"Tentu saja." Yvette mengangguk dengan rasa bersalah.
Yvette membantu Charlie untuk duduk di sofa. Ketika Yvette berdiri dan hendak pergi, tiba-tiba Charlie menarik tangannya.
Yvette membalikkan badan dan menatap Charlie dengan bingung.
Di bawah cahaya, fitur wajah Yvette yang tegas dan kulitnya yang terang begitu mencolok.
Wajahnya yang polos dan cantik dengan mudah membuat nafas Charlie terhenti. Di depan Yvette, Charlie harus melawan dorongan untuk tidak menindihnya.
Melihat wajah Yvette, jantung Charlie berdebar kencang, dan dia menjadi terangsang.
Charlie menelan ludah keras dan berkata, "Saya ingin minum air."
Yvette mengangguk, mengambil gelas, dan menuangkan air ke dalamnya.
Yvette juga mengambil selimut dan memakaikannya pada Charlie, memberitahu dia agar istirahat di sofa.
Setelah itu, Yvette duduk di meja kerjanya dan menyalakan komputer. Dia ingin memeriksa file dari Perusahaan Pendidikan Wabon.