```
Danika terbangun keesokan harinya, bingung. Tubuhnya berat, sekelilingnya sama sekali tidak dikenal.
Dia membuka matanya dan tidak bisa mengenali di mana dia berada. Tempat mewah nan megah ini hanya dapat berarti satu tempat....
Tidak... tidak mungkin.
Dia duduk dan matanya membulat. Dia benar-benar di kamar Raja! Dia tidur di sini!
"Oh tuhan, oh tuhan, oh tuhan, oh tuhan! Apa yang telah kulakukan!?" Dia berbisik pada dirinya sendiri dalam horor yang mendalam.
Dia mengintip ke atas... ke atas... ke atas... ke puncak ranjang dan menghela napas lega. Dia tidak ada di sini. Rajanya tidak ada di sini.
Saat dia turun dari tempat tidur, peristiwa kemarin mulai teringat di kepalanya. Dibawa dari kamarnya... dipukul... dia pingsan...
Dengan kembali kenangan itu datang pengakuan akan nyeri tumpul dari punggungnya. Sakitnya tidak separah kemarin... tidak sebanyak yang dia duga.