POV Kayla
"Maaf, Harrison! Eh, Maksud saya... Pak Morris!" Setelah momen kaget yang singkat, saya tetap berlutut, dengan kepala tertunduk.
"Semua salah saya, saya telah membuang waktu Anda! Jika Anda sudah siap, kita bisa mulai..."
"Bagaimana jika saya belum siap sekarang?" Harrison mengerutkan alisnya, menggeser berat tubuhnya, dan duduk di sofa terdekat. Lalu ia mulai memerhatikan ekspresi cemas saya dengan rasa tertarik yang nyata.
"Jika Anda tidak siap sekarang, kita bisa menjadwalkan wawancara untuk lain waktu."
"Waktu lain?" Harrison mengangkat alisnya. Tiba-tiba, ia condong ke depan di sofa, dan wajah tampannya berhenti hanya beberapa inci dari wajah saya. Saya secara naluriah menahan nafas.
"Jika Anda kembali ke kantor majalah seperti ini hari ini, meskipun saya memberi Anda kesempatan lain untuk wawancara, bisa Anda pastikan bahwa pemimpin Anda masih akan mempercayakannya kepada Anda?"
"Saya... "
