Suara ledakan dimana mana sihir melayang dimana-mana teriakan demi teriakan kesakitan terdengar sangat keras pertumpahan darah demi pertumpahan darah terjadi, semuanya hancur... Langit pun sangat gelap
"RAIZEL!!!"
Seorang gadis kecil berteriak, tidak ada yang memperdulikan gadis kecil itu, laki laki kecil yang dia panggil pun menoleh, gadis itu terlihat lemah dan lemas
Dengan tubuh yang lemah dan berlumuran darah, dia menghampiri gadis kecil itu
"Kau tidak apa apa?!"
Dia panik, namun gadis itu menggelengkan kepalanya
"A-Aku baik baik saja"
Katanya dengan nada gemetaran
Dia pun menggandeng Raizel dan menariknya ke tempat yang lebih aman dari kekacauan itu
"K-kau berdarah"
Katanya dengan nada sedih dan gemetaran
"Aku baik baik saja, kau harus khawatirkan dirimu sendiri"
Raizel menjawab
Mendengar jawaban itu, gadis itu semakin sedih dan mulai menangis...
"Tidak adil"
"Tidak ada yang adil di sebuah perang"
Raizel ingin sekali memeluknya, tapi dia ragu, dia takut kalau dia tidak nyaman dan hanya akan mengganggunya
"M-maksudku, k-kenapa harus ada perang?!"
"O-orang orang mati dan berdarah karena perang b-bodoh ini!!"
Kata gadis itu sambil menangis tersedu-sedu
"Aku tau, tapi apa yang bisa kita lakukan? Kita masih anak anak..."
"T-Tidak adil!!"
Gadis itu menarik Raizel ke pelukannya, memeluknya dengan erat sambil menangis tersedu-sedu
"Eh?!"
Raizel terkejut, dia tidak menyangka itu sama sekali
"A-Aciel?..."
Gadis itu tidak menjawab...
Teriakan demi teriakan terdengar di telinga mereka, benturan pedang demi benturan pedang terdengar jelas
Anak panah demi anak panah mengenai satu sama lain tidak pandang bulu
Anak laki laki yang bernama Raizel dan gadis kecil yang bernama Aciel itu berlindung di bawah pohon dekat hutan sambil berpelukan, di depan mereka adalah peperangan yang sangat besar sedang terjadi
"A-Aku takut..."
"Tidak apa apa, aku janji aku akan melindungi mu meskipun dengan nyawaku sebagai bayarannya"
Mendengar kalimat itu, gadis itu menjadi sedikit tenang...
Tetapi kalimat 'Meskipun dengan nyawaku sendiri sebagai bayarannya' membuatnya merinding, dia tidak ingin kehilangan Raizel...
BOOM!!!
Suara ledakan yang keras terjadi di sekitar mereka, Aciel mengeratkan pelukannya ke Raizel untuk mencari tempat perlindungan
Dia merasa bahwa Raizel lah tempat berlindung paling aman baginya
"Aku di sini... Tenang..."
Aciel hanya mengangguk
Dari kejauhan dari peperangan itu berasal, terlihat ada seorang anak kecil laki laki yang terlempar dengan kecepatan tinggi ke arah Raizel
Dengan sigap Raizel melepaskan Aciel, sayap naga membentang dari punggungnya dan dia menangkap anak itu
Dia sedikit terpental kebelakang yang membuat Aciel sedikit terkesiap
"Hei!??"
Anak laki laki yang di tangan Raizel pun batuk darah dan muntah darah, keadaan anak itu sangat malang, tubuhnya terasa lemah dan lemas di tangan Raizel
"Zel!!"
Aciel pun menghampiri mereka
"Yuder?!"
Raizel terkejut, karena anak yg di tangannya adalah salah satu teman nya sekaligus teman dari Aciel juga, si bocah manusia...
Seketika Aciel menutupi mulutnya dengan kedua tangannya karena dia melihat keadaan Yuder yang sangat parah
"Apa yang terjadi padamu?!"
Dengan perlahan, Raizel menyandarkan Yuder ke sebuah pohon
"Luka mu sangat parah... Ace, tolong gunakan sihir penyembuhan mu, tpi ingat, jngan paksakan dirimu"
Aciel mengangguk
"[ Viyne ]"
Aciel menggunakan skillnya dan menempelkan telapak tangannya ke dada Yuder
Yuder terlihat kesakitan, darah terus mengalir dari mulut dan kepalanya
"B-Bertahanlah Yud!!!"
Aciel berkata dengan nada sedikit putus asa
"Yuder tidak selemah itu, tubuh Yuder unik, dia harusnya bisa bertahan, percayalah padaku"
"B-Baiklah"
Saat mereka fokus dengan keadaan Yuder, sihir bola api dan anak panah mulai menghujani mereka
"Sial!!!"
"A-awas!!"
Aciel berteriak, kemudian Raizel membentangkan sayap naganya sekali lagi, kemudian dia merangkul Aciel beserta Yuder
Semua bola api dan anak panah itu mengenai sayap dan punggung Raizel, beberapa anak panah itu menancap dipunggung Raizel dan di sayap nya
Raizel kesakitan, dia muntah dan batuk darah beberapa kali, tetapi dia tetap merangkul Aciel yang sedang memulihkan Yuder yang sedang sekarat dan tidak berdaya
"Zel!! K-kamu-"
Aciel berteriak, tetapi tiba tiba berhenti seperti kalimatnya tertahan di tenggorokannya
"A-Aku baik baik saja, tetap fokus, Ace... Ughh!!"
Dia batuk darah beberapa kali lagi, melihat itu, Aciel menjadi menangis lagi, dia tidak bisa berkata apa apa
"Z-Zel? A-Ace?"
Yuder membuka matanya, suaranya lemas dan lemah
"YUD!!"
Aciel berteriak
"B-Baguslah kalau k-kau bertahan... A-Aku tau kau bisa"
Darah terus keluar dari sayap, punggung dan mulut Raizel
"Z-Zel??!! T-Tubuh mu!?"
"J-jangan khawatirkan tubuhku, beristirahlah"
"K-kau b-bajingan!!"
Yuder mencoba duduk, tapi tubuhnya masih terlalu lemah, jadi dia gagal
"A-ARRGGHH- S-sialan!!"
"Sudah ku bilang..."
Raizel berdiri tegak
"A-Aku akan mencari Hamel..."
"T-Tunggu!!!"
Aciel mencegahnya
"T-Tubuhmu masih lemah!! Kmu bisa mati!!"
"Tapi Hamel mungkin saja dalam bahaya..."
"Tidak tidak!! Setidaknya b-biarkan aku menyembuhkanmu meskipun hanya sedikit!!"
Aciel mencoba memberinya alasan agar tidak pergi
"Simpan itu untuk Yuder, dia lebih membutuhkan itu"
Dengan itu, Raizel pergi... Aciel hanya bisa duduk tak berdaya melihat Raizel pergi
"S-Si brengsek itu memang keras kepala!!!"
Yuder berkata
"....."
Sementara Raizel, dia kembali ke medan perang untuk mencari Hamel dengan jalan yang luntang-lantung...
Dia tidak bisa menemukan Hamel
"Sialan, dimana dia?!"
Beberapa menit kemudian, dia melihat Hamel yang sedang melawan beberapa pasukan dari musuh dengan hanya bermodalkan rantai
Tanpa ragu, Raizel melompat ke sana kemudian dia mencakar dan menggigit pasukan musuh tersebut dan menghabisi mereka
"Eh?! Z-Zel?!"
Dia terkejut
"Hehe~ kau rindu aku?"
"Sialan, saat ini bukan waktunya untuk itu, lihat!!"
Dia menunjuk ke belakang Raizel
Raizel pun menoleh ke belakang, dia melihat beberapa pasukan musuh berdatangan
"Serahkan padaku"
"Eh? Kau serius?"
Raizel mengangguk
Kemudian dia membuka mulutnya, mana mulai membentuk sebuah bola sihir yang sangat panas di depan mulut Raizel
"Eh?! Sihir itu kan..."
Raizel menggunakan semua mananya, bola itu pun masuk ke dalam mulutnya, kemudian dia menyemburkan sebuah laser dari mulutnya yang mengenai beberapa pasukan musuh tadi dan menciptakan ledakan yang sangat besar, itu membunuh semua pasukan tadi
Tapi kemudian Raizel terjatuh kebelakang karena tubuh kecilnya yang lemah dan terluka parah itu tidak bisa menahan Raizel yang kehabisan mana, Hamel pun dengan sigap menangkap Raizel
"Kau hebat dan kuat... Tapi juga bodoh!!"
Hamel memarahinya, tapi dia hanya tertawa pelan
"Kenapa kau kesini sejak awal?!"
"A-Aku mencarimu, Yuder dan Aciel sudah di tempat yang cukup aman... J-Jadi aku mencarimu..."
Hamel terkejut
"Yuder dan Aciel?! Mereka selamat?!"
"Benar"
"Ayo kita kesana, tunjukkan jalannya, aku akan membantumu berjalan"
"B-Baiklah"
Hamel pun membantu Raizel berdiri dan berjalan, sementara Raizel menunjukkan arahnya sambil menghindari peperangan itu sebisa mereka
Mereka melihat orang orang di bunuh dengan kejam dan menyakitkan, itu trauma yang sangat mendalam bagi anak kecil seperti mereka
Akhirnya setelah 25 menit berjalan, mereka berkumpul kembali, dan terlihat Yuder sekarang bisa duduk sendiri dan terlihat jauh lebih baik, tapi Raizel malah semakin memburuk...
Dengan cepat Aciel ikut membantu Raizel dan Hamel
"Luka mu semakin parah!!"
Aciel berkata dengan khawatir
"Haha~ m-maaf..."
"Hmmmmppphhhh"
Kemdian Hamel dan Aciel menyandarkan Raizel ke suatu pohon
"Kau keras kepala sekali..."
Yuder berkata
"Haha~ y-yang penting kita semua sedikit aman di sini u-untuk sementara..."
"Diam dulu zel..."
Aciel mulai menyembuhkan Raizel, tapi luka Raizel sudah terlalu dalam dan fatal, jadi Aciel harus berusaha lebih
"Ayolahhhhh"
Aciel mulai sedikit memaksakan dirinya
"Hey, jangan terlalu paksakan dirimu"
Yuder berkata dengan pelan
Aciel tidak mendengarkannya
Sementara darah terus mengalir dari mulut, punggung dan sayap Raizel tanpa henti, dia benar benar sekarat
"Kenapa... Kenapa selalu dia yang menyelamatkan kita?..."
Hamel berkata dengan nada putus asa
"Mungkin sebagai manusia setengah naga dia merasa bertanggung jawab atas keselamatan kita"
Yuder menjawab
"Apa maksudmu?! Dia masih anak kecil"
"Kita semua anak kecil bodoh!! Kita terjebak di peperangan antar ras yang besar!!"
"... Kau benar... Ayah dan ibu ku mati karena perang sialan ini!!"
Hamel terdengar sedih
"Tak hanya kau saja... Aku juga kehilangan orang tua dan kakak perempuan ku, tapi apa yang bisa kita lakukan selain mencoba bertahan hidup??"
"Tidak ada... Kita bukan seorang dewa yang bisa menghentikan perang ini..."
Sebagai anak kecil, kehilangan keluarga di usia yang sangat muda adalah trauma terberat mereka
Hamel pun mulai menangis, tapi dengan tubuh yang lemah, Yuder merangkulnya dengan perlahan untuk mencoba menenangkannya
"Tenang... Jangan menangis..."
Sementara itu, Aciel masih berusaha keras untuk menyembuhkan Raizel dengan seluruh mananya sambil menangis
Saat mereka sedang bersembunyi...
"ITU MEREKA, ADA MUSUH"
Pasukan musuh berteriak, mereka pun kaget
"S-Sialan, t-ternyata mereka menemukan kita secepat itu"
Yuder berdiri sambil merebut pisau dari Hamel
"Eh?!"
Hamel terkejut
"Tunggu!! Kau terlalu lemah untuk bertarung, mereka banyak dan mereka orang dewasa semua!!"
"B-Benar!! B-biarkan aku y-yang melawan merek-"
Tiba tiba Raizel berdiri... Dia berdiri di samping Yuder
Hamel dan Aciel semakin terkejut... Merekalah yang paling terluka parah, tapi mereka juga yang ingin melindungi mereka, Hamel dan Aciel tidak bisa berkata apa apa
"Kau bajingan, kau seharusnya beristirahat saja"
"Kau masih kasar seperti biasanya Yud, sebaiknya kau yang beristirahat"
"Tidak perlu, a-aku tidak lemah"
"Terserah kau saja"
Mereka berdua sama sama terluka parah dan pasukan musuh yang setidaknya berjumlah 10 itu semakin dekat
"Ayo kita lakukan seperti saat kita berlatih"
"Ya."
Mereka memejamkan mata mereka, membiarkan mana mereka ber resonansi dan bergabung ke satu sama lain
Raizel adalah manusia setengah naga yang kuat, sedangkan Yuder adalah manusia yang diberkati dengan beberapa jiwa manusia
Mereka bukan anak kecil biasa...
BOOM!!!
Mana meluap dari tubuh mereka secara bersamaan
Tangan Raizel berubah seperti tangan naga yang memiliki cakar yang tajam
Yuder mengangkat tangannya dan menciptakan beberapa es yang lancip di sekitarnya
"Aku akan bergerak bersamamu"
"Baiklah!!!"
Raizel menerjang ke depan dengan kecepatan tinggi, dia memaksakan tubuhnya
"AKU DI BELAKANGMU"
Yuder ikut menerjang
"TIDAKKKK!!!"
Hamel dan Aciel berteriak dari belakang, karena mereka tau, kalau mereka terus memaksakan diri mereka tubuh mereka akan hancur...
Robek...
Suara robekan, teriakan dalam kesakitan bisa terdengar, darah tumpah terlempar kemana-mana
Raizel terus mencabik-cabik mereka tanpa ampun, matanya bersinar merah seakan dia haus darah
Cakar nya tidak pernah berhenti berayun
Sedangkan Yuder, dia menggunakan pisaunya dengan presisi untuk menyayat tenggorokan mereka dan menusuk otak mereka di bantu dengan es yang lancip di sekitarnya
"Masih belum..."
"Masih belum!!!"
"HAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"
Raizel berteriak dan mengamuk
Pada akhirnya mereka menang, mayat mayat mereka berserakan di sekitar mereka...
Mereka terengah-engah, tangan Raizel kembali normal
Mereka kehabisan mana
Melihat itu, Hamel dan Aciel pun menghampiri mereka tapi dengan cepat Raizel melarang mereka
"TETAP DI SITU"
Mereka terkejut tapi mereka tidak bergerak
Tiba tiba ada bola api yang cukup besar menuju ke Hamel dan Aciel
Mereka pun terkejut
"S-Sialan!!!"
Raizel dan Yuder sudah tidak bisa bergerak karena kelelahan, tetapi mereka memaksakan diri mereka dan berlari ke mereka
"T-Tetap di belakang!!"
Raizel mencoba menggukan semburan laser nya, tetapi dia kehabisan mana...
"Tidak ada pilihan lain..."
"Tolong berjanjilah padaku, jaga diri kalian..."
Yuder, Hamel beserta Aciel terkejut dan langsung faham apa maksud dari Raizel
"A-Apa-?! J-Jangan melakukan yang aneh aneh kau bajingan, aku tidak akan pernah memafkan mu?!"
"TIDAK! JANGAN LAKUKAN ITU ZEL!!"
"T-Tidak zel..."
Aciel menangis dan dia berlari ke Raizel untuk menghentikannya, tapi sudah terlambat...
Raizel menghela nafas dengan gemetaran, tubuhnya masih sangat lemah dan sekarat...
"S-Selamat tinggal, larilah dan terus hidup..."
Saat bola api yang cukup besar itu sudah cukup dekat, dengan seluruh kekuatan yang tersisa, Raizel melompat ke bola api itu, dia membentangkan sayapnya
"TIDAKKKKKK!!!"
Mereka berteriak
Raizel pun memeluk bola api itu dengan tubuh dan sayapnya
BOOM!!
Bola api itu meledak, tetapi dengan pengorbanan Raizel, Yuder Hamel dan Aciel tidak mati, mereka hanya terlempar ke hutan semakin dalam ke arah yang berbeda-beda dari satu sama lain
Meskipun mereka tidak mati, tapi akibat dari ledakan itu membuat mereka terluka parah, tapi mereka bertahan... Itu semua berkat Raizel...
"B-Bajingan itu... S-Sialan... D-Dia menyelamatkan kita lagi..."
Dengan tubuh yang berlumuran darah Yuder melihat sekitar, dia tidak melihat Aciel dan Hamel di dekatnya... Dia merasa sedikit putus asa...
Sedangkan tubuh Raizel yang sudah hancur dan jiwanya melayang di kehampaan, ada seseorang dengan tubuh di selimuti cahaya menggapai jiwanya dan menariknya, Raizel terkejut
"Eh?!"
Dia melihat seseorang itu, dia memiliki postur seorang laki laki yang ramping dan tinggi...
"S-Siapa kau?"
"Aku? Kau tak perlu tau siapa aku, kau adalah anak yang pemberani, mengorbankan nyawamu untuk sahabatmu, aku salut"
Raizel terdiam
"Aku melakukan itu tulus untuk mereka, apa urusanmu..."
"Haha~ aku tau, aku hanya ingin memberimu kesempatan kedua..."
"Kesempatan kedua?! Maksudmu aku akan hidup lagi?!"
"Benar sekali"
"Tapi kenapa? Kenapa aku?"
"Kau adalah seseorang yang mulia, para dewa segan denganmu karena keberanianmu dalam melindungi sahabat sahabatmu... Jadi bagaimana? Kau ingin mengambil kesempatan ini?"
Raizel terdiam kembali
"Kesempatan kedua... Yuder... Aciel... Hamel..."
Dia menghela nafas
"Baiklah, akan ku terima, aku tidak boleh membiarkan mereka terus dalam bahaya!!"
Orang itu pun tertawa
"Itu jawaban yang ku inginkan, baiklah, akan ku kembalikan kau..."
Cahaya mulai muncul di antara mereka, angin yang sejuk dan menenangkan melewati wajah Raizel...
Woooshhhhhh....