Gigi Theo semakin lama semakin menekan kulitku saat dia rakus menyusu daging lembutku, aku mengejang ketika taringnya menembus kulitku, sebelum akhirnya rileks dalam pelukannya. Aku bisa merasakan lidahnya menjilat dan menyedot bekas gigitan itu saat dia meminum darahku. Aku kira ini seharusnya sakit, kata mereka gigitannya menyakitkan, tapi aku merasa euforia, kesemutan menyebar ke seluruh tubuhku, aku bisa merasakan suhu tubuhku naik meskipun dingin dari tubuhnya menekan tubuhku.
Tobias mundur selangkah menonton menunggu sampai dia berhenti, Theo melepaskan mulutnya, sebagian darahku mengalir turun bahu. Tobias mengelapkannya dengan handuk di lantai. Aku bersandar kembali ke Theo, tiba-tiba merasa agak mual. Tidak terasa seakan dia menghisap darahku lama, tapi kenapa ada efek setelahnya? Theo mengelap bibirnya dengan ibu jarinya sebelum menghisapnya ke dalam mulut, aku menatapnya pegangan tangannya di pinggangku memelukku erat ke tubuhnya.