Helanie:
"Apakah kamu masih marah padaku?" Aku terus berjalan di belakangnya, dan terkadang aku ingin beristirahat, tapi aku tidak ingin memperlambat langkah kami.
Dia tidak berbalik untuk berbicara denganku selama ini. Tapi dia memastikan untuk mendengus sesekali untuk memberitahuku betapa marahnya dia padaku.
"Helanie, akan lebih baik jika kamu tidak bicara," dia mendesis, masih mendengus.
"Baiklah, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang dapat menyakiti Emmet," kataku, berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti langkahnya.
"Huh, kamu tidak akan bisa walaupun kamu mau. Hanya karena kamu lulus beberapa tes, kamu benar-benar berpikir kamu hebat?" Dia masih dalam pola pikir yang sama seperti sebelumnya — ingin menyakiti aku dengan segala cara.
"Baiklah, aku pantas mendapatkan itu. Tapi aku tidak tahu kalau Emmet-lah yang Lycan," keluhku, sekarang bernapas dengan berat.
