---
Mikael duduk di pinggir jalan, menatap langit senja yang mulai memerah. Dunia terasa berat di pundaknya, apalagi setelah ayahnya yang merupakan seorang pejuang perubahan, menghilang tanpa jejak. Mikael merasa terjebak dalam rutinitas yang nggak pernah berubah—sekolah, tugas, dan kehidupan yang monoton. Dunia di luar sana terlalu kejam untuk orang seperti dia, orang yang nggak punya apa-apa.
Tapi semuanya berubah dalam satu malam.
Saat dia pulang dari sekolah, tiba-tiba muncul suara misterius di kepalanya. "Bangkit, Mikael. Temukan kekuatanmu. Fire Engine." Suara itu terdengar dalam hatinya, seakan berasal dari kedalaman dunia yang jauh. Tanpa pikir panjang, Mikael mengikuti petunjuk itu. Dia berjalan ke arah tempat yang sudah ditunjukkan oleh suara itu—sebuah bangunan tua yang sudah lama terbengkalai.
Saat ia membuka pintu, gelombang panas yang luar biasa tiba-tiba menerpa tubuhnya. Dalam sekejap, sebuah api besar menyelimuti tubuhnya, namun anehnya, Mikael merasa tidak terbakar. Justru, tubuhnya terasa lebih kuat, lebih hidup dari sebelumnya.
Tiba-tiba, sosok wanita muncul di hadapannya. Julie, dengan rambut panjang yang tergerai, mata yang tajam namun penuh misteri. "Kau akhirnya menemukan Fire Engine," katanya, suaranya tenang namun penuh kekuatan.
"Ini... apa?" Mikael bertanya, bingung dan terkejut dengan perubahan yang terjadi pada dirinya.
Julie tersenyum sedikit. "Itu adalah kekuatan yang tak banyak yang bisa mengendalikannya. Kau akan belajar, Mikael. Dunia yang kita jalani ini... hanya bisa diubah oleh mereka yang memiliki kekuatan seperti itu."
Namun, di luar sana, dunia sudah dipenuhi oleh kekuatan gelap yang berusaha merusak segala yang baik. Mikael dan Julie hanya dua dari sedikit orang yang bisa bertahan dalam kekacauan ini. Mereka harus berjuang bersama untuk menghentikan ancaman yang semakin besar, merubah takdir yang seolah sudah ditentukan.
Mikael merasa ragu. "Tapi aku cuma... remaja biasa. Bagaimana bisa aku melawan mereka?"
Julie menatapnya serius. "Karena kau punya Fire Engine di dalam dirimu. Kekuatan itu bukan hanya untuk menghancurkan, tapi juga untuk membangun kembali dunia ini."
Dengan tekad yang tumbuh perlahan di dalam dirinya, Mikael mengangguk. Jika dia bisa mengubah dunia yang kejam ini, maka dia akan melakukannya—untuk ayahnya, dan untuk semua orang yang tersesat dalam kekelaman dunia ini.
---