"Owwww!!"
"Kepalaku sakit!!"
Dia melihat sekitar... Suasananya gelap, sunyi dan tenang... Saat ini adalah tengah malam dan Raizel terdampar di sebuah hutan Oath, atau hutan para elf
Saat dia melihat ke tangan kanannya, dia melihat ada dagger kecil.
"Huh? Dagger siapa ini? Apakah makhluk tadi yang memberikan ini kepadaku?..."
Dia berfikir, kemudian dia menyadari sesuatu, tubuhnya...
Tubuhnya bukan lagi anak kecil, melainkan tubuh seorang remaja... Dia menyentuh wajah dan kepalanya sendiri, dia sadar kalau tanduk nya sekarang ada 2
"Huhhh? Aku seorang remaja? Bukannya aku anak kecil sebelumnya?..."
Dia kebingungan, kemudian kepalanya mulai sakit lagi
"H-Huhh?... K-kepala ku sakit sekali... S-seperti aku kehilangan sesuatu di kepala ku... S-sakit...!!"
Dia berpegangan ke suatu pohon...
"K-kepala ku..."
Dia merasakan seperti dirinya ingin mengingat sesuatu tetapi ada yang menahan dan menghalangi itu
"Ini menyiksaku..."
Kemudian karena rasa sakit yg sangat hebat itu, dia melempar dagger nya ke arah yang tidak di tentukan, dagger nya menancap di suatu pohon, dia pun mulai berjalan ke pohon itu untuk mengambil nya
Saat dia ingin mengambilnya, sekumpupan goblin muncul dari semak semak, bukannya takut, ataupun panik, Raizel malah semakin marah, matanya bersinar, tanduknya juga ikut bersinar
"S-sialan!! JANGAN MENGGANGGU KU!!!"
Dengan sakit yang luar biasa di kepalanya, dia membantai para goblin itu, menggigit, merobek, menghancurkan kepala mereka... Dia benar benar mengamuk seperti tak terkendali
Setelah membantai sekumpulan goblin itu, dia mengusap darah goblin di pipinya... Dia menyeringah, mata dan tanduknya semakin bersinar, dan rasa sakit di kepalanya mulai menghilang...
"Lega sekali rasanya..."
Dia duduk dan bersandar ke suatu pohon
{ Sedangkan di sisi lain, di sisi Yuder yang jauh dari Raizel }
Yuder terbangun, dia kemudian berdiri dan melihat sekitar, tidak seperti Raizel, tubuh yuder tidak berubah, tubuhnya masih tubuh anak kecil...
"Aku dimana?... Aku sudah berjalan cukup lama di sini... Aku bahkan hanya ingat kalau aku terlempar kesini"
Dia menghela nafas
"Tapi aku tidak ingat karena hal apa... Sepertinya aku terkena efek hutan ini..."
Dia terus berjalan...
"Untungnya ingatan ku tentang hutan ini tidak di tahan... Dasar hutan brengsek, kau menahan ingatan pentingku, sekarang aku tidak mengingat apapun kecuali hal tentang hutan ini dan hal hal buruk seperti saat aku di tindas"
Dia frustasi, sangat frustasi, tetapi dia tidak bisa berbuat apa apa selain berjalan tanpa tujuan yang pasti...
"Sekarang aku harus mencoba bertahan hidup... Apapun caranya..."
Dia melihat ke telapak tangannya
"Mana ku hampir terkuras habis, aku bisa mati jika mana ku habis total... Menyusahkan diriku saja..."
Dia merasa sedikit kedinginan...
"Dingin..."
Dia menciptakan sebuah api kecil di tangannya, kemudian dia membakar sebuah kayu dan membuat api unggun untuk menghangatkan badannya
"Ini lebih baik... Sekarang... Aku harus bisa memanfaatkan sedikit mana ku yg tersisa dengan bijak..."
Dia berdiri dan melihat sekitar...
"Mari kita lihat..."
Dia tiba tiba menengok ke suatu arah, secara bersamaan, dia membuat sebuah es kecil yang lancip dan melempar nya ke arah yg dia liat
Dan terdengar kalau es nya mengenai sesuatu dan terdengar hewan yang kesakitan...
"Kena kau..."
Dia menghampiri hewan itu, dan itu adalah se ekor kelinci dan es nya tepat mengenai leher nya
"Ini akan mengisi sedikit perut ku..."
Dia membawa kelinci itu ke api unggun yang dia buat tadi...
Tapi sial nya, api unggun nya tiba tiba mati tertiup angin yang tajam... Yuder hanya bisa meratapi nasibnya kali ini...
"... Hutan ini membenciku... Atau aku yang terlalu sial? Kalau aku menggunakan sihir api lagi, mana ku akan benar benar habis, dan aku akan kehilangan kesadaran ku"
Dia menjadi sedikit putus asa...
"Apa aku bundir aja ya? Ga lah, akan ku makan mentah kelinci ini demi bertahan hidup...!!"
Dia mengambil es lancip yang tertancap di leher kelinci itu dan sedikit memodifikasi nya untuk lebih tajam, saat dia ingin mulai menyayat kelinci itu, dia secara tidak sadar memotong sedikit tangannya yang memegangi kelinci itu
Darah mengalir dari tangannya, tetapi ekspresi yuder masih tidak berubah, tetap tenang dan tidak kesakitan
"Sepertinya aku memang sial... Jangan bilang aku akan memakan Berry beracun setelah ini"
Dia menghela nafas, dia memprediksi takdir nya sendiri...
Dia mengangkat tangannya yg satunya untuk melihat luka nya
"Huhh? Tidak terlalu dalam"
Dia pun memotong sedikit kain dari baju lusuh nya dan membalut luka nya dengan kain itu
"Bagus seharusnya sudah tidak apa apa"
Dia pun lanjut memotong kelinci itu...
{ Sedangkan di sisi Hamel yang jauh dari Yuder dan Raizel }
Dia terbangun sambil memegangi kepalanya, sama seperti yuder, tubuhnya tidak berubah sama sekali
"Dimana aku? Apa yang terjadi padaku?..."
Dia kebingungan... Dia pun berdiri dan melihat sekitar... "Gelap"... Pikirnya... Dia mulai sedikit ketakutan... Ya, itu insting anak kecil pada umumnya, dia sedikit berbeda dengan Raizel dan Yuder yang berani mati...
"Kenapa aku bisa berakhir di sini? Apa yang terjadi kepadaku?... Di sini menakutkan..."
Dia pun mulai berjalan menyusuri hutan itu dengan sedikit rasa takut... Dia lapar... Dia memegangi perut nya...
"Apakah tidak ada yang bisa ku makan di sini?..."
Dia melihat sebuah berry, tentu dia senang melihat itu, dia berlari ke berry itu memetiknya dan memakannya...
Tapi sialnya, berry itu beracun, merasakan rasa yang aneh di lidahnya, Hamel dengan cepat memuntahkan berry itu, dan ya dia muntah beberapa kali yang membuatnya semakin lapar dan tersiksa...
"S-Sial, berry itu beracun, untung tidak ku telan..."
Meski begitu, dia masih tetap muntah beberapa kali, dia kelelahan dan semakin lapar...
"Ini menyebalkan..."
Dia pun pergi menjauhi berry itu... Saat dia berjalan dia melihat reruntuhan kereta karavan yang sudah hancur...
Saat dia ingin menghampiri itu untuk melihat apakah ada yang bisa dia pakai, perhatiannya teralihkan oleh se ekor rusa kecil yang berjalan sendirian...
Karena rasa laparnya yang tidak tertahankan, dia berlari ke rusa itu, tapi karena tubuhnya yang kecil dan rusa itu cepat, tentu saja dia gagal terus menerus...
Dia semakin kelelahan... Mulai frustasi... Tapi dia bisa menahan dirinya untuk tidak melakukan hal hal bodoh...
"Sialan, dia cepat sekali..."
Rusa itu sudah jauh darinya... Kemudian Hamel berbalik dan melihat ke reruntuhan karavan itu...
Dia berjalan ke karavan itu dan mulai mecari apapun yang bisa dia pakai, dia menemukan belati karatan, tombak yang patah, pedang yang sudah karatan dan tumpul, tidak ada yang berguna...
Kemudian perhatiannya teralihkan ke sebuah rantai yang ujungnya lancip seperti dagger, rantai itu juga tidak terlalu rusak atau karatan
"Apa itu..."
Dia mengambil rantai itu, rantainya tidak begitu panjang, tetapi cukup panjang baginya yang masih seorang anak anak
"Ini cukup ringan..."
Dia mengayunkan rantai itu dan secara tidak sengaja memotong dahan dari suatu pohon
"Ohhh, ini tajam..."
Dia cukup puas dengan itu karena bisa dia gunakan untuk senjata berburu atau bertahan hidup...
Tetapi Hamel tidak puas dengan hanya rantai itu, dia lanjut mencari dan mencari...
Dia menemukan sebuah relic... Relic yang usang dan tampan tak berguna, relic itu memiliki bentuk kristal lonjong dan lancip, dan itu memiliki sebuah pola aneh di relic tengah tengah nya
"Apa ini, batu yang aneh... Mungkin akan berguna nantinya..."
Dia mengambil tas tangan yang sudah rusak di reruntuhan karavan itu, dan dia memakai tas tangan itu sambil memasukkan relic di tas itu
"Sepertinya tidak ada hal berguna lagi... Aku akan lanjutkan saja perjalanan ku... Aku akan coba memburu hewan liar untuk ku makan..."
Meskipun dia takut, tapi tekadnya lebih besar... Dia mulai menyusuri hutan yang gelap itu sekali lagi, mencari apapun yang berguna untuk bertahan hidup...
{ Sedangkan di sisi sang gadis elf, Aciel }
Aciel adalah satu satunya yang tidak pingsan... Sama seperti Yuder dan Hamel, tubuhnya tidak berubah...
Dan karena dirinya adalah seorang elf, ingatan nya tidak di tahan oleh hutan ini, dia mengingat Raizel, Yuder dan Hamel dan bagaimana mereka bisa berakhir terpisah sangat jauh antara satu sama lain...
Dengan panik dia berlari menyusuri hutan untuk mencari Raizel, Yuder dan Hamel, dia khawatir kepada mereka, sangat khawatir...
Dia sedikit menangis ketika dia berlari, akhirnya dia kelelahan, dia duduk di sebuah pohon dan bersandar di situ... Memeluk kedua kakinya sendiri...
"Zel... Yud... Ham... Kalian di mana... Aku takut... Aku takut sendirian..."
Dia berkata dengan nada putus asa...
Saat dia putus asa dan kelelahan... Dia mendengar sesuatu di semak semak dan apapun itu, itu semakin mendekati nya...
Aciel panik... Sangat panik, dia ingin lari sesegera mungkin, tetapi kakinya sudah terlalu letih untuk berlari lagi...
Dia masih menangis dan dia mencoba untuk mundur, tetapi yang di belakangnya adalah pohon... Dia tidak bisa mundur lagi
"T-Tidak...!!!"
Dia berteriak, panik dan keputusasaan menyelimuti nya
Makhluk di semak semak itu semakin mendekat... Dan akhirnya, makhluk itu keluar, dan itu adalah se ekor serigala yang sedang kelaparan... Dia melihat Aciel seperti mangsa nya... Serigala itu pun semakin mendekati Aciel...
Aciel panik
"J-Jangan mendekat!!!"
Dia berteriak, dia pun melempari serigala itu dengan sebuah batu, tapi tentu saja itu tidak berguna sama sekali... Saat serigala itu semakin mendekat, Aciel semakin panik dan ketakutan
"M-MENJAUHLAH!!"
Dia berteriak sekali lagi, berharap serigala itu takut dan menjauh, tetapi itu percuma, teriakan Aciel hanya membuat serigala itu semakin senang saja...
Serigala itu pun melompat dan mencoba menerkam Aciel, melihat itu, Aciel menutup matanya dengan sangat rapat dan berteriak
"TIDAKKKKKKK"
Tetapi tiba tiba, muncul sepasang sayap dari punggung Aciel, dan itu adalah sayap naga dalam wujud sihir berwarna ungu... Sayap itu memblokir serangan serigala itu...
Nampak serigala itu manjadi cemas...
Karena merasa dirinya tidak sakit ataupun terkena apapun, Aciel memberanikan diri untuk membuka matanya
Matanya langsung terbuka lebar saat dia melihat sayap naga dari punggungnya yang melindungi dirinya sendiri...
"A-apa-"
Dia teringat sesuatu
"S-Sayap i-ini-"
Kemudian di pengelihatan Aciel, dia seperti tersedot ke suatu ruangan, suatu dimensi, dimana dia melayang di tengah tengah kenangan dia bersama Raizel, Yuder dan Hamel sebelum terjadi perang besar...
Dia melihat kenangan itu, dimana dia dan Raizel sedang berdua saja berjalan mengelilingi kota Seraphim, kota netral yang menerima semua ras...
"Hey Aciel, mari kita ambil itu"
Raizel menunjuk ke sebuah tempat yang bertuliskan "Boneka Gratis untuk anak anak yang berteman dengan berbeda ras dengan dirinya"
Aciel menoleh ke arah yang di tunjuk Raizel, mata nya membesar seperti dia sangat senang...
Aciel pun mengangguk dengan senang
"Ayo ayo ayo!!"
Mereka pun bergandengan tangan dan berlari ke tempat itu... Kemudian mereka keluar dari tempat itu dengan satu boneka di tangan mereka masing masing, boneka itu seperti boneka pasangan sejati...
Mereka berdua terlihat sangat senang!!
Sedangkan Aciel yang melihat kenangan itu hanya bisa menangis...
Kemudian di kenangan itu, Raizel berkata
"Aku akan melindungi mu Ace, aku akan melindungi mu bersama dengan boneka kita ini!! Meskipun aku harus mengorbankan nyawaku sendiri!!"
Mendegar itu orang di sekitar mereka dari berbeda beda ras melontarkan "Awwww itu imut" Secara bersamaan, Aciel terlihat terkejut, tetapi dia kemudian tertawa
"Baiklah tuan pelindungku!! Jangan sampai aku yang melindungi mu!!"
Dia menyeringah, kemudian Raizel membalasnya dengan seringah yang sama
"Hah!! Aku yang akan melindungi mu, bukan sebaliknya!!"
Aciel pun tertawa lagi, dia terlihat bahagia, senyumannya sangat lebar di wajahnya... Kemudian dia menyodorkan jari kelingking nya kepada Raizel
"Janji?"
Dia tersenyum, kemudian Raizel meraih jari kelingking Aciel dengan jari kelingking nya dan berkata
"Janji!!"
Dan di saat itu juga lah mereka secara tidak sengaja me-resonansi-kan diri mereka ke satu sama lain...
Kemudian Yuder dan Hamel pun menghampiri mereka, Hamel kemudian berkata
"Berdua terus kalian, ga pernah ngajak kamiiiii"
Dia sedikit kesal, Yuder hanya menghela nafas
"Dia benar, kalian selalu menghabiskan waktu tanpa kami..."
Raizel dan Aciel hanya tertawa canggung sambil sambil mengusap usap bagian belakang kepala mereka sementara tangan mereka yang satunya masih memegang boneka mereka...
Kemudian Raizel mengatakan sesuatu untuk mencairkan suasana
"Bagaimana kalau kita pergi bermain sekarang, kita semua sudah berkumpul kan?"
Kemudian Aciel menambahkan
"Benar, ayo jangan buang buang waktu lagi, ada banyak yang harus di coba!!"
Mendegar itu, Hamel terlihat senang, dia sedikit melompat-lompat dan berkata
"Ayo ayo ayoo!!"
Sementara Yuder terlihat biasa saja, tapi mereka semua tau, dan Yuder pun tau, kalau dia sebenarnya sangat senang di dalam... Yuder pun mengangguk
"Ayo."
Dengan itu, mereka pun bersama menikmati semua wahana di kota Seraphim tersebut...
Kemudian, Aciel kembali ke kenyataan dan mendapatkan kembali kesadarannya
Aciel melihat kalau serigala yang tadi ingin menerkamnya sudah mati di hadapannya, tangan Aciel berlumuran darah, sepertinya dia membunuh serigala itu tanpa kontrol dari dirinya sendiri...
Kemudian dia menyentuh kepalanya sendiri, dan seperti apa yang dia duga, ada sepasang tanduk di kepalanya, sayapnya pun belum menghilang... Aciel mulai menangis lagi...
"Z-Zel... K-Kamu benar benar menepati janjimu..."
Dia berkata dengan nada gemetaran...
Dia sekarang sadar, kalau janji yang mereka buat dengan kelingking mereka semata-mata bukan sekadar janji kosong tanpa kepastian, tapi sebuah resonansi ke satu sama lain, yang berarti ada sihir dan mana milik Raizel di tubuh Aciel
Begitu pun sebaliknya, Raizel memiliki sihir dan mana milik Aciel di tubuh Raizel, dan yang melindungi Aciel secara tidak langsung adalah Raizel itu sendiri...
"A-Aku berhutang n-nyawa padamu... Zel... S-Sahabatku..."
Dia pun berbalik dan berjalan pergi dari mayat serigala itu... Sepasang tanduk dan sepasang sayap Raizel masih belum menghilang dari tubuhnya...
Dia sadar kalau dia bisa mengendalikan sayap naga itu dengan pikirannya... Sambil berjalan, dia menutupi tubuhnya dengan sayap itu...
"Aku merasa seperti Raizel sedang bersamaku... Terasa sangat... Nyaman..."
Air mata mengalir dari kedua matanya...
Setelah lama berjalan, dia sampai di sebuah goa... Bukan, tapi sebuah reruntuhan misterius dekat bukit yang menjulang tinggi... Dia penasaran dengan reruntuhan itu...
Dinding nya pun nampak rapuh, memperlihatkan seberapa tua reruntuhan itu, dia bingung kenapa elf yang lain tidak pernah menemukan reruntuhan ini...
Menyadari kekuatan Raizel masih mengalir, dia tanpa ragu memukul retakan di pintu masuk reruntuhan itu... Dan ya, itu hancur...
"Tempat macam apa ini... Aku tidak pernah melihat tempat ini..."
Dia memasuki reruntuhan itu... Dia melihat sekitar
Banyak permata permata yang berharga, tetapi itu tidak akan berguna karena permata itu tidak memiliki mana sedikit pun di dalamnya...
Ada api yang memiliki warna berbeda beda juga, biru, merah, oranye, hijau, dan ungu...
Aciel kagum sekaligus kebingungan...
Saat dia berjalan semakin dalam dan dalam, dia melihat sebuah batu raksasa dengan ukiran simbol yang aneh yang memenuhi batu itu
Aciel mendekati batu itu dan menyentuhnya... Karena tidak terjadi reaksi apa apa, Aciel kecewa
"Tidak terjadi apa apa... Apa memang butuh seseorang yang pantas?"
Dengan itu, dia pun berjalan kembali keluar, saat dia berjalan keluar, dia mengambil 1 permata berwarna ungu untuk dia simpan...
Sesampainya dia di luar reruntuhan, tiba tiba reruntuhan itu bereaksi, reruntuhan itu kembali bergabung dan membentuk suatu struktur yang konkret...
Aciel terkejut
"Apa yang terjadi?!"
Sebelum dia berkata apapun lagi, reruntuhan itu menghilang... Benar benar menghilang, kemudian muncul kalung di leher Aciel dengan gantungan kunci untuk sebuah gembok/pintu..
"K-kunci apa ini?!"
Dia memegangi kunci itu dan melihat ke tempat dimana reruntuhan itu ad sebelum nya, skrg hanya ada dinding tebing yang menjulang tinggi..
".... "
Dia pun mencoba mendekati tempat reruntuhan itu sebelumnya, tapi reruntuhan itu benar benar menghilang...
"Sebentar!!"
Dia mengambil permata yang dia simpan sebelumnya, dan itu ada, permata itu ada, yang berarti reruntuhan tadi itu nyata...
Kemudian dia menggelengkan kepalanya
"T-Tidak... Aku harus kembali, aku harus mencari Raizel dan yang lainnya, aku tidak boleh teralihkan..."
Dia kemudian tidak menghiraukan reruntuhan dan kalung itu lagi, tapi dia tetap menyimpan kalung itu...
Aciel kemudian berjalan pergi kembali dengan misi untuk mencari ketiga sahabatnya kembali dan membantu mereka melepaskan penahan yang menahan ingatan mereka tentang satu sama lain.