Selamat Datang di Dunia Harem yang Tak Pernah Kamu Inginkan!
Darian terbangun di sebuah dunia asing, bingung dengan sekelilingnya yang terlihat begitu berbeda. Dia mengusap wajahnya, mencoba mengingat bagaimana caranya dia bisa sampai di sini. Namun, ingatannya kosong, hanya ada rasa pusing dan beberapa suara aneh yang berbisik di kepalanya.
[Selamat datang di dunia paralel! Kamu terpilih untuk menjadi Pahlawan! Kamu mendapatkan sistem Harem yang akan membantumu untuk mengalahkan musuh!]
Sistem? Harem? Apa-apaan ini? Darian berteriak, merasa kebingungan. Namun, tak ada jawaban yang masuk akal. Sebelum ia bisa bertanya lebih lanjut, suara lain muncul.
[Tugas pertama: Temui Wanita Pertama dari Haremmu! Hadapi takdirmu dengan semangat!]
Darian mendengus kesal. "Aku baru bangun di dunia asing, dan langsung dipaksa jadi pahlawan harem? Kenapa nggak ada pilihan lain, huh?"
Tiba-tiba, di hadapannya muncul seorang wanita dengan pakaian prajurit yang sangat tampak berkilau. Wajahnya serius, seolah dia sedang menunggu sesuatu yang penting.
"Aku adalah Elara, seorang ksatria dari kerajaan terdekat," kata wanita itu dengan tatapan penuh rasa hormat. "Aku telah menunggu kehadiranmu, Pahlawan Terpilih. Takdir kita terjalin sejak lama."
Darian hanya bisa menatapnya dengan tatapan kosong. "Kenapa semua orang selalu bilang 'takdir'? Aku nggak butuh takdir atau semacamnya, yang aku butuhkan cuma jawaban tentang kenapa aku bisa ada di sini."
Elara menunduk, tampak kecewa. "Mungkin kamu tidak memahami, tapi kamu harus menerima kenyataan. Aku terpilih untuk menjadi bagian dari haremmu."
Darian melongo. "Apa?"
[Tugas tambahan: Temui Wanita Kedua dari Haremmu! Tingkatkan kekuatanmu dengan membentuk hubungan dengan wanita-wanita yang datang kepadamu.]
Layar sistem kembali muncul, seakan mengabaikan kebingungan Darian yang semakin meningkat. "Lagi? Jadi ini memang sistem bodoh yang langsung mengharuskan aku bikin harem, gitu?"
Elara hanya bisa mengangguk. "Ini bagian dari takdirmu. Terima saja, kamu akan semakin kuat."
Tapi Darian tak bisa menerima kenyataan ini. Ia merasa ada sesuatu yang salah, namun sistem terus memaksanya. Setiap kali ia menentang, semakin banyak wanita yang datang, membawa janji-janji kosong dan alasan yang semakin menjengkelkan. Dan, setiap kali ia bertanya tentang cara keluar dari dunia ini, hanya ada satu jawaban yang selalu muncul: "Itu takdirmu."
"Takdir... takdir... Tak ada cara lain selain ini?" Darian berkata dengan suara serak. "Jadi, harus terus mengumpulkan wanita untuk semakin kuat, ya? Kalau menolak, jadi apa? Jadi lemah?"
Sistem hanya diam, tidak memberikan jawaban pasti.
Elara tersenyum penuh harapan, seolah yakin kalau Darian akan segera menyadari kebahagiaannya. "Jangan khawatir, Pahlawan. Ini adalah bagian dari takdirmu. Semua akan baik-baik saja."
Namun, semakin lama Darian berada di dunia ini, semakin ia merasa bahwa hidupnya telah menjadi lelucon—semua karena sistem yang memaksanya untuk membangun harem dengan cara yang semakin tidak masuk akal.