POV Nathan
Setelah segera berganti pakaian di belakang pohon, aku berlari menuju arah Hutan Bayangan Hantu bersama Sebastian.
Baru ketika aku melangkah ke dalam tumpukan Salju di Hutan Bayangan Hantu, aku benar-benar mengerti mengapa hutan lebat ini memiliki nama yang begitu seram dan menakutkan.
Cabang-cabang subur membentuk kanopi rapat di atas kepala, menciptakan jaringan yang hampir tidak dapat ditembus. Meskipun masih pagi, hutan terasa gelap bagai malam.
Sinar cahaya yang renggang berjuang untuk menembus celah-celahnya, menciptakan bayangan aneh dan menakutkan di atas tanah yang bersalju.
Dari kedalaman hutan, raungan binatang buas memperkuat suasana seram. Tempat ini sudah lama ditinggalkan oleh manusia.