---
Mikael dan Julie berjalan menyusuri lorong gelap di dalam bangunan yang hampir runtuh itu. Mereka baru saja menemukan sebuah petunjuk yang bisa mengarah ke tempat keberadaan Genus, sosok yang selama ini menguasai dunia dengan kekejaman dan kekuatan gelap. Namun, semakin dekat mereka dengan tujuan, semakin terasa hawa dingin dan menekan yang mengelilingi mereka.
Tiba-tiba, sebuah suara berat menggema dari ujung lorong. "Kalian pikir kalian bisa mengalahkan Genus dengan kekuatan murahan seperti itu?" suara itu penuh dengan rasa menghina, membuat bulu roma Mikael merinding.
Dari bayangan, muncul sosok pria bertubuh besar dengan tatapan penuh kebencian. Matanya berkilau seperti besi yang dipanaskan, dan tangannya dilapisi api hitam yang menyala. "Aku adalah Karn, tangan kanan Genus. Kalian tidak akan pernah sampai padanya," katanya dengan suara serak, seperti api yang membakar tanpa ampun.
Julie segera melangkah maju, wajahnya serius. "Mikael, siapkan dirimu. Ini pertarungan pertama kita, dan kita harus menang."
Mikael menatap Julie, napasnya semakin cepat. "Aku nggak tahu apakah aku siap, Julie. Tapi aku nggak punya pilihan, kan?"
Julie mengangguk. "Kita nggak akan mundur. Ingat, kekuatanmu ada di dalam dirimu, Mikael. Gunakan itu!"
Karn tertawa dingin, lalu mengangkat tangannya. Seketika, api hitam yang ada di tangannya melesat cepat, menembus udara dengan suara berdesis. Julie langsung bergerak, menghindar dengan kecepatan luar biasa, tubuhnya berputar seolah tak terikat gravitasi. Api hitam itu menghantam dinding, menciptakan lubang besar yang mengeluarkan asap hitam pekat.
Mikael berdiri di tempat, cemas. Tiba-tiba, suara misterius itu kembali muncul di kepalanya. "Bangkit, Mikael. Kendalikan Fire Enginemu. Biarkan api itu mengalir, bukan sebagai senjata, tapi sebagai bagian dari dirimu."
Mikael merasakan panas yang membakar di dalam tubuhnya. Tanpa bisa ditahan, api biru yang terang mulai membungkus seluruh tubuhnya. Ia merasa lebih kuat, lebih cepat. Dengan satu lompatan besar, Mikael melesat ke arah Karn.
Karn melihatnya datang, dan dengan cepat meluncurkan serangan api hitamnya lagi. Tapi kali ini, Mikael bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ia menghindar dengan mudah, lalu menghantamkan tangan yang terbungkus api biru ke tubuh Karn.
Ledakan energi memekakkan telinga. Karn terpelanting, tubuhnya terbakar, namun api hitam di tubuhnya menyembuhkan luka-lukanya dengan cepat. Dia bangkit dengan marah, matanya menyala-nyala. "Kau pikir ini cukup untuk mengalahkanku, bocah?"
Julie, yang selama ini menunggu kesempatan, langsung menyerang dengan kecepatan luar biasa. Dia melemparkan serangan energi berupa ledakan api ke arah Karn, membuatnya terhenti sejenak. "Mikael, sekarang!" teriak Julie.
Dengan sepenuh hati, Mikael memusatkan kekuatannya. Api biru yang mengelilinginya menyala semakin besar, membentuk bola api yang besar dan mematikan. "Ini... ini kekuatanku!" Mikael berteriak, mengarahkan bola api itu ke arah Karn.
Karn mencoba melawan dengan api hitamnya, tetapi kali ini, api biru dari Mikael lebih kuat. Bola api itu meledak di tubuh Karn, menyebarkan panas yang luar biasa. Karn terhuyung, terjatuh, dan akhirnya ambruk ke lantai dengan tubuh terbakar. Kekuatan hitam di tubuhnya menghilang, dan Karn tergeletak tak bergerak.
Mikael terengah-engah, tubuhnya lemas, tetapi di dalam hatinya ada rasa kemenangan yang baru pertama kali dia rasakan. Julie menghampirinya, tersenyum. "Kau melakukannya, Mikael. Kau punya potensi besar. Ini baru awal."
Mikael menatap tubuh Karn yang tergeletak, dan kemudian menatap Julie. "Ini baru permulaan, kan? Genus... dia lebih kuat, kan?"
Julie mengangguk, wajahnya serius. "Genus adalah ancaman yang jauh lebih besar. Tapi dengan Fire Engine di dalam dirimu, kita bisa menghadapinya. Kita akan menggulingkan dunia yang sudah hancur ini."
Mikael merasakan semangat baru yang berkobar di dalam dirinya. "Aku nggak akan mundur. Kita akan ubah dunia ini, Julie. Kita akan melawan Genus."
---