Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Rising Moon

RabbitGrass
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
42
Views
Synopsis
Fredly Ashton memulai perjalan akan kehidupan barunya di salah satu sekolah sihir yang memuat banyak genius alumni, dan tentu saja sekolah yang memiliki edukasi terbaik. Akan tetapi kesehariannya yang berjalan dengan baik berubah jadi kekhawatiran, banyak murid yang tewas dengan hanya meninggalkan kulit dan tengkorak. Apakah kehidupan Fredly bisa berjalan dengan yang ia harapkan?

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Fredly Ashton

Harus di manakah aku memulai ceritanya? Cerita tentang perjalanan temanku yang memulai segala macam kericuhan. Baiklah. Aku akan mulai dengan saat dimana Fredly Ashton memasuki Giaula Academy

Day 1

Langkah kaki penuh semangat disertai garis senyum yang hampir menyentuh telinga itu memasuki ruangan kelas yang bertuliskan 'Regular 5'

Ia mendapati seorang wanita dengan riasan wajah tebal disertai rambut putih yang diikat satu ke atas, tidak lupa tahi lalatnya yang terletak di atas kanan mulut yang sudah dipastikan wanita ini sangatlah cerewet

Dan benar saja, kelas yang tadinya ribut bak runtunan suara petir kini hening hanya dengan suara teriakannya yang bahkan bisa membangunkan satu komplek

Mata semua murid mengarah pada wanita bernama Heyla yang tertulis pada pin kecil yang terpasang di seragam sebelah kanannya 

Heyla memberi arahan untuk seorang pria muda disampingnya, dan kini semua mata menuju padanya. Dengan jantung berdegup ia berusaha menenangkan dirinya menarik nafas dalam-dalam 

"Halo semua perkenalkan namaku Fredly Ashton, biasa dipanggil Fred atau Ed terserah kalian. Aku harap kita bisa berteman dengan baik" ucapnya dengan sigap seperti yang telah ia latih berulang kali

Fred atau Ed memiliki tinggi yang pendek dan badan yang lumayan terbentuk tetapi tidak terlalu besar, dadanya bidang, jalannya tegap tidak membungkuk seperti manusia menyedihkan lainnya.

Mata birunya yang bagaikan permata melihat kesana kemari tidak fokus serta jarinya yang meremas erat celananya menunjukkan betapa tegang dirinya 

Wanita bernama Heyla kemudian mempersilahkan Fred untuk duduk ditempat yang sudah disediakan, kakinya melangkah dengan cepat namun hati-hati. Ia melihat tempat duduk kosong yang berada di barisan keempat tengah, dengan senyum ramah ia menyapa teman sebangkunya yang akan menentukan ia akan menjadi penyendiri lagi atau mendapatkan sebuah rare item yang disebut teman

"Hai, aku Senata De Flair," sapa perempuan berambut merah segi pendek, matanya berwarna hijau terang, serta senyumnya yang indah dan ramah membuat Fred merasa diterima 

"Tapi kau dari keluarga Ashton ya, aku tidak pernah dengar nama Ashton sebelumnya," cetus salah satu lelaki yang duduk di depannya

Fred mengusap tengkuknya dengan tangan kirinya tersenyum canggung menanggapi perkataan laki-laki di hadapannya itu "iya, keluargaku memang tidak terkenal-"

"Ah, bangsawan miskin ya? Atau rakyat jelata?" Laki-laki dengan tubuh kekar serta rambut yang berwarna biru gelap tersebut memotong perkataan Fred. Ia tahu bahwa orang akan sadar akan nama keluarganya yang tidak terkenal itu, tetapi tidak dari perkataan pria yang bahkan ia tidak tahu namanya 

Senata kemudian memukul wajah pria tersebut dan memperingatinya untuk tidak mengatakan tentang hal itu dan membuat suasana menjadi canggung

Fred termangu melihat Senata yang membelanya, ia berpikir akhirnya ada seseorang dipihaknya

"Kalau bukan ya sudah," ucap laki-laki bermata garang tersebut kemudian memutar tubuhnya kembali menghadap kedepan 

"Dia Jude El Gelvondiar, biasalah keluarga El Gelovondiar mereka sombong, sebaiknya jangan berteman dengannya, atau ya, jangan bicara dengannya," jelas Senata

"Tetapi kalau kau diajak bicara dengannya lebih baik kau terlihat berani, kalau kau terlihat seperti kelinci yang ketakutan bisa-bisa kau dimangsa," lanjutnya yang diangguki oleh Fred 

Keluarga El Gelovondiar merupakan keluarga yang terkenal akan gaya bertarungnya seperti hewan buas, mereka merupakan salah satu dari keluarga pelindung kekaisaran. Dan sebagai catatan El Gelovondiar sangat tidak menyukai orang lembek terutama pria. Mereka hanya akan mengakui orang yang kuat

Fred mencatat semua penjelasan Senata di otaknya, dan ia merasa bahwa kehidupan di sekolahnya tidak akan beda jauh dengan yang sebelumnya, sendirian.

Waktu berjalan dengan para murid yang fokus dalam pembelajarannya, mengerjakan soal, dan menjawab berbagai tanya jawab dadakan

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, suara nyanyian yang bergema di seluruh ruangan menandakan bahwa pelajaran telah berakhir dan para murid dipersilahkan untuk istirahat 

"Ayo fred,"

Fredly menatap Senata dengan wajah bingung mendengar perempuan tersebut memanggilnya dengan santai

"Tidak boleh?" 

"Boleh! Boleh dengan senang hati! Bagaimana kalau aku memanggilmu Senata juga?" Tanya Fredly dengan antusias

Perempuan tersebut mengangguk "tentu saja, tetapi nama Senata terlalu panjang, panggil Sena saja" 

"Baiklah, Sena" 

Keduanya tersenyum seraya kaki mereka berjalan ke arah pantry. Satu hal yang Senata sadar adalah ternyata Fred tidak terlalu pendek, tingginya tidak beda jauh dengan Sena. Saat melihat Fred berdiri di depan kelas ia berpikir bahwa akhirnya ada seseorang yang lebih pendek darinya, itulah mengapa ia bersemangat menyapa Fred

Tetapi saat jalan berdampingan, Fred sedikit lebih tinggi dari Sena, dan itu membuatnya sedikit kesal, ia menyumpah serapah keluarganya yang memiliki ras dwarf 

Senata merupakan anak campuran dari manusia dan dwarf, keluarga dari kakeknya merupakan dwarf yang sangat bertalenta dan mempunyai kontribusi besar dalam pembuatan pedang saat perang dunia abad 1200 terjadi

Darah dari seorang dwarf sangatlah kuat sampai hampir seluruh keturunan De Flair memiliki tubuh yang pendek 

Ia tidak terlalu pendek dalam ukuran manusia tetapi lumayan tinggi bagi ukuran dwarf, yang bisa dipastikan adalah tenaga Senata yang amat besar itu terbukti saat kepala Jude El Gelvondiar ditekan dengan keras di atas lantai oleh Senata

3 menit sebelum kejadian

Fred dan Senata berjalan dengan cepat ke arah pantry, seraya Senata menjelaskan bahwa makanan diurutkan dari yang termurah; sebelah kanan dan yang termahal; sebelah kiri

Situasi tersebut secara tidak langsung memisahkan antara bangsawan tinggi dengan bangsawan jatuh dan rakyat jelata, cukup jahat

"Senata" terdengar suara berat pria dan saat ia menoleh ke sumber suara terdapat laki-kaki berambut biru gelap dan ya itu adalah Jude El Gelvondiar 

Senata memutar bola matanya malas menanggapi pria bar-bar tersebut "ada apa?"

"Ayo bertarung lagi, kemarin itu tidak dihitung karena kau melemparkan pasir ke mataku" 

Senata yang mendengarnya langsung tertawa meremehkan pria berbadan besar dihadapannya, ia mendekat kearah Jude El Gelvondiar dan menatapnya dengan tajam, meski tubuhnya pendek dibanding pria dihadapannya yang tinggi dan kekar ia tidak gentar

"Seperti yang ku bilang, peraturan kemarin tidak dihitung kar-"

"Ayo cepat selesaikan kalau begitu, jangan buang buang waktu," potong Senata, tangannya menginstruksi Fred untuk menepi agar tidak terkena hantaman saat terjadi pertarungan 

Putra ketiga dari keluara El Gelvondiar itu bersiap, seketika otot tangannya membesar "sebaiknya kau bersiap dwarfy," ucapnya tersenyum mengejek

Tidak ada 5 detik tiba-tiba badanya sudah berada di hadapan Senata serta Tangan Jude El Gelvondiar yang ia kepal bersiap memukul wajah Senata, gadis pendek tersebut

Senata langsung menepisnya dengan cepat dan langsung memukul kepala Jude El Gelvondiar ke arah lantai "JANGAN PANGGIL AKU DWARFY SIALAN"

Teriaknya melepas kekesalan terhadap ejekan dari Jude El Gelvondiar 

Retakan langsung terlihat di lantai yang membuat meja terguncang olehnya, mata para murid memandang Senata dengan terkagum-kagum oleh kekuatannya yang besar itu meskipun ia murid tahun pertama 

Belum selesai Senata mengangkat kepala Jude El Gelvondiar tetapi tidak tinggi karena ukuran badannya yang pendek itu, ia bersiap untuk melancarkan pukulan kedua yang mematikan untuk pria kurang ajar di hadapannya itu 

Tetapi disaat Senata hampir memukulnya Jude tersadar dan langsung menggenggam tangan wanita pendek di hadapannya dengan erat dan membantingnya ke lantai kemudian mengangkatnya tinggi dengan kekuatannya ia melempar Senata ke arah meja makanan yang disediakan

Senata tersebut langsung bangun dan dengan kekuatan kakinya yang cepat ia mengarahkan kepalan tangannya kearah Jude begitu juga dengan Jude 

"Berhenti"

Satu perkataan tersebut langsung membuat tubuh baik Senata dan Jude membeku terdiam 

"Kalau ingin berduel lakukan lah di ruangan duel, jangan di ruang makan" ujar perempuan berambut violet panjang lurus, kemudian kaki jenjangnya berjalan ke arah tempat duduk, ia duduk tegak dan memakan makanannya dengan elegan

"Lady Le Gane, mereka masih membatu" ujar salah satu murid dengan suara pelan tetapi bagi situasi yang sangat hening itu suaranya kencang bergema di seluruh ruangan 

Perempuan tersebut kemudian melambaikan tangannya ke arah kanan dan seketika Senata dan jude langsung kembali seperti semula

"Hey Le Gane, bisa tidak jangan ikut campur urusan orang?" Jude El Gelvondiar berjalan kearahnya seraya merapikan bajunya 

"Sudahlah jangan berurusan dengannya, gak ada gunanya juga dia" sahut salah satu teman Jude dengan kacamata besar yang membuat wajah bulatnya hampir tak terlihat

Fred kemudian berlari kearah Senata dan membantu merapikan rambutnya yang berantakan

"maaf aku tidak membantu" ujarnya merasa bersalah

Senata menggenggam lengan Fred menariknya ke arah meja makan 

"Tak apa, lagipula si sialan Jude yang mulai. Dan yah aku agak kesal dengan Runa yang tiba-tiba saja ikut campur, tapi ia tidak salah karena kami harusnya tidak berkelahi di ruang makan" 

"Runa?"

Menyadari Fred yang masih belum mengenal semua murid disini karena masih baru Senata pun menunjuk dengan matanya ke arah perempuan berambut panjang yang tengah fokus makan hidangan lobster kesukaannya 

"Dia adalah Runa Le gane, keluarga dari 'Le' aku tidak harus menjelaskan statusnya kan?" 

Fred mengangguk dengan cepat, ia menatap Runa Le Gane agak lama sampai berkontak matanya. Senata langsung menarik wajah Fred kedepan

"kalau kau ingin menjilat dengan keluarganya sebaiknya lupakan hal itu, karena tidak ada gunanya"

"Tidak- aku hanya melihatnya karena dia" Fred menghentikan ucapannya dan menunduk malu

"Karena apa?" Tanya Senata seraya memakan makanannya 

"Dia cantik" 

Dua kata tersebut langsung membuat Senata tersedak tak karuan, dengan cepat ia meminum air. Ia menarik nafasnya, kemudian tertawa terbahak-bahak 

"Astaga kayaknya kau ternyata salah satu orang yang tersihir dengan wajahnya itu ya"

"D-dia juga pintar kan? Dia sering angkat tangan di kelas, walau aku tadi mengantuk di kelas aku lihat kok!" 

Senata perlahan berhenti tertawa dan tersenyum kasihan kepada teman baru di hadapannya itu karena Fred tidak akan memiliki kesempatan

"ya sudah coba saja kalau begitu"

"C-coba apa?! Aku tidak paham maksudmu! Makan saja sana" wajah Fred seketika merah seperti kepiting rebus dan menyuapi Senata paksa untuk mengalihkan topik

"Runa Le Gane.."