Lorent duduk di bawah pohon. Dia memandang Zuri, dan mungkin untuk pertama kalinya, Zuri memperhatikan kelelahan di matanya, tapi dia membenci tatapan iba yang dia berikan padanya.
"Mengapa kamu tidak menyerahkan aku kepada Khaos, kamu bisa meminta pasanganmu kembali." Zuri mengatupkan buku jari-jarinya, merasa sedikit gelisah. "Apa tujuanmu sebenarnya? Mengapa kamu membawa aku ke Istana Besar?"
Zuri menyadari bahwa dia tidak punya banyak waktu sebelum pikirannya menuntut narkoba. Dia bisa kambuh kapan saja.
Narkoba tidak hanya memberinya ilusi kebahagiaan, tetapi juga mematikan rasa sakit di perutnya, cakar dari salah satu pejuang Lorent akan menatapnya dengan sengit setiap kali dia membersihkannya. Mereka harus sudah mengambil sepotong besar dagingnya, karena perutnya sekarang terlihat sangat buruk.
