"Semangkuk tahu rebus, ayam pot besar, dan satu mangkuk nasi, terima kasih!"
Setelah memberikan menu kepada pelayan di sampingnya dan menunggu mereka mengangguk dan pergi, pandangan Chu Mo menyapu seluruh restoran, segera menemukan sosok itu.
Dia tidak mendekat untuk menyapa, tetapi setelah menarik kembali pandangannya, dia membuka laptop di depannya dan mulai mengecek emailnya.
Artikel yang dia tulis siang itu tidak lulus review, tanggapan editor adalah bahwa artikel itu terlalu banyak mengandung renungan pribadi, yang tidak sesuai dengan tema ringan dan santai majalah.
Dia membuka artikelnya dan membacanya lagi, kali ini dari perspektif pembaca murni, dan memang, masalah-masalahnya menjadi jelas.
Potongan yang telah dia lewatkan selama dua jam di kafe hari itu penuh dengan refleksi hidup, dan banyak pandangan yang dia pikir cemerlang terasa agak tidak masuk akal tanpa konteks—jadi jika ditinjau ulang, tidak hanya editornya, dia sendiri kini merasa sangat malu!
