Putri Kamara tidak bisa tidur. Dia berdiri di samping jendela dan menatap keluar ke gelapnya malam.
Pikirannya dipenuhi dengan bayangan seorang lelaki yang bukan calon suaminya. Callan menguasai pikirannya.
Setiap malam, dia takut Raja akan memanggilnya untuk melaksanakan tugasnya di atas ranjangnya. Meskipun dia bukan perawan lagi, bukan berarti dia wanita yang murahan.
Dan kini, dia telah jatuh cinta, yang membuat sekadar pemikiran tentang lelaki lain yang menyentuhnya dengan cara itu membuatnya merasa jijik. Seharusnya dia mendatangi raja dan menuntut haknya untuk berada di ranjangnya dengan raja, pada musim ini.
Namun, dia hanya merasa lega ketika waktu berlalu dan raja tidak memanggilnya.
Dia juga khawatir akan Putri Danika. Penganiayaan yang dia terima sangat kejam. Danika selalu berani untuk seorang putri, itulah sebabnya dia mampu menahan rasa sakit semacam itu.
Kamara bahkan tidak bisa membayangkan itu... Hal itu mengirimkan rasa merinding di tulang belakangnya.
