POV Amber
Setelah mengakhiri pertemuan dengan ayahku, aku kembali ke kamarku dengan hati penuh duka dan kemarahan. Kamar tidur tampak sangat terawat, hampir tidak berubah sejak sebelum aku menikah. Sayangnya, pada saat itu, aku tidak lagi dapat menemukan sisi diriku yang naif dan polos di masa lalu.
Duduk di tempat tidur, aku menangis diam-diam sambil mengemas barang-barangku.
Tiba-tiba, ponselku yang terletak di dekat sana berdering—itu adalah panggilan dari Peter.
"Amber? Apa kamu baik-baik saja?"
Kata-kata penuh perhatian Peter langsung menghibur kesedihanku. Meskipun dia tidak dapat melihat wajahku pada saat itu, aku berusaha, menghapus air mata di pipiku, dan memaksa tersenyum saat menjawab lewat telepon, "Aku baik-baik saja, Peter. Kamu tidak perlu khawatir tentangku."
Peter menghela napas lega, jelas tidak menyadari petunjuk apa pun, "Itu bagus."
Kemudian, nada Peter menjadi serius, "Aku punya sesuatu yang penting untuk kuberitahu padamu, Amber."