Setelah mengalami penyiksaan seperti itu, Ellen panik secara bawah sadar di hadapan kekerasan yang tiba-tiba.
Ellen langsung teringat pada dua wanita di kantor perawat yang mencabut kuku jarinya, dan bulu matanya bergetar tanpa kendali.
Melihat ketakutan Ellen, Jamie merasa seolah hatinya dipukul keras, dan tangannya yang terangkat tinggi ke udara kehilangan tenaganya.
Dada yang berombak keras karena kemarahan, perlahan menjadi tenang.
Dia menutup lima jarinya dan perlahan mengusap rambut halus Ellen.
Sebagaimana diduga, tubuh Ellen gemetar karena insting. Rasa jijik yang mendalam membuatnya tidak bisa tenang dan menerima sentuhannya.
Jamie mengatupkan bibir dan tersenyum. Ternyata dia hanya berpura-pura di hadapannya.
Dia berpikir jika dia bertingkah seperti boneka, dia akan pergi.
"Kamu tidak tahan aku menyentuhmu?" tanya Jamie secara acuh tak acuh.
