**************
BAB 182
~POV Aira~
Kata itu menusuk seperti belati di dada saya dan nafas saya tersedak. Dunia saya berayun. Masa lalu tiba-tiba datang menghantam saya.
Saya melangkah mundur dengan tidak stabil, suara saya hampir tidak terdengar. "Kau..."
Senyumnya semakin lebar, kehadirannya membuat saya sesak. "Apakah kau rindu padaku?"
Malam semakin pekat, dan yang bisa saya lakukan hanyalah berdiri membeku saat ia mendekat, tatapannya tak pernah lepas dari saya.
"S-stay back,
Kata mate menusuk seperti belati di dada saya, mencuri udara dari paru-paru. Nafas saya tersedak, denyut saya terdengar di telinga saat dunia saya berayun.
Setiap ingatan tentang dia—kekejamannya, dominasinya, rasa sakit—datang menghantam dengan gelombang yang nyata dan membuat sesak.
Saya mundur terhuyung-huyung, suara saya hampir tidak terdengar. "Kau..."
