Norman:
"Maximus!" Aku melihatnya bergegas mengejar Helanie yang berlari ke arah mobil Kaye. Otot-ototku menegang melihat pemandangan itu. Kakak-kakakku membiarkan dia menggunakan sumber daya kita untuk mengalahkan kita. Bagaimana bisa itu oke?
"UGHHHH!" Maximus melepas amarahnya setelah Helanie menghilang dari pandangan. Ketika siswa lain meninggalkan lapangan, aku memberi mereka senyum canggung sambil menarik lengan Maximus dan secara halus membawanya pergi.
Aku perlu menenangkannya sebelum dia membuat dirinya sendiri tampak seperti pecundang yang tidak bisa menerima kekalahan. Aku mengajaknya ke mobilku, mendorong dia ke kursi penumpang, dan memberi isyarat pada pengemudi untuk mengambil mobilnya. Aku masuk untuk mengemudi membawanya pulang sendiri.
"Dia b***h!" dia berteriak lagi, agresinya mulai membuatku khawatir.
"Itu bukan masalah besar," aku mendesah, merasakan sesak di dada melihat saudaraku begitu terguncang.
