Setelah pertarungan sengit dengan Raven di puncak Gunung Kegelapan, Kiran dan Lila memutuskan untuk segera meninggalkan tempat itu. Mereka tahu Raven tidak akan berhenti begitu saja, dan mereka harus mempersiapkan diri untuk pertarungan yang lebih besar.
Kiran masih terpengaruh oleh pengakuan Raven tentang masa lalunya. "Aku adalah keturunan Ksatria Cahaya?" gumam Kiran, matanya menatap kristal elemen yang berhasil mereka ambil kembali.
Lila menaruh tangan di bahu Kiran. "Kau tidak perlu memikirkannya sendirian, Kiran. Kita akan mencari jawaban bersama. Tapi sekarang, kita punya misi yang lebih penting."
Lila menjelaskan bahwa mereka harus menemukan **Kota Hilang Lumina**, tempat **kristal elemen kedua** disembunyikan. Kota itu dikatakan berada di tengah **Gurun Pasir Abadi**, tempat yang berbahaya dan penuh dengan teka-teki kuno.
Mereka memulai perjalanan mereka ke Gurun Pasir Abadi dengan ditemani oleh **Guardian Wolf**, yang sepertinya memiliki ikatan khusus dengan Kiran. Sepanjang jalan, Kiran dan Lila berbicara tentang masa lalu mereka.
"Aku tidak ingat banyak tentang orang tuaku," kata Kiran. "Bibiku bilang mereka meninggal saat aku masih kecil. Tapi sekarang, aku mulai bertanya-tanya apakah ada yang disembunyikan dariku."
Lila tersenyum lembut. "Mungkin Kota Lumina bisa memberikan jawaban. Dikatakan bahwa kota itu menyimpan banyak rahasia kuno, termasuk sejarah Ksatria Cahaya."
---
**Perjalanan ke Gurun Pasir Abadi**
Setelah beberapa hari berjalan, mereka akhirnya tiba di tepi Gurun Pasir Abadi. Pasir yang luas terbentang di depan mereka, dengan matahari yang menyengat di atas kepala.
"Kita harus berhati-hati," kata Lila. "Gurun ini dikenal dengan ilusi dan jebakannya. Banyak petualang yang hilang di sini dan tidak pernah kembali."
Mereka memasuki gurun dengan langkah hati-hati. Tidak lama kemudian, mereka mulai melihat **ilusi**—bayangan orang-orang yang seolah-olah memanggil mereka, dan suara-suara yang mengajak mereka ke arah yang salah.
Guardian Wolf membantu mereka menghindari jebakan dengan mengendus jalan yang aman. Namun, semakin jauh mereka masuk, semakin sulit untuk membedakan antara kenyataan dan ilusi.
Tiba-tiba, mereka diserang oleh sekelompok **makhluk pasir**, makhluk yang terbuat dari pasir dan bisa berubah bentuk. Kiran menggunakan elemen angin untuk menyerang, sementara Lila menggunakan mantra cahaya untuk melindungi mereka.
Setelah pertarungan sengit, mereka berhasil mengalahkan makhluk-makhluk itu. Namun, mereka menyadari bahwa mereka telah tersesat.
"Kita harus menemukan cara untuk menemukan jalan yang benar," kata Kiran, matanya memindai sekeliling.
Lila mengeluarkan peta kuno yang ia bawa. "Menurut peta ini, Kota Lumina berada di tengah gurun, di bawah **Piramida Cahaya**. Tapi kita harus menemukan cara untuk membuka pintunya."
---
**Piramida Cahaya**
Setelah berjam-jam berjalan, mereka akhirnya menemukan Piramida Cahaya. Bangunan itu menjulang tinggi di tengah gurun, dengan dinding yang terbuat dari batu emas yang memancarkan cahaya.
Di depan piramida, ada sebuah **altar kuno** dengan simbol-simbol aneh. Lila segera mengenali simbol itu. "Ini adalah teka-teki kuno. Kita harus menyelesaikannya untuk membuka pintu piramida."
Teka-teki itu berbunyi: *"Aku adalah awal dari segalanya, akhir dari waktu dan ruang. Aku ada di mana-mana, tetapi tidak bisa dilihat. Apa aku?"*
Kiran berpikir sejenak. "Aku rasa jawabannya adalah **huruf 'A'**."
Begitu Kiran mengucapkan jawabannya, altar itu bergetar, dan pintu piramida terbuka perlahan. Mereka memasuki piramida dengan hati-hati, diikuti oleh Guardian Wolf.
Di dalam piramida, mereka menemukan lorong-lorong yang dipenuhi dengan lukisan dinding kuno. Lukisan itu menceritakan kisah **Ksatria Cahaya** dan pertarungan mereka melawan kekuatan kegelapan.
Kiran berhenti di depan satu lukisan yang menggambarkan seorang ksatria dengan pedang cahaya, berdiri di depan seorang gadis kecil. "Itu... itu aku," kata Kiran, terkejut.
Lila memerhatikan lukisan itu dengan cermat. "Mungkin ini adalah petunjuk tentang masa lalumu, Kiran. Tapi kita harus terus berjalan. Kristal elemen ada di sini, di suatu tempat."
---
**Pertarungan dengan Penjaga Piramida**
Mereka akhirnya tiba di ruang utama piramida, di mana **kristal elemen kedua** berada. Namun, kristal itu dijaga oleh **Penjaga Piramida**, makhluk raksasa yang terbuat dari batu dan cahaya.
"Kita harus mengalahkannya untuk mengambil kristal," kata Lila, bersiap-siap untuk bertarung.
Kiran dan Lila bekerja sama dengan baik. Kiran menggunakan elemen tanah untuk menyerang, sementara Lila menggunakan mantra cahaya untuk melemahkan penjaga itu. Guardian Wolf juga membantu dengan menyerang dari samping.
Setelah pertarungan sengit, mereka akhirnya berhasil mengalahkan Penjaga Piramida. Kiran mengambil kristal elemen itu, dan mereka segera meninggalkan piramida sebelum pintunya tertutup.
Saat mereka keluar dari piramida, mereka melihat sosok yang sudah tidak asing lagi berdiri di kejauhan. **Raven** tersenyum sinis, matanya tertuju pada kristal elemen di tangan Kiran.
"Kalian pikir bisa menghentikanku?" kata Raven. "Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi jangan khawatir, kita akan bertemu lagi."
Dengan cepat, Raven menghilang dalam kabut hitam, meninggalkan Kiran dan Lila dengan perasaan campur aduk.