"Kamu sudah tidur?"
Sintia mendengar suara Lucian, yang teredam oleh pintu kayu.
Ia bangkit dari ranjang dan dengan suara serak berkata, "Masuk."
Dengan cepat ia duduk tegak dan batuk untuk membersihkan suaranya. Ia tidak menyangka suaranya akan menjadi seperti ini karena dinginnya di teras.
Sudah berapa lama aku di sana?
Ia bertanya-tanya, tidak dapat menemukan jawaban. Kapanpun ia mengingat sepotong kenangan masa lalunya, ia akan kehilangan fokus dan lupa akan waktu dan tempat. Ia merasa terhisap kembali ke dalam momen itu lagi dan tubuhnya membeku setiap kali.
"Seharusnya aku mengenakan pakaian yang lebih hangat," pikir Sintia.
"Kamu seharusnya memakai pakaian hangat. Di ibu kota ini lebih dingin dibandingkan dengan Erion," ucap Lucian seraya perlahan mendekati wanita muda yang duduk di atas ranjang.
"Aku baik-baik saja."
"Jika kamu bilang begitu. Ada hanya satu ranjang. Jadi... aku akan tidur di lantai."
Mendengar usulan Lucian, Sintia mendengus.
