Kami tiba di tujuan kami berikutnya, yang merupakan salah satu hotel mewah paling terkenal di kota ini. Hayden memarkir mobilnya tepat di depan pintu masuk lobi hotel di mana seorang pramutamu berjas hitam datang untuk membantu Hayden. Tanpa sepatah kata pun, Hayden meletakkan tangannya di punggung bawahku dan mulai mengarahkanku masuk ke dalam hotel.
"Jangan terlihat begitu gugup..." bisik Hayden dekat telingaku.
"Memangnya bisa apa..." balasku dengan bisikan.
Bagaimana mungkin aku tidak gugup dengan ini? Rasanya seperti aku akan mengalami keruntuhan mental atau serangan panik kapan saja. Semua tentang tempat dan situasi ini membuatku merasa tidak pada tempatnya seperti ikan di luar air.
"Hayden... Aku tidak bisa melakukan ini... Aku minta maaf sekali," bisikku sambil tiba-tiba berhenti berjalan.
"Tentu saja kamu bisa. Kamu terlihat sangat cantik malam ini, aku bisa salah mengira kamu sebagai seorang malaikat yang turun dari surga ke bumi," bisik Hayden dekat telingaku.