Raja Lucien sedang menciumnya.
Pikiran itu terus berputar di kepala Danika tanpa benar-benar menembusnya. Dia terlalu terkejut, terlalu bingung.
Sapuan bibirnya awalnya ragu-ragu, sapuan mulutnya yang lamban terhadap mulutnya. Setiap otot di tubuhnya mengunci, dia mengeluarkan suara rendah di tenggoraknya yang mengirimkan gemetar ke tulang punggungnya.
Raja sedang menciumnya.
Bibirnya mengelus bibirnya lagi, menggigit dan menempel padanya hingga mereka terbuka dengan desahan. Dia memperdalam ciuman dengan dorongan lidahnya.
Akhirnya pengetahuan itu sampai juga. Raja sedang menciumnya!
Mata Danika terbuka lebar. Indranya meledak, melepaskan di setiap arah. Ciuman itu—itu adalah segala yang bisa dia bayangkan tentang ciuman dan bahkan lebih. Luar biasa. Meledak-ledak.
Jantung Danika berdegup kencang, dari kerinduan yang begitu dalam, panah kesenangan menembus uratnya saat lidahnya menyelam dalam ke mulutnya.