Hades
"Apakah kamu yakin, Merah?" tanyaku, sambil mengusap pelan punggungnya. "Itu---"
"Saya yakin," bisiknya, getaran di suaranya tak terbantahkan. "Saya ingin menemukan..." Dia menelan ludah. "Pasangan saya." Ucapannya seolah menyakitkan secara fisik.
Saya bisa merasakan kecemasan dan ketidakpastiannya sejak kunjungan Lia. Sepertinya berita itu lebih menakutkannya daripada yang saya duga. Ini sempurna. Saya terus mengusap punggungnya, mencoba mengusir ketegangan dari tubuhnya. Namun bahunya tetap terangkat seolah dia siap untuk sebuah pertarungan.
"Semuanya akan baik-baik saja," kataku padanya. "Saya mengirim Amelia untuk memberi tahu kamu karena---"
"Saya mengerti," dia memotongku. Dia menoleh ke atas sehingga bisa menatapku. "Terima kasih," bisiknya.
Alisku berkerut. "Untuk apa?"
Untuk beberapa saat, dia tidak mengatakan apa-apa sebelum akhirnya menemukan kata-katanya. "Untuk segalanya," jawabnya dengan nada yang kelam.