Helanie:
Begitu aku mengangkat kepala, aku melihat pintu lift tertutup. Lampunya menyala dan aku masih berdiri di samping tas seperti sebelumnya. Aku segera memeriksa waktu dan sepertinya hampir tidak ada detik yang berlalu.
Apakah aku berhalusinasi atau apa?
"Tentu saja aku melamun," aku menepuk keningku. Ini adalah waktu yang sulit bagiku. Aku juga tidak bisa menahan makanan. Setelah malam itu, aku akan mendapatkan halusinasi dan mimpi buruk yang aneh. Aku menatap tombol lantai 10 dan kemudian memperbaiki posturku.
Lift ini tidak seperti apa pun yang pernah kulihat. Rasanya seperti aku telah melangkah ke dunia fantasi. Warna biru dan abu-abu yang halus, dikombinasikan dengan ukiran rumit di dinding dan bingkai cermin dalam yang mewah, sungguh memukau.
Setiap saat yang berlalu di tempat ini mengingatkanku bahwa semua yang telah kutahan untuk menjadi bagian dari akademi ini sepadan. Setiap menit siksaan dan pengorbanan akhirnya terbayar.