Raihan berdiri terpaku di sudut ruangan, menyaksikan dua orang tadi dengan peralatan lengkap mencoba membuka peti kaca tempat lukisan disimpan. Dadanya berdegup kencang, dan ia berusaha berpikir cepat. Apa yang harus ia lakukan? Jika melapor, risiko terbongkar bisa mengancam dirinya juga.
Namun, sebelum Raihan sempat bertindak, seseorang muncul dari balik tirai. Itu Siska. Dia mendengar suara langkah dan melihat bayangan dua orang mencurigakan. Dengan keberanian yang tak diduga, Siska langsung menegur mereka.
"Hei! Apa yang kalian lakukan di sini?" serunya.
Kedua pria itu terkejut, tetapi dengan cepat menutupi tindakan mereka. "Kami hanya memeriksa instalasi ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Siska tidak percaya begitu saja. Dia berjalan lebih dekat dan melihat alat yang mereka pegang. "Peralatan ini untuk apa? Jangan coba-coba membohongi saya!"
Raihan akhirnya memberanikan diri untuk melangkah keluar dari tempat persembunyiannya. "Aku mendengar mereka bicara tadi. Mereka mencoba mencuri lukisan itu!"
Ketegangan memuncak ketika salah satu pria mengeluarkan sesuatu dari sakunya—pisau kecil. "Jangan ikut campur kalau kau tidak ingin terluka!"
---
Di Luar Galeri
Clara, yang sedang mencari Siska karena merasa dia menghilang terlalu lama, mendengar suara ribut dari dalam galeri. Dia segera meminta bantuan keamanan dan memutuskan untuk masuk sendiri.
---
Situasi ini membawa hubungan Raihan dan Siska ke level baru, dengan kepercayaan dan rasa terima kasih tumbuh di antara mereka. Namun, ancaman dari dua pencuri ini masih jauh dari selesai, membawa cerita ke titik ketegangan baru.
Pilihan Moral: Raihan menghadapi situasi yang memaksanya mengambil tindakan berisiko.
Perkembangan Karakter Siska: Menunjukkan sisi keberanian dan tanggapannya dalam menghadapi ancaman.
Clara sebagai Penyelamat: Menghubungkan peristiwa ini dengan dinamika karakter lainnya.