NB: Dua bab terakhir telah diedit. Terima kasih atas kesabaran Anda.
**************
BAB 149
"Yah, itu... tidak terduga," kataku dengan hati-hati, namun pandangan tidak setuju Tempest membuatku mengatupkan bibir.
"Tidak juga," jawabnya, terjatuh di sofa. "Ayah selalu memastikan nama kita ada di setiap daftar tamu penting. Itu salah satu dari banyak keuntungan menjadi Zephyr."
Aku tidak bisa membantah itu. Pengaruh Ayah kita begitu luas, memastikan kita termasuk dalam setiap acara besar—bahkan jika kita tidak selalu ingin bergabung.
Sebelum aku bisa merespons, ponselku bergetar. Mencabutnya dari saku, aku menemukan pesan serupa menungguku.
"Rupanya kita berdua diundang," kataku, duduk di sebelahnya.
Tempest mendengus. "Tentu saja. Pertanyaannya, apakah kita akan pergi?"
Aku ragu, menimbang jawabanku. "Apakah kita punya pilihan?"
"Tidak juga," akunya setelah beberapa saat.