*Shelby*
Kami berdua terbaring lelah, keringat membentuk selaput asin di kulit kami. Jari-jariku melukis lingkaran malas di dada Michael sebelum perlahan bergerak turun. Napasnya menjadi dangkal saat ujung jari lembutku menyentuh ereksinya yang mulai mengeras.
"Sudah siap untuk ronde kedua?" bisikku dengan suara serak di telinganya.
Dia mengangguk, dan aku bergerak mendekat mengangkanginya. Dia meraih wajahku dan menempelkan bibirnya ke bibirku dengan keputusasaan yang membara. Dengan hati-hati, aku menurunkan diriku ke atasnya dan mengerang saat merasakan dia mengisi diriku sepenuhnya. Setiap inci darinya mengirim gelombang kenikmatan melalui tubuhku saat aku bergoyang melawannya, setiap gerakan merupakan godaan menggoda yang tak bisa dia tolak. Kepalaku berputar-putar dalam kenikmatan saat genggamanku mengeras di sekitar penisnya sampai kami berdua tidak bisa menyangkal intensitas saat itu.
