Bab 3 :
Arka terjaga dengan napas terengah-engah, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Perasaan aneh menguasai dirinya, antara kebingungan dan keyakinan yang baru muncul. Mimpi itu—tak hanya sebuah mimpi—adalah sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang tak bisa ia abaikan. Meskipun masih ragu, Arka merasakan bahwa hidupnya sedang dipanggil menuju takdir yang tak biasa.
Di pagi hari, setelah beristirahat sejenak, Arka memutuskan untuk membuka matanya terhadap dunia yang lebih luas. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar hidup miskin dan penuh kesulitan. Dengan kitab Suryalaya yang ia pegang erat, ia tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Namun, ia tidak bisa memberitahukan siapa pun tentang mimpi itu. Orang-orang di desanya akan menganggapnya gila.
Sambil melanjutkan pekerjaannya menggembala kambing, Arka memikirkan kembali kata-kata dari dewa yang ia temui dalam mimpinya. "Kau dipilih untuk membawa kekuatan yang lebih besar..." kalimat itu terus bergema di pikirannya. Ia merasa terperangkap antara keraguan dan harapan. Namun, ada perasaan yang semakin kuat dalam dirinya: rasa penasaran yang tak tertahankan untuk menemukan kebenaran tentang takdirnya.
Sesekali, ia membuka kitab yang ia temukan dalam mimpinya. Setiap halaman kitab itu dipenuhi tulisan-tulisan kuno, dan meskipun Arka tidak sepenuhnya memahaminya, ia merasa ada energi yang mengalir setiap kali ia menyentuhnya. Ia membalikkan halaman demi halaman dengan hati-hati, hingga akhirnya ia menemukan tulisan yang menyebutkan sebuah tempat: Gua Gunung Suryalaya.
"Di sana, kau akan menemukan kunci untuk kekuatanmu," tulisnya.
Arka tahu ini adalah petunjuk yang tidak bisa ia abaikan. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk memulai perjalanan ke tempat yang disebutkan dalam kitab itu—Gua Gunung Suryalaya. Meski tak tahu persis apa yang akan ia temui, perasaan dalam hatinya memberitahunya bahwa di sana ada jawaban.
Malam itu, Arka memberitahukan orang tuanya bahwa ia akan pergi untuk beberapa waktu. Mereka, meski cemas, tahu bahwa Arka selalu memiliki ambisi lebih dari orang kebanyakan. Dengan bekal seadanya, ia meninggalkan desa kecilnya, meninggalkan kenyamanan yang telah ia kenal selama ini.
Perjalanan menuju Gunung Suryalaya tidak mudah. Arka harus melewati hutan belantara yang lebat, menantang terjalnya jalan setapak, dan bertahan dengan sedikit bekal. Setiap langkah yang ia ambil terasa semakin berat, namun ada dorongan kuat dalam dirinya untuk melanjutkan. Ia merasa seperti ada kekuatan yang membimbingnya, meski hanya dapat ia rasakan dalam hati.
Hari-hari berlalu, dan meskipun tubuhnya lelah, Arka tidak menyerah. Ia merasa semakin dekat dengan takdirnya. Setelah beberapa hari perjalanan, Arka akhirnya sampai di kaki Gunung Suryalaya. Gunung itu tampak tinggi dan misterius, diselimuti kabut yang mengaburkan pandangan. Di tengah keheningan, Arka memulai pendakian ke puncak, mengikuti petunjuk yang ada dalam kitab.
Namun, ia tidak tahu bahwa ujian sesungguhnya baru dimulai. Di gunung ini, tantangan dan bahaya yang lebih besar menanti, dan Arka harus siap menghadapi semuanya jika ingin menemukan kekuatan yang dijanjikan oleh para dewa.
....