**************
BAB 77
~POV Salju~
Nama itu berkedip di layar, dan dada saya menegang. Saya mencoba mengabaikan amarah cemburu yang muncul di dalam diri saya, tetapi sulit untuk tidak menyadari betapa terlibatnya dia dalam percakapan mereka.
Saya berdiri diam di pintu, mengamatinya sejenak sebelum akhirnya melangkah masuk ke ruangan.
"Sibuk?" saya bertanya, mempertahankan nada bicara saya agar terdengar santai.
Dia menoleh ke atas, terkejut dengan kehadiran saya. "Oh… ya. Saya baru saja membahas fase berikutnya dari proyek dengan Andrew."
Saya mengertakkan gigi, berusaha menahan iritasi saya. Tentu saja, itu Andrew. Saya tidak merasa terancam oleh Andrew, tetapi cara wajah Zara berbinar setiap kali dia menyebutkan namanya membuat saya terganggu lebih dari yang saya ingin akui.
Tepat saat itu, ponselnya berdering, dan nama Andrew muncul dalam panggilan video.
Saya menggenggam tangan, memaksa diri untuk tetap tenang saat dia menjawab.