Ketika Alexa melangkah maju, matanya tetap fokus pada Darren yang masih berdiri di tengah kerumunan, siap untuk menyapa dengan gaya khasnya yang tak pernah ragu. Namun, tepat sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, sebuah kejadian tak terduga terjadi. Tiba-tiba, seseorang yang berlari terburu-buru di belakangnya menjatuhkan mangkok besar berisi kuah bakso yang panas. Kuah merah dan sambal pedas menyembur keluar dari mangkok dan mengenai tubuh Alexa dengan keras.
"AAAA!!" Alexa berteriak kesakitan, terjatuh ke lantai karena panasnya yang membakar kulitnya. Tangannya secara refleks memegang perutnya yang terasa terbakar luar biasa.
Para siswa yang ada di sekitar mereka langsung terdiam, melihat pemandangan yang mengejutkan. Alexa jatuh ke lantai,wajahnya penuh rasa sakit. Air mata mulai mengalir di pipinya akibat luka bakar yang cukup parah. Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah reaksi orang yang menabraknya gadis berambut kepang dua dengan dandanan sedikit menor , ia seorang siswi yang baru saja bergabung dengan sekolah mereka, dengan wajah penuh rasa takut dan cemas.
Darren yang menyaksikan semuanya, merasa hatinya seakan hancur. Ketika Alexa terjatuh ke lantai, seluruh dunia terasa terbalik. Dalam sekejap, perasaan yang ia pendam selama bertahun-tahun kembali membanjiri pikirannya. Keinginan untuk melindungi gadis yang telah lama ia cintai begitu kuat, bahkan lebih kuat daripada apapun yang pernah ia rasakan sebelumnya.
Melihat Alexa menangis dengan memegangi perutnya , Darren tak bisa lagi menahan emosinya. Tangannya terkepal dengan kuat, kulit telapak tangan yang keras menegang karena amarah yang memuncak. Wajahnya yang biasanya dingin kini dipenuhi ekspresi yang tak bisa disembunyikan rasa sakit melihat orang yang ia cintai terluka begitu dalam. Matanya yang tajam berubah menjadi penuh kebencian. Ia ingin menghancurkan semua yang membuat Alexa menderita. Setiap detik yang berlalu, rasa marahnya semakin membesar. Tapi ia tahu, kini bukan waktunya untuk meledak.
"Hikss ... Hikss , alexa kenapa kamu nyenggol aku sih" ucap gadis itu dengan air mata yang membanjiri pipinya
"Woy , ngapain lo ikutan nangis Hah" ucap bika dengan suara yang sedikit meninggi
"Disini yang salah lo , bukan alexa . Jadi jangan sok tersakiti" lanjutnya dengan menatap tajam gadis tersebut
Gadis itu bernama AILEEN CLARISSA , seorang gadis berambut kuncir dua dengan dandanannya sedikit menor . dia hanya bisa menunduk dan menangis seolah olah ia yang paling tersakiti .
"B-bukan aku yang salah , hikss"
"Alexa yang salah , tadi dia nyenggol aku"tambahnya
Darren tak bisa menahan amarahnya lagi. Tanpa sadar, ia mendekat dengan langkah cepat, tubuhnya bergetar karena rasa marah yang meluap-luap.
"Tutup mulut lo!" bentak darren, suaranya keras dan tegas, penuh kebencian.
"Lo pikir Alexa salah? Lo yang salah ! Lo yang membuat dia terluka, dan sekarang lo malah nyalahin dia?!"
Aileen terdiam, air matanya semakin deras. Ia mundur beberapa langkah, seolah tak sanggup menghadapi amarah Darren. Namun, Darren tak peduli. Dalam hatinya hanya ada satu tujuan yaitu melindungi Alexa, gadis yang sudah begitu lama ia cintai.
Darren menatap Aileen dengan tajam, matanya penuh kebencian . Darren menuju ke arah alexa dan menggendong tubuh Alexa , mengangkatnya pelan-pelan, dan memutuskan untuk membawanya ke ruang kesehatan
"Sst ... Jangan nangis lagi ya , aku janji akan membalas perbuatannya" bisik Darren dengan lembut, meskipun amarahnya belum sepenuhnya reda. Ia ingin menunjukkan pada Alexa bahwa, kali ini, ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti gadis yang ia cintai. Apapun yang terjadi, ia akan selalu ada untuknya.
Darren memandang Eileen satu kali lagi, memberikan tatapan tajam yang penuh amarah.
"lo pikir bisa menghindari tanggung jawab? Ini salah lo , Aileen . lo harus bertanggung jawab atas apa yang udah lo lakuin."
Namun, Aileen yang masih menangis hanya bisa menunduk, merasa kecil di hadapan Darren.
"Aku nggak... nggak sengaja..."
Tapi Darren sudah tidak peduli dengan penyesalan Aileen. Fokusnya hanya pada Alexa, gadis yang ia cinta .Dengan hati yang berat dan penuh amarah yang belum sepenuhnya mereda, Darren membawa Alexa keluar dari kantin, langkahnya cepat namun penuh kehati-hatian. Di belakang mereka, seluruh kantin dipenuhi dengan bisik-bisik para siswa, menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi.
Aurora dan Bika, yang menyaksikan semuanya, hanya bisa saling pandang, terkejut dengan reaksi Darren yang begitu intens.
"Gila, Darren... Dia bener-bener cinta banget sama Alexa, ya?" bisik Aurora, ternganga.
Bika yang terkejut menatap mereka, tak percaya.
"Ternyata selama ini ada sesuatu yang lebih besar antara mereka, ya? Itu... itu bukan cuma perasaan biasa, kayaknya."
Aileen berdiri diam di tempatnya, menangis tersedu-sedu. ia mengusap air matanya sendiri , dan tangannya mengepal kuat
"Tunggu permainannya dimulai alexa , gue bakal pastiin darren sepenuhnya jadi milik gue" ucapnya dan langsung pergi begitu saja