"Apa yang sedang kamu lihat?"
Suara Lucian membuat Sintia terkejut. Dia dengan cepat tersenyum ke arahnya, berusaha tidak memperlihatkan bahwa dia telah terlalu lama memandang Lucian, mencoba memahami apa yang ada dalam pikirannya.
Beberapa hari yang lalu, dia telah menginformasikan tentang kunjungan mereka yang akan datang ke istana Raja. Ketika dia menyarankan menggunakan sihir teleportasi, dia dengan tegas menolaknya. Sintia tidak bisa mengerti keengganannya.
Meskipun mantra teleportasi bukanlah hal yang umum, penggunaannya dalam pertempuran sama sekali dilarang, karena menusuk seseorang dari belakang dianggap sebagai tindakan pengecut.
Haruskah dia tidak menghargai kemudahan yang ditawarkan oleh sihir? Lagipula, sekarang mereka juga mampu menggunakannya. Mereka telah berlatih bersama selama beberapa bulan. Edric sempat menyebutkan bahwa Lucian ahli dalam sihir pertempuran, sementara Sintia memiliki kemampuan yang lebih ilahi. Penyingkapan itu mengejutkan mereka berdua.