Aiden ingin menggoda Arwen lebih lanjut tapi tiba-tiba membeku untuk sesaat, terkejut akan keberanian Arwen. Intensitas ciumannya tidak memberikan ruang untuk ragu-ragu. Jari-jarinya mencengkram kerah bajunya dengan erat, menariknya lebih dekat seakan ingin mengikat dirinya hanya untuknya. Tidak ada kelembutan dalam cara dia menciumnya —hanya gairah yang kuat dan tak kenal ampun yang tidak meninggalkan keraguan tentang hak atas dirinya.
Ketika Aiden menyadari kedalaman emosinya, kata-kata Jason dari sebelumnya berdengung lagi di telinganya: Dia tidak pernah berhenti mencintaimu. Mungkin pikirannya telah kehilangan ingatan tentangmu, tapi hatinya tidak pernah membiarkanmu pergi. Hanya soal waktu sebelum dia menyadari perasaan yang telah dia kubur dalam-dalam.
Kata-kata itu bergema di pikiran Aiden, menghancurkan sisa-sisa pengendaliannya. Aiden tidak bisa menahan diri untuk tidak merespons dengan semangat yang sama. Tangannya mengelus wajahnya, seirama dengan keinginannya.