Helanie:
"Apa yang sedang kamu pikirkan? Jangan khawatir, saya tidak akan membawa kamu pergi dari teman-temanmu," katanya dengan senyuman canggung.
Kata penculikan terasa terlalu dekat dengan kenyataan, dan tubuhku terlihat menggigil sebelum aku cepat-cepat mengangguk untuk menyembunyikan rasa tidak nyamanku.
"Ini tentang apa?" tanyaku, suaraku lebih stabil dari perasaanku. Dia mengerutkan matanya sedikit, memperhatikanku, seakan-akan dia sedang menilai reaksiku.
"Ikuti saya," katanya dengan lembut. Namun, ia tidak bergerak, menunggu respon dariku.
Aku ragu, pikiranku penuh dengan ketidakpastian. Haruskah aku mengikutinya? Sebagian dariku ingin menolak, tapi hatiku berbisik bahwa aku harus mendengarkannya.
"Oh... oke," jawabku, menyerah tanpa banyak perlawanan kali ini. Dia sudah melakukan banyak hal untukku sehingga aku merasa nyaman mengikutinya.
Dia mulai berjalan di depanku, dan aku mencuri pandang ke asrama untuk memastikan tidak ada yang memperhatikan kami pergi bersama.
