Bab 3
Sudut Pandang Selena
Mobil berjalan lancar melewati hutan yang sepi, dengan guncangan sesekali. Setiap otot di tubuhku menegang saat aku duduk di dalam mobil. Aku tak berani bersandar ke belakang kursi atau bahkan bernapas keras agar tidak membuat suamiku marah.
Aku melihat bulan di langit gelap melalui jendela, berdoa diam-diam kepada dewi bulan di hatiku, tetapi aku tidak bisa menangkap pikiran apa pun. Pohon-pohon di luar jendela seperti hantu. Cabang-cabangnya putih keperakan seperti tulang, seperti topeng Charles.
Kami segera masuk ke wilayah Pak Hitam Lembah dan melanjutkan naik bukit. Kastil Charles dibangun setengah jalan di bukit. Dari kejauhan, sebuah bangunan putih murni perlahan-lahan muncul dalam pandanganku. Bendera lambang Pak Hitam Lembah berkibar di angin—itu adalah serigala hitam yang berdiri.