Setelah mendapatkan kristal elemen kedua dari Piramida Cahaya, Kiran dan Lila segera melanjutkan perjalanan. Mereka tahu waktu tidak berpihak pada mereka. Raven, musuh mereka, akan terus mengejar tujuan gelapnya.
Spirit of Aetheria memberikan petunjuk baru: kristal elemen ketiga berada di Hutan Bisikan, sebuah tempat penuh misteri dan bahaya. Hutan ini konon memiliki "kehidupan" sendiri, dengan bisikan yang dapat menyesatkan siapa pun yang masuk.
Namun, pikiran Kiran masih terganggu oleh kata-kata Raven sebelumnya: "Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."
"Apa maksudnya, Lila?" tanya Kiran, mencoba memahami pesan tersembunyi itu.
"Raven suka bermain dengan pikiran kita," jawab Lila tegas. "Fokus saja pada misi kita."
Perjalanan ke Hutan Bisikan
Hutan Bisikan terletak jauh di timur Gurun Pasir Abadi. Perjalanan mereka penuh tantangan—melewati bukit terjal, sungai deras, dan cuaca yang tak menentu. Setelah beberapa hari, mereka tiba di tepi hutan.
Udara di sekitar hutan terasa dingin dan lembap. Bisikan samar terdengar, seperti suara yang memanggil dari dalam kegelapan. Bahkan Guardian Wolf, yang biasanya tenang, tampak gelisah.
"Kita harus berhati-hati," kata Lila memperingatkan. "Bisikan ini bisa mengganggu pikiran kita. Jangan biarkan mereka menyesatkanmu."
Saat mereka melangkah masuk, bisikan itu semakin keras, menggoda mereka dengan ilusi. Kiran mendengar suara bibinya memanggilnya pulang, membuatnya hampir terperdaya. Tapi Lila segera menarik tangannya.
"Itu hanya ilusi," kata Lila, matanya tajam.
Bisikan semakin mengganggu saat mereka berjalan lebih jauh. Tiba-tiba, mereka diserang oleh makhluk hutan—monster yang terbuat dari akar dan daun. Dengan kekuatan elemen api, Kiran melawan mereka, sementara Lila menggunakan mantra pelindung.
Setelah pertarungan sengit, mereka berhasil mengalahkan makhluk-makhluk itu, tetapi mereka menyadari bahwa mereka telah tersesat.
"Kita harus menemukan jalan keluar," kata Kiran cemas.
Lila mengeluarkan kompas ajaib. "Semoga ini bisa membantu, meskipun bisikan ini mungkin memengaruhinya."
Pertemuan dengan Penjaga Hutan
Setelah berjam-jam tersesat, mereka tiba di sebuah glade kecil yang diterangi cahaya bulan. Di tengahnya berdiri pohon raksasa dengan batang berkilauan.
Suara dalam dan berwibawa terdengar:
"Siapa yang berani memasuki Hutan Bisikan?"
Dari balik pohon, muncul Penjaga Hutan, makhluk setengah manusia dan setengah pohon. Matanya bersinar hijau, dan ia memegang tongkat akar.
"Kami mencari kristal elemen," kata Kiran tegas. "Kami tidak bermaksud mengganggu."
Penjaga Hutan memandang mereka dengan curiga. "Kristal ini dijaga oleh hutan. Hanya yang layak yang bisa memilikinya."
Lila maju. "Kami dipilih oleh Spirit of Aetheria untuk mengembalikan keseimbangan dunia. Kami membutuhkan kristal itu untuk menghentikan kegelapan."
Setelah merenung, Penjaga Hutan berkata, "Jika kalian memang layak, buktikan dengan menyelesaikan ujian hutan."
Ujian Hutan
Penjaga Hutan membawa mereka ke sebuah kolam ajaib yang bersinar biru.
"Ujian ini akan menguji hati dan pikiran kalian. Masuklah, dan hadapi ketakutan terbesar kalian."
Kiran dan Lila saling memandang, lalu menyelam ke dalam kolam.
Di dunia ilusi:
• Kiran menghadapi ketakutannya melihat dunia dikuasai oleh Raven, teman-temannya terluka, dan dirinya tidak berdaya.
• Lila kembali ke masa lalu, di mana ia gagal menyelamatkan keluarganya dari serangan makhluk kegelapan.
Mereka harus menghadapi rasa takut dan rasa bersalah mereka untuk keluar dari ilusi tersebut. Setelah perjuangan panjang, mereka berhasil kembali ke dunia nyata.
Penjaga Hutan tersenyum puas. "Kalian telah membuktikan diri. Kristal elemen ini adalah milik kalian."
Ia menyerahkan kristal elemen ketiga, dan mereka segera meninggalkan hutan.
Cliffhanger
Saat mereka keluar dari hutan, sosok yang sudah dikenal berdiri di kejauhan. Raven menatap mereka dengan senyum sinis.
"Kalian pikir bisa menghentikanku?" katanya. "Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi jangan khawatir, kita akan bertemu lagi."
Sebelum mereka sempat menjawab, Raven menghilang dalam kabut hitam, meninggalkan Kiran dan Lila dalam kebingungan dan kewaspadaan.