Dia merasakan suatu kekuatan di atasnya, yang memaksanya, dengan susah payah dia terjatuh berlutut, matanya terbelalak, meninggalkan warna putih di baliknya. Hal terakhir yang didengarnya adalah erangan kesakitan, hal terakhir yang dirasakannya adalah kalung itu terbakar di dada, seakan akan melelehkan daging di sekitarnya lalu mengukir ke dalam tulang di bawahnya.
Ketika kembali dia membuka matanya, bukan kegelapan malam di pantai atau Bulan yang sebelumnya bersinar di atasnya yang ia lihat. Melainkan cahaya matahari yang menembus di antara daun-daun pohon di atasnya dan dia harus menutup matanya untuk melindungi dari sinar kuning yang menusuk dari matahari di atas.
Tidak mungkin dia berada dalam ilusi lain, dia tahu bagaimana hasilnya terakhir kali. Itu tidaklah indah, baginya. Jadi apa pun yang dia lihat sekarang, dia yakin dia hanya membentur kepalanya, hanya itu. Cukup cepat, dia akan terbangun dan ini seakan-akan tidak pernah terjadi.
