*Michael*
"Saya perlu kamu memberitahukan kebenaran," kata Shelby, menatapku lewat cermin di depannya.
"Tentu saja, aku akan selalu memberitahumu kebenaran," kataku, berjalan mendekatinya.
Shelby terlihat sakit, dan buku jarinya memutih saat ia memegang tepi wastafel. Saya hendak meletakkan tangan saya di punggungnya, tapi dia sedikit menghindar, jadi saya tarik tangan saya kembali dan biarkan jatuh di samping tubuh saya.
"Apakah pria yang dibunuh di Kota New York, tepat setelah Bruce diserang, apakah itu Blaine?" kata Shelby, tampak kesulitan mengeluarkan kata-katanya.
Saya menghela napas panjang, mengetahui bahwa berkata jujur tentang apa yang telah saya lakukan kemungkinan besar akan berakhir dalam pertengkaran besar dengan Shelby. Hal itu bahkan mungkin mengubah perasaannya tentang hubungan kami.
