**Sudut Pandang Ethan**
Aku menatap matanya, dan mengulang kalimatku dengan tegas. "Aku tidak bisa, tidak lagi."
Kubelai perutnya yang buncit, lalu menunjuk ayunan yang tergantung di antara semak bunga. "Bisakah kita duduk sebentar?" Aku yakin dia akan cepat lelah.
Dia mengangguk. Kami berdua menuju ayunan itu, dan aku menahannya agar dia bisa duduk dengan tenang.
Kupegang kedua kakiku di tanah sambil mencondongkan badan ke arahnya.
Membutuhkan waktu bagi diriku untuk mempersiapkan percakapan seperti ini. Aku bukan orang yang pandai berbagi pikiran, tapi aku tahu aku harus melakukannya.
Rosalie tepat di sampingku. Dia terlihat seperti makhluk menakjubkan dari dongeng. Di bawah sinar bulan, dia tampak lebih suci dan indah.
Aku telah menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi dirinya, mungkin lebih dari orang lain– namun dia masih bersedia duduk dengan ku dan mendengarkan ku.
Pada waktu yang lama, hal-hal mengerikan terjadi dalam kehidupan ku yang sulit dilupakan.