Liora berdiri di tengah aula besar dengan senyum yang tak bisa ia sembunyikan. Gaun "Mermaid Princess" yang ia kenakan malam itu membuatnya merasa seperti seorang putri sungguhan. Sentuhan sutra lembut di kulitnya, gemerlap kristal yang memantulkan cahaya lilin, dan desain elegan gaun itu membuat setiap langkahnya terasa istimewa. Tetapi bukan hanya gaun itu yang membuat hatinya penuh. Kehadiran keluarga, teman-teman, dan tatapan kagum dari para tamu membuat malam itu menjadi lebih bermakna.
Matanya berkeliling, menyapu dekorasi yang dibuat dengan cinta. Bunga-bunga ungu dan emas menghiasi setiap sudut, lampu gantung kristal berkilauan di atas kepala, dan lantunan harpa lembut menyempurnakan suasana. Ayahnya, Eldric Carval, berdiri tak jauh bersama ibunya, Myra, memandang Liora dengan senyum bangga.
Ketika musik berhenti sejenak, suasana aula menjadi hening. Semua mata tertuju pada Liora. Saat itu, ia tahu giliran dirinya untuk memberikan sambutan. Dengan langkah anggun, ia menuju panggung kecil di tengah aula, menenangkan dirinya sebelum berbicara.
"Yang Mulia Putri Elena, para bangsawan yang terhormat, teman-teman, dan semua tamu yang hadir malam ini," ucapnya, suaranya lembut namun jelas. Senyumnya yang manis membuat suasana terasa lebih hangat. "Terima kasih telah datang untuk merayakan hari yang sangat istimewa ini bersama saya dan keluarga Carval. Kehadiran kalian semua adalah hadiah terindah yang bisa saya harapkan."
Tepuk tangan lembut menggema di aula, memberikan semangat pada Liora untuk melanjutkan.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih khusus kepada keluarga saya, yang telah bekerja keras untuk membuat malam ini begitu indah. Ayah, Ibu, Kak Roland, dan adik kecilku Lumi—kalian adalah sumber kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Segala sesuatu yang ada di sini malam ini adalah bukti cinta kalian yang tiada henti." Suaranya sedikit bergetar karena emosi, tetapi matanya tetap bersinar dengan kebahagiaan.
Ia melanjutkan, "Dan untuk kalian semua yang telah hadir, saya berharap kalian menikmati malam ini. Mari kita rayakan tidak hanya hari ulang tahun saya, tetapi juga persahabatan, kebahagiaan, dan kenangan indah yang kita ciptakan bersama. Selamat menikmati malam ini!"
Tepuk tangan meriah memenuhi aula, dan Liora merasa dadanya hangat oleh penghargaan yang ia terima. Ketika ia turun dari panggung, Lumi, dengan gaun Tutu Baby Doll berwarna kuning keemasan, mendekatinya dengan buket bunga kecil di tangannya.
"Ini untuk Kak Liora," kata Lumi dengan suara manis dan penuh semangat.
Liora berlutut, menerima buket itu dengan senyum lebar, lalu memeluk adiknya erat. "Terima kasih, Lumi. Kau membuat malam ini semakin sempurna."
Ketika Liora bangkit, Eldric dan Myra berjalan ke panggung. Suasana menjadi tenang, dan perhatian para tamu kembali terfokus.
Eldric mengambil alih sambutan, berdiri tegap dengan wibawa yang membuat semua orang diam memperhatikannya. "Baiklah, para tamu undangan yang terhormat. Saya Eldric Carval, selaku kepala keluarga Carval, mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian untuk merayakan ulang tahun ke-13 putri saya, Liora Carval."
Tepuk tangan kembali menggema, namun terhenti saat Eldric melanjutkan.
"Saya dan istri saya telah menyiapkan sebuah pertunjukan istimewa untuk putri kami dan semua tamu undangan malam ini," ucap Eldric, suaranya penuh misteri.
Beberapa pelayan mendorong benda besar yang ditutupi kain menuju panggung, sementara Jenny membawa sebuah kotak kecil berukuran lengan dan menyerahkannya kepada Myra. Aula dipenuhi bisikan-bisikan penasaran.
"Apa itu?"
"Apa mungkin... hadiah ulang tahun?"
Namun, perkataan Eldric berikutnya membuat semua orang terdiam sekaligus terkejut.
"Benda ini bukan sekadar hadiah biasa," Eldric tersenyum tipis, membiarkan ketegangan memuncak. "Ini adalah dua benda yang menjadi tanda tanya besar bagi siapa pun yang membaca Your Lie in April."
Bisikan menjadi lebih gaduh. Bahkan Liora, yang biasanya tenang, menatap ayahnya dengan mata lebar penuh antisipasi. Tangannya menggenggam gaunnya, nyaris tak percaya apa yang ia dengar.
Jenny membuka kain yang menutupi benda besar itu, memperlihatkan sebuah grand piano berkilauan yang hampir seperti terbuat dari kaca. Myra membuka kotak kecil, mengeluarkan sebuah biola indah dengan ukiran detail pada tubuhnya. Kedua benda itu tampak seperti langsung keluar dari cerita Your Lie in April.
Aula hening, hanya ada suara napas tertahan para tamu, termasuk Liora sendiri, yang matanya mulai berkaca-kaca. "Tidak mungkin..." bisiknya, hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat.