan Baginda Ratu sendiri. Baru pertama kali ini Yang Mulia memilih sendiri penginapan untuk tempat menginap tamunya.
Si prajurit dan Iwasaki terus berjalan menyisiri kota. Beberapa saat kemudian, mereka berhenti di depan sebuah kedai.
Prajurit: Untuk sementara waktu, Anda akan tinggal di sini.
Tangan si prajurit menunjuk ke sebuah kedai di depannya.
Iwasaki: (Loh ini kan..)
Kedai yang ditunjuk si prajurit bertuliskan 'Kedai & Penginapan Bulan Sabit'. Si prajurit dan Iwasaki kemudian masuk ke dalam kedai. Di dalamnya hanya ada Luna yang sedang membersihkan meja-meja di kedai tersebut.
Luna: Maaf kami sudah tutup datang lagi be... Iwasaki?!
Iwasaki: Hi Luna!
Prajurit: Maaf bisa saya berbicara dengan pemilik tempat ini?
Luna: Sebentar ya!
Luna berjalan memasuki dapur. Beberapa saat kemudian ibunya Luna keluar dari dapur diikuti dengan Luna.
Ibunya Luna: Saya pemiliknya, ada keperluan apa prajurit kerajaan datang malam-malam seperti ini?
Prajurit: Mohon maaf mengganggu waktunya nyonya, Baginda Ratu memiliki pesan khusus untuk Anda.
Si prajurit menyerahkan sebuah gulungan kertas ke ibunya Luna. Ibunya Luna membaca isi dari kertas tersebut.
Ibunya Luna: Di sini tertulis bahwa kerajaan menunjuk penginapan ini sebagai tempat menginap sementara tuan Iwasaki.
Prajurit: Benar nyonya.
Ibunya Luna membaca isi dari kertas tersebut yang tersisa. Setelah membaca surat tersebut, wanita itu terlihat tersenyum.
Ibunya Luna: Haah Yang Mulia putri.... baik kami bersedia, sungguh kehormatan bagi kami ditunjuk oleh Yang Mulia.
Prajurit: Jadi berapa biaya yang diperlukan?
Ibunya Luna: Gratis.
Prajurit: Baik akan saya samp.... Eh?
Prajurit itu tampak kaget.
Ibunya Luna: Tuan Iwasaki adalah kenalan kami dan kami tidak ingin membebankan keperluan tuan Iwasaki kepada pihak kerajaan. Lagi pula di surat ini tertuliskan untuk diterapkan biaya termurah.
Prajurit: Kalo begitu terimakasih atas kerja sama Anda.
Iwasaki: (Ini kerajaan kere apa ya?)
Ibunya Luna: Tapi sebagai gantinya Iwasaki juga harus bekerja di sini untuk sementara waktu.
Prajurit: Kalo begitu kami tidak masalah.
Iwasaki: Eh?
Prajurit: Bagaimana tuan Iwasaki, apakah Anda keberatan?
Iwasaki: Tidak-.. tidak sama sekali.
Ibunya Luna: Kalo begitu Luna tolong antarkan Iwasaki ke kamarnya!
Luna: Baik bu.
Luna bergerak mendekati tangga.
Luna: Ayo Iwasaki!
Iwasaki: Terimakasih.
Terlihat Iwasaki mengucapkan rasa terimakasih ke ibunya Luna.
Flashback end
Â
Di kamar sebelumnya Iwasaki terlihat sedang memikirkan sesuatu, ia kemudian berdiri dari dalam ranjang, memakai baju. Seekor kadal kecil terlihat keluar dari sakunya menuju pendak kanan Iwasaki. Iwasaki mengelusnya, kadal tersebut pun tampak senang. Kadal itu kemudian masuk ke baju Iwasaki bersembunyi di bagian pergelangan tangan kiri Iwasaki. Iwasaki lalu keluar dari kamar dan memasuki sebuah lorong penginapan. Tiba-tiba terdengar suara seorang pria meminta tolong dari luar kamar Iwasaki. Iwasaki pun bergegas keluar dari kamarnya.
???: Siapapun tolong!!
Suara itu terdengar dari dalam sebuah gudang yang terletak di ujung lorong dekat dengan kamarnya Iwasaki. Iwasaki segera menghampiri gudang tersebut dan membukanya. Terlihat seseorang tertimpa puluhan barang hingga tidak terlihat satu pun bagian tubuhnya. Sulit untuk mengenal identitas dari orang tersebut karena banyaknya barang-barang yang menimpa wajah dan badan orang itu
???: Tolong!!
Iwasaki: (Apa yang sedang terjadi di sini?)... Kamu tidak apa-apa kan, bertahanlah!
Iwasaki segera mengangkat perlahan barang-barang yang menimpa orang tersebut satu persatu. Iwasaki mengangkat salah satu panci besar yang ternyata menutupi seluruh kepala orang tersebut. Tampak wajah orang itu dan ternyata orang itu adalah Harun
Harun: Loh kau kan.... KAU KAN ORANG YANG BERSAMA LUNA. APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?!
Iwasaki: Untuk sementara waktu, aku menginap dan bekerja di sini. Kamu Harun temannya Luna kan?
Iwasaki terlihat masih memindahkan barang-barang yang menimpa Harun dengan perlahan
Harun: PERGI KAU, BANTU ORANG LAIN SANA!!
Iwasaki: Oh ya sudah
Iwasaki meletakan kembali panci ke kepala Harun lalu hendak pergi
Harun: OII JANGAN TINGGALKAN AKU SEPERTI INI!!
Iwasaki pun kembali membantu Haru. Tidak lama kemudian Iwasaki berhasil membantu Harun keluar dari timbunan barang. Harun tampak sudah terbebas dan dapat berdiri tanpa masalah
Harun: Jangan anggap kau ini sudah menang ya!
Iwasaki: Aku tidak ingat kalo aku ikut suatu kompetisi.
Harun: CIH, meski kau telah membantuku aku tetap tidak akan memperbolehkanmu dekat-dekat dengan Luna.
Iwasaki: Terserah kamu saja lah, aku ada kepentingan yang lebih penting ketimbang mengurus kamu dan Luna. Memangnya apa yang kamu pikir sehingga kamu anggap aku sedang mengincar Luna?
Harun: Wajahnya dan tingkah lakunya.. ia tidak pernah sebaik itu ke orang asing tau!
Iwasaki: Termasuk kamu?
Harun: ....
Harun tampak kesal.
Iwasaki: Lebih baik kamu urus urusanmu yang lain saja. Lagi pula aku tidak tinggal begitu lama di kota ini kok.
Harun: AAAAH yaudah. Kau sebaiknya tidak membicarakan percakapan ini kepada Luna ya.
Iwasaki: Ya ya. Ngomong-ngomong di kedai kalian apakah ada kamar mandi?
Harun: Ada kamar mandi umum, tempatnya di ujung lorong dekat dengan tangga.
Harun dan Iwasaki terlihat masih berduaan di gudang. Mereka terlihat berdiri saling berhadapan dengan canggung.
Harun: ADA APA? KENAPA KAU MASIH DISINI?
Iwasaki: Aku rasa ada yang kurang berterimakasih pagi ini.
Harun: Yaudah.... Terimakasih.
Iwasaki: Sama-sama.... Kepala panci.
Harun: Brengsek kau.... Jangan pikir urusan kita sudah selesai ya!
Iwasaki: Tenang saja aku hanya bercanda kok. Kamu ini mudah tersinggung.
Iwasaki pun keluar dari gudang meninggalkan Harun. Ia kemudian bergegas memasuki kamar mandi. Iwasaki masuk ke kamar mandi pria. Kamar mandi di sana terbagi menjadi 4 kamar mandi. Di dalamnya terlihat beberapa orang yang sedang melakukan urusannya masing-masing. Iwasaki pun segera mencopot pakaiannya setelah masuk ke salah satu kamar mandi. Ia kemudian mengeluarkan kadal yang ada di bajunya kemudian memandikannya. Iwasaki lalu menaruh kadal itu di atas wastafel dan memulai kegiatan mandinya. Setelah semua itu selesai, Iwasaki memakai bajunya lagi. Kadal yang telah dimandikan Iwasaki dengan cepat mengeringkan tubuhnya kemudian masuk ke baju Iwasaki. Beberapa saat kemudian Iwasaki keluar dari kamar mandi. Di luar kamar mandi Iwasaki bertemu dengan Luna.
Luna: Iwasaki, Ibu sedang mencarimu di bawah.
Iwasaki: Baik, aku akan segera ke sana.
Iwasaki kemudian turun ke lantai dasar. Ia melihat isi kedai masih kosong dan hanya ada Ibunya Luna yang terlihat sedang menunggu seseorang.
Ibunya Luna: Iwasaki, kamu terlihat cukup bugar pagi hari ini.
Iwasaki: Iya, terimakasih ini semua berkat fasilitas di kedai Anda.
Ibunya Luna: Ohoho, tidak perlu berterima kasih. Kamu sudah siap bekerja pada hari ini?
Iwasaki: Ya, saya siap.
Ibunya Luna: Kalo begitu sebentar ya, duduk dulu!
Iwasaki duduk di sebuah kursi. Ibunya Luna masuk ke dapur mengambil sepiring kari dan semangkuk bubur ayam.
Ibunya Luna: Salah satu menu spesial di kedai kami adalah kari ini, makanlah tapi sebelumnya kamu cicipi dulu bubur ini!
Iwasaki: Apakah-.. tidak apa-apa?
Ibunya Luna: Tidak apa-apa, Sebagai pegawai dari kedai ini kamu juga harus mengisi tenagamu secukupnya.
Iwasaki mencicipi sesendok bubur.
Ibunya Luna: Bagaimana?
Iwasaki: Bagaimana mengatakannya ya....
Ibunya Luna: Tidak apa-apa, aku ingin kamu mengkritik bubur ini.
Iwasaki: Menurutku bubur ini terasa tawar, ayamnya tidak matang sempurna, dan bubur ini terasa kurang berbumbu.
Ibunya Luna: Menurutmu apa yang bisa ditambahkan untuk membuat bubur ini tambah enak?
Iwasaki: Untuk bubur seukuran ini semestinya membutuhkan 4 atau lebih bawang putih, selain itu bubur ini juga kekurangan rempah seperti lada. Jahe juga bisa di tambahkan untuk membuat bubur ini lebih enak.
Ibunya Luna: Penilaianmu bagus sekali. Bubur itu memang belum pantas disajikan ke pelanggan. Luna lupa memasukkan bahan-bahan yang kamu sebut tadi. Kalo begitu sekarang coba kari ini!
Iwasaki mencicipi sesuap kari, lalu memakannya dengan lahap.
Ibunya Luna: Bagaimana enak?
Iwasaki: Enak, terimakasih atas makanannya.
Ibunya Luna: Bagaimana jika kamu yang bertugas memasak akan aku ajari cara membuatnya
Iwasaki: Sungguh?
Ibunya Luna menyerahkan sebuah celemek kepada Iwasaki kemudian pergi ke dapur. Iwasaki mengikutinya dari belakang sambil mengenakan celemek yang diberikannya
Â
Di dapur, ibunya Luna tampak mengajari Iwasaki berbagai macam resep yang ada di menu, Iwasaki mencoba berulang kali mencoba untuk membuat masakan-masakan yang ada di menu hingga kemudian berhasil membuat sebuah kari dan beberapa masakan yang diajari ibunya Luna. Ibunya Luna mencicipi masakan Iwasaki kemudian memberikan tanda isyarat jempol yang menunjukkan masakan Iwasaki pantas untuk dijual. Kedai kemudian dibuka, pelanggan berdatangan memesan segala macam minuman dan makanan. Iwasaki dan ibunya Luna memasak di dapur, sementara Luna menjadi pelayan, dan Harun mengurus penginapan. Terlihat banyak pelanggan di kedai yang sedang menikmati masakan Iwasaki dan ibunya Luna. Ketika mengajari Iwasaki memasak, ibunya Luna menyadari sesuatu di wajahnya Iwasaki.
Ibunya Luna: Kamu terlihat bersemangat sekali. Seperti orang yang baru menemukan kembali keceriaan dalam hidupnya.
Iwasaki: Iya bi, sudah lama sekali saya tidak memasak.
Ibunya Luna: Sudah aku duga kalau kamu punya bakat memasak. Bibi jadi tertolong.
Iwasaki: Sama-sama. Ngomong-ngomong kenapa bibi cepat sekali memperkerjakan orang asing seperti saya?
Ibunya Luna: Luna sudah bercerita apa yang kau lakukan kemarin. Orang baik sepertimu sudah jarang terlihat di Azerot. Sejak kekuasaan raja Yaksin, kebanyakan orang lebih memilih untuk mengerjakan urusan mereka masing-masing dan tidak peduli dengan orang lain.
Iwasaki: Oh, saya kira bibi mempercayakan saya karena saya diamanatkan oleh ratu.
Ibunya Luna: Itu juga salah satu alasan. Bibi sudah kenal Yang Mulia sejak Yang Mulia masih kecil. Dulu kedai ini tidak sebagus yang sekarang. Berkat bantuan dari pihak kerajaan, kedai ini bisa sebagus yang sekarang.
Iwasaki: Mohon maaf bi, apakah bibi selalu sendirian ketika memasak di dapur?
Ibunya Luna: Iya tetapi bibi tidak keberatan. Selain kamu, hanya bibi yang bisa memasak. Dulu bibi pikir kedai ini bisa kuwariskan kepada Luna, namun ia bahkan tidak tahu caranya memasak. Selama ini ia tidak bersekolah karena ingin sekali membantu ibunya.
Iwasaki: Lalu bagaimana dengan Harun?
Ibunya Luna: Ia orang yang pekerja keras meski begitu bibi tidak ingin membebaninya dengan pekerjaan yang banyak. Harun merupakan anak dari teman dekatku. Ia bekerja di sini sejak kedua orang tuanya tiada. Mereka berdua adalah prajurit kebanggaan kerajaan Azerot. Dulu sebelum ditugaskan keluar kerajaan mereka selalu berpesan kepadaku untuk menjaga Harun apabila suatu saat mereka tidak kembali, bibi tidak mengira bahwa suatu saat hal itu akan menjadi kenyataan.
Tiba-tiba Iwasaki terpikirkan sesuatu.
Â
Flashback started
Terlihat seorang wanita dewasa berambut pirang bersimbah darah. Ia terlihat duduk di tengah pertarungan dimana masih terdengar suara ledakan dan tembakan di sekitar area tersebut. Di sampingnya terdapat seorang anak laki-laki sedang menggenggam tangannya sambil menangis.
Wanita itu: .... Tolong jaga adikmu!
Flashback end
Â
Tiba-tiba Luna datang ke dapur.
Luna: Iwasaki, ada seseorang yang mencarimu.
Iwasaki terlihat sungkan meninggalkan dapur.
Ibunya Luna: Tidak apa-apa, pergilah! Aku akan menggantikanmu di dapur.
Iwasaki: Terimakasih bi.
Iwasaki melepaskan celemeknya dan menaruhnya di dapur. Ia kemudian berjalan menuju kedai. Di sana, ia melihat banyak orang sedang mengunjungi kedai pada pagi hari itu. Mereka duduk menyantap makanan sambil mengobrol tentang topik pembicaraannya masing-masing. Tiba-tiba seorang pria di meja tengah mengangkat tangan sambil menatap Iwasaki. Pria itu duduk di kursi sendirian seperti sedang menunggu seseorang. Iwasaki menghampiri Pria tersebut.
Pria itu: YO!
Iwasaki: Apakah saya mengenal Anda?
Pria itu: Duduklah!
Iwasaki terdiam sejenak kemudian duduk berhadapan dengan pria itu.
Pria itu: Umar.... Namaku Umar.
Pria tersebut berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Tatapannya tetap ke mata iwasaki meskipun ia lakukan sambil menulis. Tulisan yang ia tulis tidak seperti tulisan biasanya.
Iwasaki: (Ini-..ini kan huruf Lizardman)
Iwasaki tampak mengerti arti dari tulisan tersebut. Arti dari tulisan tersebut adalah "Namamu?"
Iwasaki: Iwasaki.
Umar: Ah ternyata kamu cukup kenal dengan pedalaman ya. Sungguh sangat menarik bertemu pelayan sepertimu di pagi hari ini.
Umar berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Ratu menyuruhku menemuimu". Umar kemudian menaruh di atas meja sebuah anting-anting yang mirip seperti yang dipakai Ratu Azerot ketika bertemu Iwasaki.
Iwasaki: (Anting-anting ini)... Maaf saya punya pertanyaan.
Umar mengangguk, ia meletakan sebuah pena di atas kertas, kepalanya menunjuk ke arah kertas seakan ia menyuruh Iwasaki untuk menuliskan pertanyaannya di atas kertas.
Iwasaki: Apa Anda sudah memesan makanan?
Iwasaki berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Mengapa kita berkomunikasi seperti ini?" Seperti Umar, matanya tidak perlu mengikuti gerakan tangannya untuk bisa menuliskan pertanyaannya.
Umar: Saya sudah memesan, tunggu sebentar lagi, lagi pula sekarang masih ada lalat.
Umar berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Seseorang menguping pembicaraan ini."
Iwasaki: Aku yakin Anda pasti senang dengan pelayanan kami.
Iwasaki berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Aku mengerti apa yang kamu bicarakan."
Umar tersenyum.
Umar: Ini bukan pertama kalinya saya ke sini, saya selalu terpukau dengan pelayanan yang kalian berikan.
Umar berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Lebih baik mencegah apabila itu tidak terjadi."
Iwasaki: Lalu apa makanan yang Anda pesan?
Iwasaki berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Langsung ke intinya saja!"
Umar: Ayam-.. ayam panggang yang besar. Ngomong-ngomong ada panggung di tengah kota baru-baru ini, aku ingin kamu juga ikut melihatnya.
Umar berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Ada penghianat di antara para menteri, ratu ingin menangkapnya."
Iwasaki: Apa menariknya panggung itu?
Iwasaki tidak menuliskan apa-apa.
Umar: Banyak orang bilang isinya tidak menarik tapi jika kamu lihat atraksi utamanya kamu pasti akan terpukau.
Umar berbicara sambil menuliskan sesuatu di atas kertas. Ia menulis "Orang itu penyebab penyerangan suku Khar". Tiba-tiba Luna datang ke meja itu sambil meletakkan sepiring ayam panggang besar di atas kertas tersebut.
Luna: 1 Ayam panggang dengan ukuran spesial,.... Oh, Iwasaki kamu yang memesan ini ya?
Umar: Makanlah bersamaku Iwasaki, tidak mungkin saya bisa menghabiskan ayam panggang sebesar ini.
Iwasaki tersenyum.
Iwasaki: Dengan senang hati.
Â
Â
Part 3
Â
=Odelia, Azerot=
Terlihat di antara kerumunan pelanggan di kedai itu ada seorang wanita misterius berambut oranye memakai tudung sedang mengamati Iwasaki dan Umar dari kejauhan. Ia terlihat sudah memesan sebuah kari namun tidak memakannya satu sendok pun.
Wanita Itu: (Apa yang mereka bicarakan? Aku tidak bisa melihat dengan jelas isi kertas yang di bawa orang itu. Apa mungkin aku harus menggunakan potion ini?)
Wanita itu memperlihatkan sebotol ramuan di sakunya.
Wanita Itu: (Tapi jika dia menyadariku bisa gawat, aku harus menunggu waktu yang tepat untuk bergerak.)
Setelah menyantap makanan dengan Iwasaki, Umar meninggalkan mejanya. Ia memegang pundaknya Iwasaki kemudian keluar dari kedai. Setelah itu, Iwasaki tampak berbicara dengan Luna sambil berbisik. Iwasaki dan Luna lalu pergi ke dapur sambil membicarakan sesuatu. Wanita misterius itu pun perlahan mendekati meja yang tadinya ditempati oleh Umar dan Iwasaki.
Wanita Itu: (Sekarang saatnya!)
Wanita misterius itu berjalan ke samping meja tersebut. Terlihat di atas meja tersebut terdapat sebuah kertas yang terbalik. Wanita misterius itu mengambil kertas tersebut dan membaliknya untuk melihat apa isinya.
Wanita Itu: (Tic-tac-toe, Apa-apaan ini?)
Kertas yang dipegang wanita itu hanya berisikan sebuah hasil permainan tic-tac-toe. Wanita tersebut dengan kesal meremas kertas tersebut. Ia segera memeriksa di bawah meja dan melihat sebuah abu kertas yang terbakar di sana. Wanita tersebut kemudian melihat Iwasaki dan Luna yang keluar dari dapur dan menuju ke penginapan yang berada di lantai 2.
Wanita Itu: (Jika aku tidak bisa mendapatkan informasi dari percakapan tadi. Aku harus mendapatkannya dari orang itu.)
Wanita misterius itu memasukkan kertas yang ia remas ke dalam sakunya kemudian mengikuti Iwasaki dari kejauhan sambil menutupi salah satu matanya. Wanita tersebut sepertinya dapat melihat gerak-gerik Iwasaki dari kejauhan seolah-olah dinding-dinding di kedai tersebut adalah matanya. Benar saja sebuah mata cahaya muncul di antara dinding kayu. Mata itu berpindah ke berbagai perabotan kayu dan dinding kayu. Mata itu berhasil melihat Iwasaki masuk ke dalam kamarnya kemudian menutup pintu kamarnya. Wanita misterius tersebut segera menghampiri kamar Iwasaki. Ia perlahan mendekatkan telinganya ke dekat pintu kamar Iwasaki kemudian menyentuh gagang pintu kamar Iwasaki. Tiba-tiba ia tersetrum saat memegang gagang pintu yang terbuat dari besi tersebut.
Wanita Itu: AAAARH
Wanita itu segera mundur dari pintu melepaskan tangannya dari ganggang pintu.
Iwasaki: HAAAAAAAH
Iwasaki dengan cepat keluar dari kamar dan menodongkan machetenya yang sudah dialiri listrik ke leher wanita tersebut.
Wanita Itu: (Dia-..dia sudah tau kalo aku membuntutinya) Link Scythe!
Wanita itu dengan cepat mengeluarkan mantra di tangannya. Tiba-tiba muncul 2 sabit bercahaya yang melayang di belakang Iwasaki dan hendak memotong badan Iwasaki menjadi 2. Iwasaki dengan cepat merunduk untuk menghindari serangan mematikan tersebut. Karena serangan itu, wanita itu berhasil lepas dari cengkeraman Iwasaki. Tiba-tiba 2 sabit cahaya itu muncul lagi di belakang Iwasaki. Saat sabit itu hendak mengenai Iwasaki, tiba-tiba Luna keluar dari salah satu kamar dan segera mengarahkan kedua tangannya ke arah Iwasaki.
Luna: Link Shield!
Tiba-tiba sebuah perisai cahaya muncul di sekitar Iwasaki. Sabit-sabit itu pun malah mengenai perisai cahaya tersebut. Perisai cahaya tersebut langsung hancur seketika setelah terkena serangan sabit itu. Berkat Perisai cahaya milik Luna, Iwasaki berhasil selamat dari serangan tersebut.
Wanita Itu: (Sial, ini sangat tidak sesuai dengan rencana)
Wanita misterius itu melemparkan sebuah bom ke lantai. Bom itu meledak, mengeluarkan sebuah asap. Asap dari bom tersebut berhasil mengganggu penglihatan dan sistem pernapasan Iwasaki, memungkinkan wanita itu untuk melarikan diri.
Iwasaki: UHUK.... UHUK....
Wanita misterius itu pun langsung berlari menuju jendela penginapan sambil mengeluarkan sebotol ramuan dari dalam sakunya kemudian membukanya dan hendak meminumnya. Kebetulan Harun yang sudah selesai memperbaiki tembok sedang berjalan ke arah berlawanan wanita itu. Terlihat ia sedang membawa sebuah palu dan beberapa bongkah kayu di tangannya.
Harun: Hei, kalo jalan hati-hati dong!
Luna: HARUN, HENTIKAN WANITA ITU!!
Harun: Baiklah HYAAAAT TERIMA INI!!
Harun melempar palunya ke wanita misterius itu dan berhasil mengenai kepala wanita tersebut. Ramuan yang dibawa wanita itu jatuh kemudian pecah. Wanita itu jatuh terkapar di lantai.
Wanita Itu: (Aku tidak boleh... ga..gal)
Wanita tersebut perlahan menutup matanya kemudian pingsan
Â
Flashback started
=Tarbath, Azerot=
Pada sore hari di dapur sebuah rumah, seorang wanita berambut oranye terlihat sedang mengiris sayuran. Wanita tersebut adalah wanita yang sama dengan wania yang menguping pembicaraan Iwasaki dan Umar. Celemek yang dikenakan wanita tersebut terlihat sedang ditarik-tarik seseorang.
Wanita Itu: Ada apa sayang?
Seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun terlihat sedang menarik-narik celemek wanita tersebut. Wanita itu tampak tidak menghiraukan perilaku anak tersebut.
Anak Itu: Mama, temani Ali main lagi dong mah.
Wanita Itu: Nanti sayang, sekarang mama sedang memasak, tunggu sebentar lagi papa nanti juga akan pulang.
???: Papa pulang.
Seorang pria masuk ke dalam rumah itu dari pintu depan. Anak kecil tadi langsung berlari keluar dari dapur menghampiri pria tersebut.
Anak Itu: PAPA!
Anak itu memeluk kaki pria tersebut.
Anak Itu: Selamat datang papa.
Pria Itu: Ali dari tadi sudah menunggu papa ya?
Anak Itu: Humph.
Anak tersebut tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Wanita Itu: Ali sangat senang karena kamu pulang cepat hari ini.
Pria Itu: Hahaha.... Hari ini papa baru saja naik jabatan jadi bisa pulang cepat.
Ali: Papa-papa!.... tadi Ali dan Mama membuat sesuatu yang menakjubkan.
Pria Itu: Oh ya apa itu?
Ali mengambil sebuah kertas dari atas meja kemudian menunjukkannya ke pria tersebut. Terlihat isi kertas tersebut adalah gambar anak kecil itu bersama kedua orang tuanya.
Pria Itu: Wah bagus sekali, tidak kusangka anak papa ternyata bakat menggambar.
Ali: Tadi mama mengajarkan Ali cara mencampur-campur warna. Papa mau lihat?
Pria Itu: Ya pastilah. Tapi sebelumnya kita makan dulu. Papa sudah lapar sekali ini.
Pria itu duduk di kursi yang ada di meja makan bersama dengan Ali.
Wanita Itu: Kebetulan masakannya sudah matang. Malam ini kita makan sayur labu, hati goreng dan kentang.
Ali: ASIIK SAYUR LABU!
Â
Setelah makan malam, meja makan yang dipakai oleh keluarga tersebut sudah kosong. Wanita yang sebelumnya memasak terlihat sedang mencuci piring di dapur sedangkan suaminya tampak sedang melihat anaknya yang tertidur pulas sambil menutup pintu kamar anaknya secara perlahan. Ia kemudian datang menghampiri istrinya yang sedang mencuci di dapur.
Pria Itu: Tadi komandan datang menemuiku untuk menyampaikan pesan dari pak menteri
Wanita Itu: Memang apa pesannya?
Pria Itu: Pesan itu menunjuk prajurit teratas untuk langsung bekerja di bawah kementerian.... dan salah satu dari prajurit itu adalah kamu
Wanita itu berhenti mencuci piring
Wanita Itu: Bukankah sudah ku bilang bahwa aku sudah berhenti. Mengapa mereka masih menginginkanku bekerja lagi
Pria Itu: Kemungkinan besar itu karena kemampuan linkmu yang di atas rata-rata. Orang tanpa darah bangsawan jarang memiliki kemampuan sehebat dirimu
Wanita Itu: Meski begitu aku juga punya hak untuk memberhentikan diri dan menjalani kehidupan normal sebagai seorang ibu
Pria Itu: Sudah kuduga kamu akan berkata seperti itu
Pria itu memeluk istrinya dengan erat dari belakang
Pria Itu: Aku senang pada hari itu kamu memutuskan untuk tetap di rumah bersama Ali. Aku tidak ingin sesuatu terjadi kepada kalian berdua. Kalianlah harta yang paling berharga bagiku
Wanita Itu: Tenang saja sampai kapan pun aku dan Ali akan selalu berada di sisimu, aku juga tidak ingin sesuatu terjadi kepadamu dan Ali, aku yakin Ali juga menginginkan hal yang sama
Wanita itu terdiam menatap luar jendela dapur.
Wanita Itu: Kamu tahu besok adalah hari ulang tahun Ali kan? Aku ingin kamu berada di sisinya sama seperti hari ini.
Pria Itu: Iya, besok aku akan pulang lebih awal. Mungkin aku akan membawakan kado untuk Ali.
Wanita Itu: Aku yakin apa pun yang kamu bawa, Ali pasti akan menyukainya.
Â
Besoknya di sore hari di rumah yang sama, terlihat wanita tersebut bersama anaknya. keduanya sedang duduk di kursi yang ada di meja makan.
Ali: Mama kapan papa akan datang?
Wanita Itu: Tunggu sebentar ya nak, mungkin papa masih ada keperluan di jalan.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari depan rumah.
Wanita Itu: Ah itu pasti papa.
Ali: PAPA!
Wanita Itu perlahan berjalan mendekati pintu sementara Ali berlari menuju pintu. Wanita itu membuka pintu depan rumah, namun yang di balik pintu itu bukanlah suaminya melainkan seorang wanita yang merupakan tetangga dari wanita tersebut.
Wanita Itu: Bu Nadia, ada apa datang sore-sore seperti ini?
Tetangganya terlihat membisikkan sesuatu kepada wanita tersebut. Ekspresi kaget muncul seketika dari wajah wanita itu.
Wanita Itu: Tolong jaga Ali sebentar untukku!
Ali: Ma, papa mana?
Wanita Itu: Tunggu di sini sebentar ya Ali!
Wanita itu segera memakai jubah bertudung kemudian menunggangi kuda ke salah satu pos keamanan di ujung kota. Ia melihat pos tersebut sudah terbakar habis. Di sekitarnya terlihat sekumpulan prajurit sedang memeriksa dan mengamankan TKP dari kerumunan orang-orang yang ingin melihat. Terdengar pembicaraan dari orang-orang di sekitar pos keamanan tersebut.
??? 1: Serangan bandit kah?
??? 2: Tidak, kudengar suku Zur menyerang pos keamanan tanpa alasan.
??? 1: Para kadal itu sampai kapan kita harus tetap seperti ini?
Wanita itu segera turun dari kudanya dan menghampiri seseorang yang terlihat seperti atasan dari para prajurit.
Wanita Itu: Komandan, apakah Komandan melihat Anwar?
Komandan: ...
Wanita Itu: Dia-.. dia pasti selamat kan?
Komandan: Amira.... sayangnya tidak ada korban yang selamat pada kejadian ini.
Muncul air mata di wajah wanita tersebut. Kedua kakinya seketika ambruk ke tanah. Ia kemudian terlihat menangis tersedu-sedu.
Wanita Itu: Tidak-.. tidak mungkin. Ini pasti tidak benarkan? Tidak-.. tidak mungkin.
Beberapa saat kemudian, di sebuah ruangan militer terlihat wanita sebelumnya duduk sendirian di suatu ruangan. Di dalamnya terdapat beberapa meja dan kursi. Wanita tersebut duduk di salah satu kursi yang ada di dalam ruangan tersebut. Beberapa saat kemudian seorang prajurit datang sambil membawa minuman. Ia meletakan minuman itu di atas meja dekat wanita tersebut. Prajurit tersebut kemudian duduk di kursi yang berada di depan wanita tersebut
Prajurit Itu: Amira.. Aku turut berduka. Maaf, andai saja aku mengajak Anwar bersamaku...
Amira: Tidak kamu tidak salah, Hassan. Jika aku bisa mengembalikan waktu aku pasti juga akan melakukan hal yang sama.
Hassan berdiri. Terlihat di pintu masuk ruangan tersebut, ada prajurit lainnya yang memanggilnya. Ia sepertinya disuruh keluar dari ruangan tersebut.
Hassan: Maaf Amira, aku harus pergi. Tapi sebelumnya ada orang yang ingin menemuimu.
Hassan bergegas keluar dari ruangan tersebut. Beberapa saat kemudian, sebuah siluet hitam menyerupai seorang pria masuk ke dalam ruangan.
Flashback end
Â
Terlihat Amira orang yang sebelumnya membuntuti Iwasaki sedang tidak sadarkan diri dan duduk di sebuah kursi. Ia berada di suatu ruangan bersama dengan Iwasaki, Umar, dan seorang pria tua yang sedang memegang kepala Amira seperti sedang membaca ingatannya. Tiba-tiba listrik keluar dari tubuh Amira disertai dengan kobaran api di dada Amira. Pria tua yang terlihat sedang membaca ingatan Amira segera menyingkirkan tangannya dari Amira.
Pria Tua: Gawat!
Amira yang tidak sadarkan diri tiba-tiba mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya. Lehernya seperti dicekik dan dadanya seperti ditekan. Listrik dan api dari tubuh Amira perlahan menghilang dan Amira tampak sudah tidak bernyawa.
Iwasaki: Apa yang terjadi?
Pria Tua: Segel Budak. Jika seseorang dengan segel ini melanggar perintah atau larangan dari si pembuat segel maka ia akan menerima hukuman. Tapi tidak kusangka hukumannya akan sesadis ini.
Umar: Memberikan segel budak pada bawahannya sendiri, kejam sekali orang ini.
Pria Tua: Dia memanfaatkan mantan prajurit kerajaan sebagai pionnya. Sepertinya orang yang kamu cari mempunyai data-data dari semua prajurit kerajaan.
Umar: Kalo boleh tau Rudger, siapa sebenarnya wanita ini?
Rudger: Amira Bhagwat, warga kota Tarbath sekaligus mantan Janissary.
Umar: Amira ya, kalo begitu aku tunggu laporan lengkap darimu, Rudger.
Rudger: Baik.
Umar dan Iwasaki keluar dari ruangan meninggalkan Rudger sendirian. Terlihat hari sudah malam. Iwasaki dan Umar berjalan-jalan di pusat kota yang sepi sambil disinari sinar rembulan.
Umar: Iwasaki sebelumnya aku ingin memberikan sesuatu padamu.
Umar mengeluarkan sebuah lencana. Ia memberikan lencana tersebut kepada Iwasaki. Iwasaki menerima lencana itu kemudian mengamatinya sejenak.
Iwasaki: Apa ini?
Umar: Lencana itu sebagai tanda kalo kamu berada di pihak kami. Kamu bisa tunjukan itu jika kamu disergap oleh bandit atau prajurit kerajaan.
Iwasaki: Akan aku ingatkan lagi bahwa aku melakukan ini bukan untuk kerajaan.
Umar: Aku tahu.
Iwasaki: Terimakasih.
Umar melihat Iwasaki memasukkan lencana itu ke dalam sakunya.
Umar: Tidak masalah jika kau tidak ingin menggunakannya. Setelah urusanmu di sini selesai kamu boleh menyimpan itu sebagai kenang-kenangan.
Iwasaki: ... Umar aku ingin bertanya sesuatu.
Umar: Silakan.
Iwasaki: Jika elemen Link dapat membaca memori dan pikiran orang, kenapa kalian tidak melakukannya kepada para menteri?
Umar: Kami sudah melakukan cara tersebut. Dan para menteri tidak menunjukkan ingatan yang mencurigakan.
Iwasaki: Lalu kenapa kalian mencurigai para menteri sebagai dalangnya?
Umar: Ini bukan pertama kalinya ada menteri yang berkhianat. Menteri pertambangan sebelumnya Abbas Mustafa berkhianat pada kerajaan Azerot pada masa raja Yaksin dan anehnya ia tidak mengingat satu pun memori yang menunjukkan bahwa ia berkhianat kepada kerajaan.
Iwasaki: Apa kalian yakin kalau ini bukan perbuatan orang dari luar kerajaan?
Umar: Adanya campur tangan orang dari luar atau tidak, faktanya relasi orang dalam, dan data-data rahasia kerajaan tidak semestinya dimiliki oleh orang biasa. Juga jika ada orang yang ingin menggulingkan kekuasaan ratu, beberapa menteri pasti juga akan terlibat.
Iwasaki: Mengapa begitu?
Umar: Karena Ratu menolak melenyapkan para Lizardman.
Iwasaki: ...
Setelah beberapa menit berjalan, di depan Iwasaki dan Umar tampak segerombolan prajurit mengerubungi sesuatu. Iwasaki dan Umar segera menghampiri kerumunan tersebut. Di tengah kerumunan tersebut tampak sebuah mayat telanjang dengan berbagai macam pisau yang menancap di tubuhnya.
Iwasaki dan Umar: !!!
Iwasaki dan Umar telihat terkejut.
Â
Di atap suatu rumah dekat kejadian sebelumnya, tampak siluet seorang prajurit dan siluet hitam yang terlihat seperti di memori Amira sedang mendiskusikan sesuatu.
Siluet Prajurit: Khi Khi Khi Khi.
Siluet Hitam: Kau benar-benar tidak bisa menyembunyikan kotoranmu ya.
Siluet Prajurit: Justru inilah yang aku inginkan, melihat jiwa-jiwa yang penakut dan tidak berdaya. Aku suka ekspresi yang mereka buat, bahkan orang yang kamu maksud juga menunjukkan ekspresi yang sama.
Siluet Hitam: Terserah kau saja. Yang penting jangan lupa kau ditugaskan untuk melenyapkan perwakilan Lizardman itu. Lakukan dengan hati-hati, jangan membuat keributan seperti ini lagi.
Siluet Prajurit: Heh, seenaknya saja kamu memerintahku, aku melakukan ini atas perintah nona Alice semata.
Siluet Prajurit itu memegang benda yang seperti tengkorak.
Siluet Prajurit: Untuk itu lihat saja hasil karyaku nanti.
Â