Bab 2
Sudut Pandang Selena
Saat berjalan menyusuri lorong, rasanya seperti masih dalam mimpi. Andai saja semuanya ini tidak benar. Dengan begitu, aku tidak perlu menahan tatapan jeli orang-orang. Semua orang membicarakan mengapa pengantin di pernikahan hari ini bukanlah Stella, melainkan Selena yang kurang dikenal. Oh, dan kebanyakan mereka tidak tahu bahwa Stella telah menemukan takdir sejolinya, Ryan Green.
Kurasakan punggungku basah kuyup dan kakiku lemah seolah baru saja berlari jauh, hampir tak mampu menopang tubuhku. Mata yang menatapku, mulut yang bergerak membuka dan menutup, kepala yang berbisik di telinga satu sama lain, semuanya berputar menjadi lubang hitam, mencoba menyedotku ke jurang keabadian.
Ayah memberiku lambaian lembut. Aku menatapnya dan senyum penuh kasihnya sedikit menenangkan sarafku, tetapi pesan mentalknya kepadaku dingin bagai es.
"Jadilah pengantin yang baik. Itu kewajibanmu, atau aku akan patahkan kakimu."