Henna menatap putrinya di kereta kuda. Putri Kamara memiliki tatapan 'putri profesional' di wajahnya.
Angkuh mengangkat dagunya. Wajah yang datar tanpa senyuman. Mata lurus ke depan. Mulut terkatup rapat. Sebuah tatapan khas seorang putri.
Namun, sebuah hal tentang hubungan pelayan pribadi dengan putrinya adalah bahwa pelayan pribadi sudah sangat mengenal putrinya. Sudah bersamanya selama bertahun-tahun.
"Semuanya akan baik-baik saja, putriku." Henna mencoba mengucapkan kata-kata penghiburan.
"Menjauh dariku, Henna." Putri Kamara berseru.
Henna menonton bagaimana tangan-tangan putrinya dengan erat memegangi korset sutra dan renda yang indah yang dia kenakan.
Tangannya telah terkepal menjadi tinju sejak kereta mereka memasuki kerajaan Salem. Kekuatan genggamannya hanya bertambah seiring berjalannya perjalanan dan dia tidak membuat gerakan apapun untuk melepaskan jari-jarinya yang terkepal.
