Rizky membuka mata, merasakan cahaya matahari yang hangat di kamarnya. Dia duduk, memandang sekeliling. Semuanya tampak normal. Seminar "The Human" hanya mimpi buruk yang panjang. Rizky menghela napas lega, berusaha melupakan pengalaman mengerikan itu.
Hari-hari berlalu, Rizky kembali menjalani rutinitasnya. Dia berangkat kuliah, bertemu sahabatnya: Farhan, Wira, Muktafa, dan Nicky. Mereka berdiskusi tentang rencana liburan, mengunjungi tempat-tempat wisata favorit. Rizky mencoba melupakan pengalaman mengerikan itu, fokus pada kehidupan nyata.
Saat pulang kuliah, Rizky menemukan surat misterius di kantongnya. Surat itu berisi kalimat singkat: "Mimpi hanya awalnya." Rizky merasa tidak nyaman, pertanyaan muncul: Siapa yang mengirim surat itu? Apakah ini hubungan dengan seminar "The Human"? Rizky mencoba mengingat detail mimpi, mencari koneksi.
Rizky mulai meragukan kenyataan. Dia bertanya-tanya apakah pengalaman di seminar benar-benar mimpi. Kecemasan dan ketidakpastian menghantui pikirannya. Rizky berusaha mencari jawaban, mencari tahu siapa yang mengirim surat itu dan apa maksudnya.
Malam itu, Rizky mendengar suara aneh di kamarnya. Dia mencoba mengabaikannya, tapi suara itu semakin keras. Rizky merasa diawasi. Dia melihat sekeliling, mencari sumber suara. Tiba-tiba, lampu kamarnya mati. Rizky terjebak dalam kegelapan.
Rizky memanggil teman-temannya, meminta bantuan. Saat mereka tiba, lampu menyala kembali. Semuanya tampak normal. Tapi Rizky tahu, sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Dia menyimpan surat itu dan berjanji pada dirinya sendiri untuk mencari jawaban. Apakah ini hanya awal dari petualangan baru?