Bab 58
Sudut Pandang Selena
"Jadi, begini ceritanya..."
Madelyn meringkuk di sofa dengan secangkir teh hitam di tangannya. Baru saja, dia menceritakan kisah mengapa dia ingin tinggal di kelompok kami.
Pesta semalam bukan hanya pengalihan, tetapi juga aktivitas yang sempurna bagi keluarga yang mencari kesempatan kerjasama dan pernikahan. Orang tua Madelyn sudah khawatir karena dia belum menemukan suami, sehingga mereka sangat berharap pada makan malam itu, berharap Madelyn akan menemukan pasangan di antara anak laki-laki kelas atas.
"Dewi Bulan! Aku baru 19 tahun. Mengapa mereka terburu-buru menikahkanku?" Gumamnya kepadaku.
Madelyn tidak mengerti apa yang dilakukan orang tuanya. Ini bukan pertama kalinya, dan tentu saja bukan yang terakhir, kecuali Madelyn bertemu dengan takdir sejolinya, atau orang tuanya membantu dia menemukan pasangan. Namun, perasaan digunakan sebagai alat pernikahan membuatnya sangat tidak nyaman.
