"Berlatih." Dia menjawab dengan senyum samar di wajahnya sambil membawa burung itu ke arahku dan menahannya agar aku bisa menyentuh. Dengan tangan gemetar, aku mengelus-elus bulunya sementara senyuman kecil lepas dari bibirku.
"Bulunya lembut," gumamku sambil senyumnya semakin dalam merespon ucapanku. "Fobos."
Dia menatapku sebagai tanda ia menuruti panggilanku. "Ajar aku," kataku dan dia langsung mengangguk setuju tanpa sedikit pun tanda keengganan, selalu mematuhi apa yang kuminta darinya. Dia mundur ke kandang sementara aku mendampinginya dalam diam. Jika dia yang memanduku, aku bisa belajar dan menyempurnakan bahkan hal yang paling sulit sekalipun dalam waktu singkat. Aku selalu memiliki kecenderungan untuk melakukannya saat bersamanya sejak aku masih anak anjing.
Ada sesuatu tentang dirinya yang membuatku merasa lebih kuat, lebih bijaksana seolah tidak ada yang tidak bisa aku lakukan di dunia ini.