Setelah belajar tentang harmoni dari Sunan Bonang, Arya, Barong, dan Vassago melanjutkan perjalanan mereka ke utara, menuju kota Kudus. Nama kota itu berasal dari Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang terkenal dengan ajarannya tentang toleransi dan keharmonisan antarumat beragama. Arya merasa pelajaran ini sangat penting karena dunia yang ia hadapi penuh dengan konflik dan ketegangan.
Menuju Kota Kudus
Sepanjang perjalanan ke Kudus, Arya merenungkan pelajaran yang ia peroleh dari Sunan Bonang. Ia menyadari bahwa meskipun harmoni telah ia temukan dalam dirinya, dunia luar tetap penuh dengan perbedaan yang bisa memicu perpecahan. Barong, yang berjalan di sampingnya, memperhatikan kegelisahan Arya.
"Kau tampak gelisah," kata Barong.
Arya mengangguk. "Aku berpikir tentang semua perbedaan yang ada di dunia ini. Bagaimana mungkin semuanya hidup berdampingan dalam damai?"
"Itulah yang akan kau pelajari di Kudus," jawab Barong. "Sunan Kudus adalah contoh hidup tentang bagaimana toleransi bisa menjadi jembatan antara perbedaan."
Pertemuan dengan Sunan Kudus
Ketika Arya tiba di Kudus, ia mendapati sebuah kota yang unik. Masjid utama, Menara Kudus, memiliki arsitektur yang tidak biasa: menaranya mirip dengan candi Hindu. Pemandangan ini mengejutkan Arya, yang belum pernah melihat perpaduan budaya seperti itu sebelumnya.
Di dekat menara, seorang pria berjubah putih dengan senyuman ramah menyambutnya. "Selamat datang, Arya," kata pria itu. "Aku adalah Kudus. Aku tahu apa yang kau cari."
Arya membungkuk hormat. "Aku ingin belajar tentang bagaimana kau menciptakan harmoni di antara perbedaan."
Sunan Kudus mengangguk. "Mari kita berjalan-jalan, dan aku akan menunjukkan jawabannya."
Pelajaran Sunan Kudus: Toleransi dalam Kehidupan
Sunan Kudus membawa Arya ke sebuah pasar yang ramai. Di sana, Arya melihat orang-orang dari berbagai latar belakang Muslim, Hindu, dan lainnya, berjualan dan bekerja sama tanpa ada ketegangan.
"Lihatlah pasar ini," kata Sunan Kudus. "Mereka hidup berdampingan karena saling memahami. Tidak ada paksaan, hanya saling menghormati."
Arya memperhatikan dengan kagum. "Bagaimana kau bisa menciptakan suasana seperti ini?"
Sunan Kudus tersenyum. "Kunci toleransi adalah memahami bahwa perbedaan adalah bagian dari kehidupan. Aku tidak memaksa mereka untuk berubah, tetapi aku menunjukkan bahwa kita bisa hidup bersama tanpa melupakan kepercayaan masing-masing."
Ia kemudian menunjukkan Menara Kudus. "Arsitektur masjid ini adalah simbolnya. Aku membangun menara ini dengan elemen budaya Hindu untuk menunjukkan penghormatan pada warisan mereka. Dengan cara ini, mereka merasa dihargai, dan hati mereka terbuka untuk menerima ajaran baru."
Ujian Arya: Menyatukan Perbedaan
Sunan Kudus memberi Arya sebuah tugas. Ia diminta untuk menengahi perselisihan antara dua pedagang di pasar. Salah satu pedagang adalah seorang Muslim yang merasa barang dagangannya dicuri, sementara pedagang lainnya, seorang Hindu, bersikeras bahwa itu adalah kesalahpahaman.
Arya mendengarkan kedua belah pihak dengan sabar. Ia mencoba memahami sudut pandang mereka tanpa menyalahkan siapa pun. Setelah mendengar semuanya, Arya berkata, "Perbedaan kita tidak seharusnya memisahkan kita. Mari kita selesaikan ini dengan keadilan, bukan dengan kemarahan."
Dengan bantuan Sunan Kudus, Arya menemukan solusi yang adil. Kedua pedagang akhirnya berdamai, dan suasana pasar kembali damai.
Sunan Kudus tersenyum. "Kau telah belajar pelajaran penting hari ini. Toleransi adalah tentang mendengarkan, memahami, dan menghormati."
Hikmah dari Sunan Kudus
Dari pertemuannya dengan Sunan Kudus, Arya mendapatkan beberapa pelajaran penting:
Toleransi adalah kunci harmoni. Menghormati perbedaan adalah cara untuk menciptakan kedamaian di tengah keragaman.
Kebijaksanaan tidak selalu datang dari kekuatan, tetapi dari hati yang terbuka. Arya belajar bahwa mendengarkan dengan hati adalah langkah pertama menuju pemahaman.
Warisan budaya adalah jembatan. Sunan Kudus menggunakan simbol budaya untuk menunjukkan penghormatan, yang membuka jalan bagi dialog.
Melangkah ke Tujuan Berikutnya
Setelah beberapa hari di Kudus, Arya merasa lebih percaya diri tentang misinya. Ia berterima kasih kepada Sunan Kudus, yang memberikan sebuah pesan penting sebelum mereka berpisah.
"Ingatlah, Arya, bahwa dunia ini seperti taman. Setiap bunga memiliki warna dan keindahannya sendiri. Jangan mencoba mengubah mereka menjadi seragam, tetapi rawatlah mereka agar tumbuh bersama."
Arya, Barong, dan Vassago melanjutkan perjalanan mereka, membawa pelajaran dari Sunan Kudus dalam hati mereka. Tujuan berikutnya mulai memanggil: tempat di mana Arya akan bertemu dengan Wali Songo lainnya, yang memiliki kebijaksanaan berbeda namun sama pentingnya.
(Bersambung...)