Chereads / Mafia ollyxton / Chapter 3 - Bab 3

Chapter 3 - Bab 3

UKS terasa sunyi. Alexa duduk di tempat tidur pasien dengan wajah pucat, menunduk sambil memegangi perutnya yang masih terasa perih. Darren berdiri di dekat pintu, matanya terus tertuju ke arahnya. Wajahnya dingin, tapi di balik itu, emosinya bergemuruh.

"Sakitnya masih kerasa?" ucap darren , dengan nada suara yang rendah , Alexa mengangguk pelan tanpa menatap Darren .

"Iya ... tapi gue gapapa sihh , kan gue anak kuat."

Darren menatap luka bakar di perut Alexa yang diperban. Napasnya mulai terasa berat, dan emosinya makin sulit ditahan. Ia mengepalkan tangan, mencoba menenangkan diri, tapi amarahnya sudah terlalu dalam.

"kamu bilang nggak apa-apa, tapi lihat diri kamu., Alexa. kamu terluka gara-gara dia!" ucap darren dengan nada agak tinggi

"Gue udah bilang, Darren. Jangan diperpanjang. gue nggak mau bikin masalah ini lebih besar lagi."

"Ini bukan soal bikin masalah, Alexa. Ini soal kamu . kamu tuh nggak pantes diperlakuin kayak gini. aku nggak bisa diem aja!"

Alexa mengalihkan pandangannya, berusaha menahan air matanya, tapi akhirnya pecah juga. Isakannya perlahan memenuhi ruangan. Darren tertegun, melihat Alexa menangis seperti ini membuat hatinya terasa seperti dihancurkan berkeping-keping.

"gue capek... Semua orang nyalahin gue . Mereka bilang kalau gue sengaja. Mereka bilang kalu gue caper . gue nggak tahu harus gimana lagi..."

Darren merasakan dadanya sesak. Melihat Alexa menangis seperti ini membuat amarah dan rasa sakitnya memuncak.

"Dengar, Alexa. Mereka semua salah. Lo nggak salah. Lo nggak pernah salah."

"Tapi semua orang percaya dia, Darren... gue sendirian..."

"semenjak dia datang dan masuk ke kehidupan gue , semuanya berubah"

Darren tiba-tiba memegang kedua bahu Alexa, membuat Alexa terkejut. Matanya menatap Alexa dengan penuh intensitas.

"kamu nggak sendirian. kamu masih punya aku. kamu selalu punya aku"

"jangan lupakan janji aku dulu lex" lanjut darren dengan pelan nyaris tak terdengar

Alexa hanya terdiam, menatap Darren dengan air mata yang masih mengalir. Darren melepas tangannya, tapi hatinya sudah memutuskan sesuatu. Ia berdiri, wajahnya dipenuhi amarah yang sulit dikendalikan.

"Darren, mau ke mana?" ucap alexa dengan mencoba menahan darren

"Gue nggak bisa diem aja, Alexa. Gue nggak bakal biarin dia lepas tangan kayak gini."Darren berjalan ke pintu, tanpa menoleh

"Darren, tolong. Jangan bikin masalah. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa..."ucap Alexa dengan suara penuh ketakutan

Darren berhenti sejenak di depan pintu. Suara Alexa membuat hatinya tergerak, tapi rasa amarahnya terlalu besar untuk diabaikan. Ia berbalik sedikit, menatap Alexa dengan mata yang penuh kasih sayang

"kamu nggak usah khawatir. aku tahu apa yang aku lakuin. aku cuma mau kasih dia pelajaran aja , ga lebih ."

di lorong Sekolah Darren melangkah cepat menuju ruang kelas Aileen. Kepalan tangannya semakin erat setiap kali mengingat wajah Alexa yang menangis. Di dalam kelas, Aileen sedang berbicara santai dengan teman-temannya, seolah tidak ada yang terjadi.

"AILEEN!" ucap darren dan membuka pintu dengan keras hingga suaranya menggelegar

Aileen tersentak, menoleh dengan wajah bingung. Semua orang di kelas langsung terdiam, suasana mendadak tegang.

"Darren? Ada apa? Kok—" Aileen tersenyum , ia mendekat ke arah darren dan memegang tangan darren . karena ia pikir , darren ingin menanyakan keadaannya

"Lo pikir ini lucu, hah?! Lo pikir lo bisa nyakitin Alexa dan lolos gitu aja?!" ucap darren dan memotong pembicaraan dengan nada penuh amarah lalu ia menghempaskan tanggannya yang di pegang aileen membuat sang empu tersungkur

"Apa maksud kamu? Aku nggak sengaja! Itu hanya sebuah kecelakaan kecil !"

"itu semua bukan hanya salahku , tapi juga alexa karena dia menyenggolku" ucap aileen menunduk.

Darren melangkah mendekat ke arah aileen dengan langkah berat

"Kecelakaan? Serius lo bilang itu kecelakaan? Lo bawa kuah panas, tumpahin ke dia, terus lo nyalahin dia di depan semua orang?!"

"Aku nggak tahu itu bakal separah itu! Aku beneran nggak sengaja!" ucap aileen berusaha membela diri, suaranya bergetar

"Lo nggak sengaja, tapi lo malah bikin dia nangis. Lo tahu nggak luka yang lo bikin di tubuh dia nggak separah luka yang selama ini lo bikin di hati dia?" Darren menatap Aileen dengan tajam, suranya penuh dengan keemosian

Aileen terdiam, air matanya mulai mengalir. Tapi Darren tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun.

"Dengar baik-baik. Kalau lo nyentuh Alexa lagi, gue nggak peduli apa yang bakal terjadi sama lo . Gue bakal pastiin lo ngerasain rasa sakit yang lebih dari ini." ucap daren

"satu lagi , bilangin ke keluarga lo kalau semisal mereka masih berani main tangan ke alexa , siap siap kekayaan dan kebahagiaan kalian gue cabut"

Aileen hanya bisa menangis, tidak berani melawan tatapan Darren yang begitu dingin dan penuh dendam.

"Ren, udah... Jangan di sini. Lo nggak mau makin besar masalahnya." ucap reyhan mencoba menghentikan darren , karena ia tahu bahwa kekejaman darren diakui diseluruh dunia bahkan ia menyiksa orang tak tanggung tanggung

"Lo tahu apa, Rey? Lo nggak lihat Alexa nangis tadi. Kalau lo tahu, lo juga bakal lakuin hal yang sama." ucap darren tanpa menoleh, dengan suara tajam . Darrenpun langsung pergi begitu saja , membuat reyhan mengelus dada sabar

Darren kembali ke UKS dengan wajah yang masih tegang , seolah tak terjadi apa apa

"Darren, kamu ke mana? Kamu nggak—" Darren menghela napas berat, berusaha tenang

"Nggak usah pikirin, Lex. Gue cuma pastiin dia tahu apa yang dia perbuat ke lo nggak akan gue maafin."

"gue nggak mau lo terluka gara-gara gue , Darren. gue nggak mau ada hal hal yang lebih buruk terjadi."

"lo tau kan , ayah gue bisa ngelakuin apa aja yang ayah mau kalo menyangkut dia"

Darren terdiam. Ia duduk di sisi Alexa dan menatapnya dengan tatapan lembut.

"Alexa, aku nggak peduli apa yang akan terjadi sama aku . Selama kamu aman, itu lebih dari cukup buat aku."

"Tapi gue peduli! gue peduli sama lo , Darren!" ucap Alexa dengan suara penuh emosi

Darren terkejut mendengar itu. Untuk pertama kalinya, ia merasa Alexa benar-benar terbuka padanya. Ia menggenggam tangan Alexa, mencoba menenangkannya.

"Maaf kalau aku terlalu keras, Lex. Tapi aku janji, nggak ada satu pun orang yang bakal nyakitin kamu lagi. aku nggak akan biarin itu terjadi."

Alexa terisak, tapi untuk pertama kalinya ia merasa sedikit lega. Darren yang terus menggenggam tangan Alexa, bertekad untuk melindungi gadis yang ia cintai, apapun risikonya.